Wanita Simpanan Miliarder

Wanita Simpanan Miliarder

Rina Meilina

5.0
Komentar
1.1K
Penayangan
30
Bab

Amara Pratama, seorang perempuan muda berusia 24 tahun, terjebak dalam dilema hidup yang menghancurkan hati. Putranya, Aksa, yang berusia tiga tahun, membutuhkan operasi segera untuk menyelamatkan nyawanya. Di tengah keputusasaan, sebuah tawaran menghampiri dari Rendra Baskara, seorang CEO sukses namun berhati dingin. Dengan bayaran yang menjanjikan, Amara menerima pekerjaan sebagai sekretaris pribadinya, yang diam-diam menyembunyikan tugas tambahan: menjadi penghangat ranjang pria itu. Namun, tugas ini menjadi beban berat bagi Amara, terutama karena istri Rendra, Laras, adalah seorang perempuan lembut dan baik hati yang menganggapnya teman. Amara pun terseret dalam pusaran rasa bersalah yang mendalam. Saat kontrak itu berakhir, Amara berniat meninggalkan Rendra dan hidup tenang bersama putranya. Namun, segalanya menjadi rumit ketika Rendra mulai memahami bahwa Amara adalah sosok yang selama ini ia cari: cinta yang tak pernah ia sadari. Keputusan Rendra untuk meninggalkan Laras demi Amara justru membuka konflik yang lebih dalam-tentang cinta, pengkhianatan, dan pengorbanan.

Bab 1 Awal Kehancuran

Amara Pratama memandang putranya, Aksa, yang terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit. Suara mesin monitor detak jantung yang terus berbunyi perlahan menghantam hatinya seperti palu yang mengoyak-oyak harapan. Napas kecil Aksa terdengar berat, dan tubuh mungilnya dikelilingi oleh berbagai selang dan kabel yang membuatnya tampak seperti boneka rusak. Amara menggenggam tangan kecil itu erat, seolah kekuatan sentuhannya mampu mentransfer energi untuk bertahan hidup.

"Aksa kuat, ya, Nak. Mama di sini. Mama akan lakukan apa pun agar kamu sehat lagi..." bisiknya, meski suara itu hampir terkalahkan oleh isak tangis yang ia tahan mati-matian.

Seorang dokter masuk, diikuti perawat yang membawa berkas-berkas. Amara segera bangkit, berharap mendapatkan kabar baik, tapi wajah sang dokter begitu datar hingga membuat harapannya kembali runtuh.

"Bu Amara," dokter itu memulai, suaranya tegas namun terasa tajam di telinga Amara. "Kami telah mencoba berbagai cara untuk menstabilkan kondisi Aksa, tapi tumor di otaknya harus segera diangkat. Operasi ini tidak bisa ditunda lagi."

Amara menahan napas. Ia tahu ini akan terjadi, tapi mendengarnya langsung seperti mendengar lonceng kematian berdentang di telinganya.

"Berapa biayanya, Dok?" tanyanya dengan suara serak.

Dokter itu terdiam sejenak sebelum menyebutkan angka yang membuat Amara hampir kehilangan keseimbangan. **Tiga ratus juta rupiah.**

"Segera, Bu Amara. Jika lebih lama, kami tidak bisa menjamin keselamatan Aksa," lanjut dokter itu sebelum meninggalkan ruangan, meninggalkan Amara dengan kenyataan pahit yang seperti menghancurkan tulang-tulangnya.

Amara terduduk lemas di kursi. Dari mana ia harus mendapatkan uang sebanyak itu? Tabungannya habis untuk membayar rawat inap Aksa selama beberapa bulan terakhir. Tak ada keluarga, tak ada teman yang mampu menolong. Mantan suaminya? Jangan harap. Pria itu bahkan tak peduli dengan keberadaan putranya sendiri.

Amara mengusap wajahnya dengan kasar. Air matanya jatuh begitu saja, namun ia buru-buru menghapusnya. Ia tidak boleh terlihat lemah di depan Aksa, meski hatinya hancur.

Saat itulah ponselnya bergetar. Sebuah nomor tak dikenal menghubunginya. Amara ragu, tapi akhirnya menjawab panggilan itu.

"Amara Pratama?" Suara di seberang terdengar dalam dan berwibawa.

"Iya, ini saya. Maaf, ini siapa?" tanyanya bingung.

"Nama saya Rendra Baskara. Saya mendengar tentang situasi Anda dari seorang kenalan."

Amara tertegun. Nama itu bukan nama asing. Rendra Baskara adalah seorang CEO terkenal, pemilik perusahaan besar yang sering muncul di media karena kesuksesannya. Tapi mengapa pria seperti itu menghubunginya?

"Saya ingin membantu Anda," lanjut Rendra. "Tentu saja, ada syaratnya."

Jantung Amara berdegup kencang. Ia tidak bodoh. Bantuan dari seseorang seperti Rendra Baskara pasti tidak akan gratis, dan ia bisa merasakan hawa dingin dari cara pria itu berbicara, seolah semua yang keluar dari mulutnya adalah perintah yang tak bisa ditolak.

"Bagaimana caranya Anda bisa tahu tentang saya?" tanyanya dengan suara lemah, mencoba menjaga agar pikirannya tetap jernih.

"Itu tidak penting," jawab Rendra tegas. "Yang penting adalah saya bisa memberikan Anda uang yang Anda butuhkan untuk menyelamatkan anak Anda. Sebagai gantinya, Anda akan bekerja untuk saya."

"Bekerja?" Amara mengerutkan kening. "Di bidang apa?"

"Sebagai sekretaris pribadi saya."

Amara menghela napas lega. Tawaran itu terdengar masuk akal, meskipun ia merasa ada sesuatu yang aneh. Tapi apa pun itu, jika ia bisa mendapatkan uang untuk menyelamatkan Aksa, ia tidak punya pilihan lain.

"Berapa lama saya harus bekerja untuk Anda?" tanyanya akhirnya.

Rendra terdiam sejenak sebelum menjawab, "Sampai saya mengatakan cukup."

Nada itu membuat tubuh Amara merinding. Tapi ia tidak punya waktu untuk memikirkan hal lain. Aksa adalah prioritasnya.

"Saya terima."

Amara tidak tahu, keputusan itu akan menjadi awal dari lingkaran kehancuran yang lebih besar daripada yang pernah ia bayangkan.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Rina Meilina

Selebihnya

Buku serupa

Gairah Liar Ayah Mertua

Gairah Liar Ayah Mertua

Gemoy
5.0

Aku melihat di selangkangan ayah mertuaku ada yang mulai bergerak dan mengeras. Ayahku sedang mengenakan sarung saat itu. Maka sangat mudah sekali untuk terlihat jelas. Sepertinya ayahku sedang ngaceng. Entah kenapa tiba-tiba aku jadi deg-degan. Aku juga bingung apa yang harus aku lakukan. Untuk menenangkan perasaanku, maka aku mengambil air yang ada di meja. Kulihat ayah tiba-tiba langsung menaruh piringnya. Dia sadar kalo aku tahu apa yang terjadi di selangkangannya. Secara mengejutkan, sesuatu yang tak pernah aku bayangkan terjadi. Ayah langsung bangkit dan memilih duduk di pinggiran kasur. Tangannya juga tiba-tiba meraih tanganku dan membawa ke selangkangannya. Aku benar-benar tidak percaya ayah senekat dan seberani ini. Dia memberi isyarat padaku untuk menggenggam sesuatu yang ada di selangkangannya. Mungkin karena kaget atau aku juga menyimpan hasrat seksual pada ayah, tidak ada penolakan dariku terhadap kelakuan ayahku itu. Aku hanya diam saja sambil menuruti kemauan ayah. Kini aku bisa merasakan bagaimana sesungguhnya ukuran tongkol ayah. Ternyata ukurannya memang seperti yang aku bayangkan. Jauh berbeda dengan milik suamiku. tongkol ayah benar-benar berukuran besar. Baru kali ini aku memegang tongkol sebesar itu. Mungkin ukurannya seperti orang-orang bule. Mungkin karena tak ada penolakan dariku, ayah semakin memberanikan diri. Ia menyingkap sarungnya dan menyuruhku masuk ke dalam sarung itu. Astaga. Ayah semakin berani saja. Kini aku menyentuh langsung tongkol yang sering ada di fantasiku itu. Ukurannya benar-benar membuatku makin bergairah. Aku hanya melihat ke arah ayah dengan pandangan bertanya-tanya: kenapa ayah melakukan ini padaku?

Bosku Kenikmatanku

Bosku Kenikmatanku

Juliana
5.0

Aku semakin semangat untuk membuat dia bertekuk lutut, sengaja aku tidak meminta nya untuk membuka pakaian, tanganku masuk kedalam kaosnya dan mencari buah dada yang sering aku curi pandang tetapi aku melepaskan terlebih dulu pengait bh nya Aku elus pelan dari pangkal sampai ujung, aku putar dan sedikit remasan nampak ci jeny mulai menggigit bibir bawahnya.. Terus aku berikan rangsang an dan ketika jari tanganku memilin dan menekan punting nya pelan "Ohhsss... Hemm.. Din.. Desahannya dan kedua kakinya ditekuk dilipat kan dan kedua tangan nya memeluk ku Sekarang sudah terlihat ci jeny terangsang dan nafsu. Tangan kiri ku turun ke bawah melewati perutnya yang masih datar dan halus sampai menemukan bukit yang spertinya lebat ditumbuhi bulu jembut. Jari jariku masih mengelus dan bermain di bulu jembutnya kadang ku tarik Saat aku teruskan kebawah kedalam celah vaginanya.. Yes sudah basah. Aku segera masukan jariku kedalam nya dan kini bibirku sudah menciumi buah dadanya yang montok putih.. " Dinn... Dino... Hhmmm sssttt.. Ohhsss.... Kamu iniii ah sss... Desahannya panjang " Kenapa Ci.. Ga enak ya.. Kataku menghentikan aktifitas tanganku di lobang vaginanya... " Akhhs jangan berhenti begitu katanya dengan mengangkat pinggul nya... " Mau lebih dari ini ga.. Tanyaku " Hemmm.. Terserah kamu saja katanya sepertinya malu " Buka pakaian enci sekarang.. Dan pakaian yang saya pake juga sambil aku kocokan lebih dalam dan aku sedot punting susu nya " Aoww... Dinnnn kamu bikin aku jadi seperti ini.. Sambil bangun ke tika aku udahin aktifitas ku dan dengan cepat dia melepaskan pakaian nya sampai tersisa celana dalamnya Dan setelah itu ci jeny melepaskan pakaian ku dan menyisakan celana dalamnya Aku diam terpaku melihat tubuh nya cantik pasti,putih dan mulus, body nya yang montok.. Aku ga menyangka bisa menikmati tubuh itu " Hai.. Malah diem saja, apa aku cuma jadi bahan tonton nan saja,bukannya ini jadi hayalanmu selama ini. Katanya membuyarkan lamunanku " Pastinya Ci..kenapa celana dalamnya ga di lepas sekalian.. Tanyaku " Kamu saja yang melepaskannya.. Kata dia sambil duduk di sofa bed. Aku lepaskan celana dalamku dan penislku yang sudah berdiri keras mengangguk angguk di depannya. Aku lihat di sempat kagett melihat punyaku untuk ukuran biasa saja dengan panjang 18cm diameter 4cm, setelah aku dekatkan ke wajahnya. Ada rasa ragu ragu " Memang selama ini belum pernah Ci melakukan oral? Tanyaku dan dia menggelengkan kepala

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku
Wanita Simpanan Miliarder
1

Bab 1 Awal Kehancuran

15/01/2025

2

Bab 2 Nama Baskara Group terpampang besar

15/01/2025

3

Bab 3 Hari pertama Amara bekerja

15/01/2025

4

Bab 4 Bayaran pertama

15/01/2025

5

Bab 5 Apakah dia tahu tentang hubungan ini

15/01/2025

6

Bab 6 Semua ini terlalu rumit

15/01/2025

7

Bab 7 hidupnya akan berubah selamanya

15/01/2025

8

Bab 8 Terjebak dalam Cinta yang Terlarang

15/01/2025

9

Bab 9 Meski perasaan itu tak bisa hilang begitu saja

15/01/2025

10

Bab 10 Suasana hening sejenak

15/01/2025

11

Bab 11 lebih penuh penyesalan

15/01/2025

12

Bab 12 Menyembunyikan Rasa

15/01/2025

13

Bab 13 Amara merasa hatinya lebih tertekan

15/01/2025

14

Bab 14 membawa kenyataan yang tak bisa ia hindari

15/01/2025

15

Bab 15 berjuang melawan perasaan yang saling bertentangan

15/01/2025

16

Bab 16 terperangkap antara cintanya pada Aksa

15/01/2025

17

Bab 17 selalu tahu kapan ia harus memberikan ruang

15/01/2025

18

Bab 18 terhimpit di antara dua dunia yang saling bertentangan

15/01/2025

19

Bab 19 Yang ada hanya pilihan yang menorehkan luka

15/01/2025

20

Bab 20 dokter telah melakukan segala yang mereka bisa

15/01/2025

21

Bab 21 Ketika Harapan Menipis

15/01/2025

22

Bab 22 Cinta yang Terlambat

15/01/2025

23

Bab 23 cinta seorang ibu tidak akan pernah berakhir

15/01/2025

24

Bab 24 Amara tahu bahwa jalan ini masih panjang

15/01/2025

25

Bab 25 Amara menutup surat

15/01/2025

26

Bab 26 setiap menit yang ia lewati tanpa Aksa adalah derita

15/01/2025

27

Bab 27 merasakan sedikit kelegaan

15/01/2025

28

Bab 28 perjuangan untuk menemukan kembali kedamaian

15/01/2025

29

Bab 29 Ada begitu banyak luka yang terpendam

15/01/2025

30

Bab 30 Tidak ada yang mudah

15/01/2025