Wanita Simpanan Miliarder
i-pagi sekali, berusaha menghindari tatapan tajam karyawan lain. Ia sadar, posisinya sebagai sekretaris pribadi Rendra Bask
r ruangannya, mencoba mempersiapkan mental. Di atas meja, sebuah jadwal kerja telah disiapkan untuknya-rinci
dari arah lorong. Semua orang yang sedang berjalan di sekitar kantor langsung be
Amara sekilas dengan tatapan dingin, lalu masuk ke ruangannya tanpa sepatah kata. Pintu tertuterkejut, hampir menjatuhkan pena yang sedang dipegangn
at itu terdengar s
um masuk. Di dalam, Rendra duduk di kursi kulit besar, matanya tertuju pada layar komputer di
hari ini?" tanyanya tanpa basa-basi
pria itu tidak melihatnya. "Ya, P
nya merinding. "Bagus. Tapi ada satu hal lagi yang perlu kau ingat, Am
an tambahan itu sejak awal, tapi mendengarnya langsung dari mulut
ya pelan, mencoba menyembuny
rapa langkah dari Amara. "Ingat, tidak ada yang boleh tahu tentang perjanjian k
ar kencang. Rendra kembali ke mejanya, seolah tidak ada yang ter
apasnya terasa berat, dan tangannya mencengkeram meja kecil di ruanga
-
lam ia harus tetap berada di kantor hingga larut, memenuhi permintaan Rendra yang sering kali tidak ada hubungannya dengan pekerjaan.
malam, Rendra memanggilnya ke ruangan. Amara masuk, berusaha m
ndra tiba-tiba, nadanya terdengar
bingung. Ia ragu sejenak se
nuju jendela besar yang memperlihatkan pemandangan kota Jakart
ingin Rendra saat berbalik memotong semua alasan
hanya ada mereka berdua di meja besar dengan lampu-lampu gantung kristal yang mema
ang lebar, bercerita tentang perusahaannya, ambisinya, bahkan sedikit tentang masa la
atapan yang berbeda. "Aku bukan pria baik. Tapi aku juga
dak tahu bagaiman
elan, "ada sesuatu dalam dirimu yang
jebak. Ia menunduk, menyembunyikan eksp
n langkahnya di depan pintu kantor. "Ingat, Amara. Tidak ada
uk hati Amara. Tapi ia hanya mengangguk, mena
melangkah pergi, meninggalkan pria itu dengan r
yang lebih besar-bukan hanya antara dirinya dan Rend