Ibu Susu Bayi Presdir

Ibu Susu Bayi Presdir

Zeaauthor

5.0
Komentar
4.1K
Penayangan
37
Bab

Lima tahun lalu, Liana menghabiskan satu malam dengan seorang pria misterius yang kemudian menghilang tanpa jejak. Ia tidak pernah tahu siapa pria itu-sampai hari pertamanya bekerja sebagai sekretaris di Alvaro Corp. Di balik meja CEO, berdiri Ethan Alvaro. Pria yang sama. Ayah dari anaknya. Namun, Ethan tidak mengenalinya. Baginya, Liana hanyalah pegawai baru yang bisa dipecat kapan saja. Tapi saat rahasia yang selama ini Liana sembunyikan mulai terungkap, pria itu semakin sering muncul di hidupnya-dengan tatapan penuh kecurigaan. Liana berusaha menjauh, tetapi Ethan tidak membiarkannya. "Apa yang kau sembunyikan dariku?" Ketika kebenaran akhirnya terungkap, akankah Ethan menerima kenyataan bahwa ia telah menjadi ayah? Ataukah ia akan merebut Noel dari Liana?

Bab 1 Setelah lima tahun

Langkah kaki Liana menggema di sepanjang koridor luas perusahaan Alvaro Corp. Ini adalah hari pertamanya sebagai sekretaris baru di salah satu perusahaan terbesar di negara ini. Tangannya mencengkeram map dengan erat, berusaha menenangkan dirinya.

Bukan pekerjaannya yang membuatnya gugup. Melainkan fakta bahwa ia akan bertatap muka dengan pria yang selama ini hanya ada dalam kenangannya.

Pria yang tanpa ia sadari, telah mengubah hidupnya lima tahun lalu.

Liana menarik napas dalam-dalam, mencoba mengendalikan debaran jantungnya. Ia mengetuk pintu kayu besar yang menjulang di hadapannya.

Tok, tok, tok!

"Masuk," suara berat dan dalam terdengar dari dalam ruangan.

Jantungnya semakin berdebar. Dengan hati-hati, ia membuka pintu dan melangkah masuk.

Saat matanya bertemu dengan pria yang duduk di balik meja kerja besar, dunia terasa berhenti berputar.

Liana tercekat.

Pria itu...

Ethan Alvaro.

Pria yang pernah bersamanya di malam itu.

Pria yang tanpa ia sadari... adalah ayah dari anaknya.

---

Lima tahun lalu...

Liana masih ingat malam itu dengan jelas. Pesta perusahaan yang diadakan di hotel mewah, suasana hangat dengan alunan musik jazz yang lembut. Ia tidak berniat tinggal lama, tetapi rekan-rekannya memaksanya untuk ikut.

Saat ia keluar untuk mencari udara segar di balkon, seorang pria datang menghampirinya.

"Tampaknya kau juga tidak suka keramaian," katanya dengan suara rendah.

Liana menoleh. Pria itu tinggi, mengenakan jas hitam yang elegan. Cahaya lampu membuat fitur wajahnya terlihat tajam dan sempurna-rahang tegas, mata tajam, dan bibir tipis yang membentuk senyum samar.

"Aku hanya tidak terlalu suka pesta yang berisik," jawab Liana dengan canggung.

Pria itu menyandarkan tangannya di pagar balkon, menatap langit malam. "Begitu juga aku," gumamnya.

Liana menoleh, mengamati wajah pria itu lebih lama. Ada sesuatu yang berbeda darinya. Cara ia berbicara, cara ia menatapnya...

"Apa kau sering datang ke pesta seperti ini?" tanyanya, mencoba memecah keheningan.

"Tidak. Ini pertama kalinya aku merasa ingin tinggal lebih lama." Pria itu meliriknya, sudut bibirnya sedikit tertarik.

Liana merasakan kehangatan menjalar di pipinya.

Mereka mengobrol untuk beberapa saat, dan untuk pertama kalinya dalam hidupnya, Liana merasa nyaman dengan seseorang. Pria itu memiliki aura yang kuat, namun ada sesuatu dalam tatapan matanya yang membuat Liana merasa aman.

Satu hal mengarah ke hal lain.

Malam itu berakhir dengan cara yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Dan keesokan paginya, pria itu menghilang tanpa jejak.

Liana mencoba mencari tahu siapa dia, tetapi satu-satunya hal yang ia tahu hanyalah namanya-Ethan.

Beberapa minggu kemudian, hidupnya berubah selamanya. Ia hamil.

Dan sekarang, setelah bertahun-tahun, pria itu berdiri di depannya...

Yang lebih buruk, Ethan sama sekali tidak mengenalinya.

---

"Siapa kau?" suara Ethan terdengar tegas, membuyarkan lamunannya.

Liana berusaha menguasai dirinya. "Liana Evans. Saya sekretaris baru Anda, Tuan Alvaro."

Ethan menyipitkan mata, mengamati wanita di depannya. Ada sesuatu yang terasa familiar, tapi ia tidak bisa mengingatnya. Namun, ia bukan tipe pria yang membuang waktu untuk hal-hal sepele.

"Baik," katanya akhirnya. "Aku tidak suka kesalahan. Aku menuntut kesempurnaan. Jangan buat aku kecewa."

Liana mengangguk. "Saya mengerti, Tuan."

Hanya itu?

Liana tidak tahu apakah ia harus merasa lega atau kecewa karena pria itu benar-benar tidak mengingatnya.

Ethan menutup dokumen di mejanya, lalu bersandar di kursinya. "Apa kau punya pengalaman menjadi sekretaris eksekutif sebelumnya?"

Liana menelan ludah, mencoba mengalihkan pikirannya dari keterkejutan barusan. "Saya pernah bekerja sebagai asisten manajer di perusahaan sebelumnya, jadi saya cukup familiar dengan tugas-tugas administratif," jawabnya dengan nada setenang mungkin.

Ethan menatapnya lebih lama dari yang seharusnya. Mata pria itu mengintimidasi, tajam, dan seakan mampu membaca kebohongan sekecil apa pun.

"Aku tidak butuh seseorang yang hanya 'cukup familiar'," katanya dingin. "Aku butuh seseorang yang sempurna."

Liana mengepalkan tangannya di balik map yang ia bawa. Ia tahu betapa kerasnya dunia korporat. Tidak ada tempat bagi orang yang lemah.

"Saya akan melakukan yang terbaik," jawabnya mantap.

Ethan tidak mengatakan apa-apa selama beberapa detik, lalu akhirnya mengangguk. "Baik. Mulai hari ini, kau bekerja di bawah kendaliku. Aku tidak suka orang yang lamban atau ceroboh. Jika kau membuat kesalahan, kau bisa keluar dari sini kapan saja."

Liana menelan ludah. "Saya mengerti, Tuan Alvaro."

"Bagus."

Ethan menatap layar laptopnya, mengisyaratkan bahwa percakapan mereka telah selesai.

Liana mengangguk sopan dan berbalik menuju pintu. Namun, sebelum ia bisa keluar, ponselnya bergetar di dalam tasnya.

Ia merogoh tasnya dengan cepat dan melihat pesan dari pengasuh putranya, Noel.

"Noel demam. Aku sudah memberinya obat, tapi dia terus memanggil 'Papa' dalam tidurnya."

Liana berhenti di tempat.

Tangannya sedikit gemetar saat menggenggam ponselnya.

Papa...

Kata itu menghantam hatinya lebih keras dari yang ia bayangkan.

Dalam sekejap, pikirannya melayang ke wajah mungil Noel-mata bulatnya yang jernih, hidung kecilnya, dan senyum khasnya yang mirip dengan...

Liana mencuri pandang ke arah Ethan.

Pria itu masih menatap layar laptopnya, tampak tidak peduli dengan keberadaannya.

Jika ia memberi tahu pria itu sekarang... apa yang akan terjadi?

Tapi tidak, Liana tidak bisa.

Tidak semudah itu.

Ia menggigit bibirnya dan segera memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas.

Tidak ada yang boleh tahu. Terutama Ethan Alvaro.

Namun, satu hal yang tidak ia sadari... sejak tadi, Ethan sempat meliriknya sekilas.

Alis pria itu sedikit berkerut.

"Apa yang sebenarnya disembunyikan wanita ini?"

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Gairah Liar Perselingkuhan

Gairah Liar Perselingkuhan

kodav
5.0

Kaindra, seorang pria ambisius yang menikah dengan Tanika, putri tunggal pengusaha kaya raya, menjalani kehidupan pernikahan yang dari luar terlihat sempurna. Namun, di balik semua kemewahan itu, pernikahan mereka retak tanpa terlihat-Tanika sibuk dengan gaya hidup sosialitanya, sering bepergian tanpa kabar, sementara Kaindra tenggelam dalam kesepian yang perlahan menggerogoti jiwanya. Ketika Kaindra mengetahui bahwa Tanika mungkin berselingkuh dengan pria lain, bukannya menghadapi istrinya secara langsung, dia justru memulai petualangan balas dendamnya sendiri. Hubungannya dengan Fiona, rekan kerjanya yang ternyata menyimpan rasa cinta sejak dulu, perlahan berubah menjadi sebuah hubungan rahasia yang penuh gairah dan emosi. Fiona menawarkan kehangatan yang selama ini hilang dalam hidup Kaindra, tetapi hubungan itu juga membawa komplikasi yang tak terhindarkan. Di tengah caranya mencari tahu kebenaran tentang Tanika, Kaindra mendekati Isvara, sahabat dekat istrinya, yang menyimpan rahasia dan tatapan menggoda setiap kali mereka bertemu. Isvara tampaknya tahu lebih banyak tentang kehidupan Tanika daripada yang dia akui. Kaindra semakin dalam terjerat dalam permainan manipulasi, kebohongan, dan hasrat yang ia ciptakan sendiri, di mana setiap langkahnya bisa mengancam kehancuran dirinya. Namun, saat Kaindra merasa semakin dekat dengan kebenaran, dia dihadapkan pada pertanyaan besar: apakah dia benar-benar ingin mengetahui apa yang terjadi di balik hubungan Tanika dan pria itu? Atau apakah perjalanan ini akan menghancurkan sisa-sisa hidupnya yang masih tersisa? Seberapa jauh Kaindra akan melangkah dalam permainan ini, dan apakah dia siap menghadapi kebenaran yang mungkin lebih menyakitkan dari apa yang dia bayangkan?

Balas Dendam Kejam Sang Mantan

Balas Dendam Kejam Sang Mantan

Gavin
5.0

Perusahaanku, CiptaKarya, adalah mahakarya dalam hidupku. Kubangun dari nol bersama kekasihku, Baskara, selama sepuluh tahun. Kami adalah cinta sejak zaman kuliah, pasangan emas yang dikagumi semua orang. Dan kesepakatan terbesar kami, kontrak senilai 800 miliar Rupiah dengan Nusantara Capital, akhirnya akan segera terwujud. Lalu, gelombang mual yang hebat tiba-tiba menghantamku. Aku pingsan, dan saat sadar, aku sudah berada di rumah sakit. Ketika aku kembali ke kantor, kartu aksesku ditolak. Semua aksesku dicabut. Fotoku, yang dicoret dengan tanda 'X' tebal, teronggok di tempat sampah. Saskia Putri, seorang anak magang yang direkrut Baskara, duduk di mejaku, berlagak seperti Direktur Operasional yang baru. Dengan suara lantang, dia mengumumkan bahwa "personel yang tidak berkepentingan" dilarang mendekat, sambil menatap lurus ke arahku. Baskara, pria yang pernah menjanjikanku seluruh dunia, hanya berdiri di sampingnya, wajahnya dingin dan acuh tak acuh. Dia mengabaikan kehamilanku, menyebutnya sebagai gangguan, dan memaksaku mengambil cuti wajib. Aku melihat sebatang lipstik merah menyala milik Saskia di meja Baskara, warna yang sama dengan yang kulihat di kerah kemejanya. Kepingan-kepingan teka-teki itu akhirnya menyatu: malam-malam yang larut, "makan malam bisnis", obsesinya yang tiba-tiba pada ponselnya—semua itu bohong. Mereka telah merencanakan ini selama berbulan-bulan. Pria yang kucintai telah lenyap, digantikan oleh orang asing. Tapi aku tidak akan membiarkan mereka mengambil segalanya dariku. Aku berkata pada Baskara bahwa aku akan pergi, tetapi tidak tanpa bagianku sepenuhnya dari perusahaan, yang dinilai berdasarkan harga pasca-pendanaan dari Nusantara Capital. Aku juga mengingatkannya bahwa algoritma inti, yang menjadi alasan Nusantara Capital berinvestasi, dipatenkan atas namaku seorang. Aku melangkah keluar, mengeluarkan ponselku untuk menelepon satu-satunya orang yang tidak pernah kusangka akan kuhubungi: Revan Adriansyah, saingan terberatku.

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku