RelationShit!

RelationShit!

greentea

5.0
Komentar
242
Penayangan
22
Bab

Hanya sebatas kontrak. Hubungan Aprilia dan juga Shaka hanya di dasari dengan kontrak. Di dalam kontrak itu, mereka berdua di larang saling jatuh cinta, dan pernyataan itu di buat oleh Shaka sendiri. ... "Satu detik gue liat lo, bikin rasa benci gue ke lo itu semakin bertambah! Kenapa gak lo aja yang mati? Kenapa harus dia? Kenapa bukan lo Aprilia!" "Iya, kenapa bukan gue aja ya, Ka? Kenapa bukan gue?" ... Selamat membaca kisah Zanata Aprilia Rose dan Sultan Shaka Gilang Reyzidan 💘 ... © Don't copy my story!

Bab 1 1. Tunangan! (Katanya)

"Siap-siap. Kita mau ketemu sama keluarga calon tunangan mu!"

Shaka langsung mengigit angin dengan gemas saat mendengar itu.

Bapaknya yang satu ini memang suka sembarangan. Baru punya anak ganteng aja langsung di jodohin sana-sini!

"Pa! Shaka gak mau! Shaka udah punya pacar!" bantah Shaka frustasi. Jika bunuh diri halal, maka Shaka akan loncat dari atas balkon kamarnya!

Sultan Cakram Reyzidan, papa dari Shaka itu menganggukkan kepalanya berulang kali.

"Oh? Nolak? Oke-oke. MA! MAMA! BUAT ANAK BARU YUK! SHAKA CORET AJA DARI KK. GAK NURUT NIH!"

Cakram tersenyum penuh kemenangan saat melihat Shaka mencak-mencak di tempatnya.

Shaka itu ganteng, wangi, idaman, pinter, masa iya di coret dari KK? Nanti kalau dirinya tidak punya uang, bisa hancur harga dirinya sebagai sultan muda!

Wanita paruh baya dengan wajah cantiknya berjalan lenggak-lenggok mendekati anak dan suaminya yang tengah bersantai di kolam renang belakang.

"Kenapa sih pa teriak-teriak?" tanya Gealin Adyana Reyzidan, Mama Shaka dengan suara cempreng khasnya.

"Ini ma! Si Shaka! Gak mau tunangan dia. Katanya sih udah punya pacar!" adu Cakram dengan nada julit khasnya. Mendengar itu Shaka berdecak.

Jujur saja, Shaka selama ini tertekan karna menjadi bahan bullyan di keluarga nya sendiri.

Wajah Gea langsung mendramatis. "Shaka? Kamu nolak sayang?" Gea mengeluarkan air mata dusta nya.

"Ma-"

"Kamu tega buat mama malu, sayang? Hm?" potong Gea tanpa memberikan Shaka membalas ucapannya. Gea menunduk sok sedih. Cakram langsung merangkul istrinya.

"Sabar sayang. Memang ini resikonya punya anak durhaka. Sabar ya sayang, sabar."

"Cih! Sok kecakepan. Muka kaya remahan peyek aja gayanya selangit! Harusnya lo itu berterimakasih karna udah di jodohin sama mama dan papa! Lo jadi terhindar dari rumor 'Shaka sang sultan muda yang belok!' Dasar gak tau terimakasih!"

Tiba-tiba gadis berumur 11 tahun dengan rambut berantakan bak singa ikut nimbrung. Dia Gialaina Adyana Reyzidan.

Pohon toge mana pohon toge? Cepat! Shaka mau gantung diri bersama para ulat dan kawan-kawan seperjuangannya! Shaka tidak kuat!

Punya bapak julit, emak tukang drama dan adik perempuan berumur 11 tahun yang punya mulut super pedas membuat Shaka rasanya ingin nekat kabur dari rumah!

Walaupun gak berani karna Shaka takut marga 'Reyzidan' nya di cabut.

"ARGH!" Shaka berteriak sembari memukul kepala sendiri.

Tiga orang yang menjadi tersangka menatap horor Shaka.

Gia langsung bertepuk tangan. "Yes! Ma! Pa! Abang kerasukan! Iket dong iket!" seru Gia heboh.

"Eh jangan di ikat kasian atuh!" Protes Gea.

"Buang aja udah biar sekalian!" lanjut Gea sembari cengengesan.

"Heh!" tegur Cakram penuh peringatan.

Shaka berbinar, laki-laki dengan wajah songong itu berharap papa nya waras untuk kali ini saja!

"Jangan kaya gitu! Tali mahal! Kalau buang ke tempat jauh juga jalannya pake bensin! Buang-buang duit! Sekalian aja jual! Semalem ada tante-tante yang pengen cari sugar baby!" Usul Cakram dengan alis yang di naik-turun kan.

Shaka langsung merosot di lantai. Tatapannya kosong. Help! Dia benar-benar depresi saat ini!

"Ya Allah. Shaka kan ganteng, wangi, rajin mandi, rambut item keren. Duit juga banyak. Kenapa harus menjadi bahan bullyan? Apakah ini ujian orang ganteng? Kalau iya gak papa. Shaka bersyukur. Gak mau ngeluh karna Shaka emang ganteng. Ganteng sekali. Ganteng banget. Terlalu ganteng!"

-RELATIONSHIT!-

Gedubrak!

"Ck! Siapa ni yang naro pintu di sini? Mana gede banget lagi! Lo kira lo keren ngalangin jalan kaya gini hah? Gue jual juga ni pintu!" Gadis dengan stelan dress putih tulang dan rambut yang di gerai itu terus mengomeli pintu yang baru saja membuat keningnya benjol.

Dirinya tak habis fikir, kenapa pintu ini di taruh di depan rumah? Kan kasian kening nya jadi benjol.

"Kamu ngapain, Aprilia?" Suara lembut yang berbeda jauh darinya itu membuat sang empu berbalik.

"Ciuman sama pintu!" sahut wanita yang di panggil 'Aprilia' itu ketus. Zanata Aprilia Rose, itu nama lengkap dari sosok yang sekarang tengah melipat tangannya di depan dada dengan ekspresi jutek.

Zayana Keila Juli, gadis itu tertawa kecil.

"Emang bisa?" tanya Juli geli.

"Gak usah sok imut! Jauh-jauh sana! Ntar virus penyakitan lo nular ke gue lagi!"

Juli langsung melunturkan senyum nya lalu menunduk.

"Maaf," kata Juli sembari tersenyum tipis.

"Ya udah, aku duluan ke mobil ya. Kamu juga nyusul. Mama sama papa udah nungguin."

"Cot! Sana pergi!" usir Aprilia tak suka. Jika boleh jujur, Aprilia benci sekali dengan gadis penyakitan yang selalu membuat April dalam kondisi sulit itu.

Penyakitan, nyusahin, manja pula! Kadang April berpikir, kenapa Juli bisa kuat hidup di saat dirinya menjadi beban bagi banyak orang?

April terkekeh sinis. "Dasar hama!"

-RELATIONSHIT!-

Suasana di restoran ternama yang ada di Jakarta terasa begitu dingin dan tegang. Dua keluarga itu sedari tadi fokus mengunyah hidangan yang tersaji untuk sekedar menyusutkan hawa-hawa negatif yang terjadi saat ini.

Berbeda dari orang-orang yang berada di sekitarnya, Aprilia malah dengan santai memakan makanannya tanpa merasa terintimidasi oleh situasi.

"Kamu Aprilia?" Suara cempreng tapi terdengar seperti di buat sok anggun itu membuat sang pemilik nama mengangkat kepalanya sekilas lalu kembali fokus makan.

Kalau sudah tau kenapa masih bertanya? Begitu pikir Aprilia seraya tersenyum sinis dalam diam.

Jujur saja, Aprilia tipe orang yang tak suka berbasa-basi. Kalau tidak penting ya akan dirinya acuhkan. Terkesan tidak sopan memang, tapi mau bagaimana lagi? Sejak kecil Aprilia tidak pernah di ajari caranya bersikap. Maka dari itu dia menjadi pribadi yang suka seenaknya.

Kalau di rasa benar maka akan Aprilia jalani walaupun banyak kritikan. Dan jika ada yang tak suka maka akan Aprilia buat babak belur detik itu juga.

"Aprilia, kamu di tanyain loh sama Tante Gea." Ini Mayang Selina. Mama Aprilia. Salah satu alasan yang membuat Aprilia rasanya tak betah untuk bernafas.

"Oh masa? Sori gak denger. Maaf tante," sahut Aprilia sambil tersenyum paksa ke arah Gea. Semuanya melongo mendengar balasan dari April.

"Bersikap yang sopan, Aprilia!" desis Evan Malik, papa April kepada sang anak sulung.

"Kurang sopan apasih pa?" April terlihat jengah di tengah kondisi ini.

Evan menggeram tertahan melihat respon April. Dia langsung melayangkan senyum tak enak kepada keluarga 'Reyzidan'

"Maafkan anak saya. Dia memang tidak pernah bisa bersikap sopan. Anak sulung saya ini liar. Sekali lagi saya minta maaf."

"Keliatan sih. Modelan cewek gak bener."

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Dari Istri Tercampakkan Menjadi Pewaris Berkuasa

Dari Istri Tercampakkan Menjadi Pewaris Berkuasa

Gavin
5.0

Pernikahanku hancur di sebuah acara amal yang kuorganisir sendiri. Satu saat, aku adalah istri yang sedang hamil dan bahagia dari seorang maestro teknologi, Bima Nugraha; saat berikutnya, layar ponsel seorang reporter mengumumkan kepada dunia bahwa dia dan kekasih masa kecilnya, Rania, sedang menantikan seorang anak. Di seberang ruangan, aku melihat mereka bersama, tangan Bima bertengger di perut Rania. Ini bukan sekadar perselingkuhan; ini adalah deklarasi publik yang menghapus keberadaanku dan bayi kami yang belum lahir. Untuk melindungi IPO perusahaannya yang bernilai triliunan rupiah, Bima, ibunya, dan bahkan orang tua angkatku sendiri bersekongkol melawanku. Mereka memindahkan Rania ke rumah kami, ke tempat tidurku, memperlakukannya seperti ratu sementara aku menjadi tahanan. Mereka menggambarkanku sebagai wanita labil, ancaman bagi citra keluarga. Mereka menuduhku berselingkuh dan mengklaim anakku bukanlah darah dagingnya. Perintah terakhir adalah hal yang tak terbayangkan: gugurkan kandunganku. Mereka mengunciku di sebuah kamar dan menjadwalkan prosedurnya, berjanji akan menyeretku ke sana jika aku menolak. Tapi mereka membuat kesalahan. Mereka mengembalikan ponselku agar aku diam. Pura-pura menyerah, aku membuat satu panggilan terakhir yang putus asa ke nomor yang telah kusimpan tersembunyi selama bertahun-tahun—nomor milik ayah kandungku, Antony Suryoatmodjo, kepala keluarga yang begitu berkuasa, hingga mereka bisa membakar dunia suamiku sampai hangus.

Balas Dendam Kejam Sang Mantan

Balas Dendam Kejam Sang Mantan

Gavin
5.0

Perusahaanku, CiptaKarya, adalah mahakarya dalam hidupku. Kubangun dari nol bersama kekasihku, Baskara, selama sepuluh tahun. Kami adalah cinta sejak zaman kuliah, pasangan emas yang dikagumi semua orang. Dan kesepakatan terbesar kami, kontrak senilai 800 miliar Rupiah dengan Nusantara Capital, akhirnya akan segera terwujud. Lalu, gelombang mual yang hebat tiba-tiba menghantamku. Aku pingsan, dan saat sadar, aku sudah berada di rumah sakit. Ketika aku kembali ke kantor, kartu aksesku ditolak. Semua aksesku dicabut. Fotoku, yang dicoret dengan tanda 'X' tebal, teronggok di tempat sampah. Saskia Putri, seorang anak magang yang direkrut Baskara, duduk di mejaku, berlagak seperti Direktur Operasional yang baru. Dengan suara lantang, dia mengumumkan bahwa "personel yang tidak berkepentingan" dilarang mendekat, sambil menatap lurus ke arahku. Baskara, pria yang pernah menjanjikanku seluruh dunia, hanya berdiri di sampingnya, wajahnya dingin dan acuh tak acuh. Dia mengabaikan kehamilanku, menyebutnya sebagai gangguan, dan memaksaku mengambil cuti wajib. Aku melihat sebatang lipstik merah menyala milik Saskia di meja Baskara, warna yang sama dengan yang kulihat di kerah kemejanya. Kepingan-kepingan teka-teki itu akhirnya menyatu: malam-malam yang larut, "makan malam bisnis", obsesinya yang tiba-tiba pada ponselnya—semua itu bohong. Mereka telah merencanakan ini selama berbulan-bulan. Pria yang kucintai telah lenyap, digantikan oleh orang asing. Tapi aku tidak akan membiarkan mereka mengambil segalanya dariku. Aku berkata pada Baskara bahwa aku akan pergi, tetapi tidak tanpa bagianku sepenuhnya dari perusahaan, yang dinilai berdasarkan harga pasca-pendanaan dari Nusantara Capital. Aku juga mengingatkannya bahwa algoritma inti, yang menjadi alasan Nusantara Capital berinvestasi, dipatenkan atas namaku seorang. Aku melangkah keluar, mengeluarkan ponselku untuk menelepon satu-satunya orang yang tidak pernah kusangka akan kuhubungi: Revan Adriansyah, saingan terberatku.

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku