Uang dan kekuasaan? Jalan penuh darah yang akan ku jalani.
Uang dan kekuasaan adalah dua aspek penting di dunia. Dengan uang kita mampu membeli apapun yang kita inginkan. Dengan kekuasaan kita mampu melakukan apapun yang kita inginkan. Tapi tidak semua orang bisa mendapatkan kedua hal tersebut dengan mudah. Ada yang harus bersusah payah untuk mendapatkannya, namun ada juga yang bisa mendapatkannya dengan mudah karna sebuah hak istimewa yang ia dapatkan dari keluarga. Sedangkan diriku disini, beurasaha mendapatkan uang dan kekuasaan dengan jalan yang penuh darah.
Aku, Stephen, lahir di Kota L, distrik 13, sebuah distrik yang miskin dan penuh dengan kriminalitas. Setiap harinya semua orang saling membunuh hanya untuk seonggok roti untuk makan. Pemerintah kota ini seolah menutup mata atas semua yang terjadi di distrik ini. Mereka hanya menikmati uang hasil korupsi mereka dan hanya mementingkan keuntungan mereka pribadi. Aku hidup sebatang kara tanpa orang tua dan tanpa mengetahui siapa kedua orang tuaku. Ingatan ku masa kecil hanyalah ketika diriku tinggal disebuah panti asuhan kumuh yang penuh dengan anak seumur dengan ku. 7 hari lagi umur ku akan mencapai 18 tahun. Pada saat itu juga sebuah sekte akan mengunjungi panti kamu untuk memilih salah satu anak untuk bergabung dengan mereka. Tahun sebelumnya mereka mengambil 11 orang anak dari panti kami untuk bergabung dengan mereka, namun naas mereka semua kembali ke panti kami tanpa nyawa. Diriku selalu bertanya tanya apa yang sebenarnya sekte ini lakukan diluar sana sehingga banyak nyawa yang menghilang. 7 hari menjelang umurku yang ke 18 tahun, aku lebih sering melamun diatap rumah panti kami melihat langit malam yang sangat gelap, langit di distrik kami sangat gelap karna tertutup oleh polusi yang dihasilkan dari pabrik industri di distrik kami. "sampai kapan kau akan melamun disana?", suara yang sering kali memecah lamunanku dan yang selalu mengganggu ku saat sedang melamun, ya dia adalah Jack, teman sekamar ku, lebih tepatnya salah satu dari sekian banyak teman sekamarku. "bisakah kau lebih mengecilkan suaramu? Orang orang akan terbangun bila kau berteriak sekuat itu dimalah hari", ucapku dengan sedikit kesal. Dia melihat ku dengan wajah sedikit bertanya-tanya, "akhir-akhir ini frekuensi kau melamun diatas atap rumah jauh lebih sering daripada sebelumnya, sebenarnya apa yang sedang kau pikirkan?", aku menatapnya dalam-dalam dan berkata, "apa kau pernah berpikir bagaimana cara agar kita bisa hidup dengan mewah? Atau setidalnya berpikir bagaimana cara untuk memakan daging setiap hari?", Jack kebingungan dengan apa yang aku katakan, itu bukanlah sebuah hal aneh karna bagi kami sudah bisa makan setiap hari pun merupakan sebuah kenikmatan yang tidak bisa diuraikan dengan kata-kata. "sudahlah cepat turun, kita harus beristirahat, besok kita akan membantu paman edward untuk memindahkan batu reruntuhan didekat gerbang selatan". Aku pun lekas turun dari atap rumah dan segera mengikuti Jack menuju ke kamar kami. Disepanjang lorong menuju kamar kami hanya ada penerangan dari lilin yang kadang mati tertiup angin. Ketika kami melewati kamar 5B, kaki ku merasa menginjak sebuah genangan air, reflek diriku berkata dengan kesa;, "argghh siapa yang malam malam bermain air disini, apakah mereka tidak tahu sulit untuk mendapatkan air disini". Dengan kesal aku berusaha membuka pintu kamar 5B tetapi pintunya terkunci dengan rapat. Aneh, air yang mengalir ke kakiku seperti bukan air yang biasanya, terasa lebih lengket dan kental. Jack pun kemudia mengarahkan lilin ke arah kaki ku. Kami pun terkejut ketika melihatnya, ternyata itu bukan air, itu adalah darah yang berasal dari sela sela pintu kamar 5B. Aku dan Jack pun terkejut, kami sontak lari melapor ke Madam Shelly, ia adalah kepala panti kami. Dengan nafas yang tersengal sengal kami berusaha memberitahu madam Shelly apa yang kami lihat tapi tak keluar satu patah kata pun dari mulut kami. Kami seolah membisu. Madam Shelly yang berada di depan kami pun tiba tiba terjatuh ke lantai. Darah yang sangat deras mengalir dari dahinya. Ternyata ruangan madam shelly penuh dengan gas beracun yang melumpuhkan orang yang menghirupnya. Aku dan jack berusaha pergi dari ruangan Madam Shelly. Dengan badan setengah lumpuh, Jack berusaha menyeret badan ku menuju tempat yang lebih aman tapi apalah daya, efek dari gas beracun itu pun semakin lama semakin menyebar ke seluruh tubuh kami, indra pada tubuh ku pun mulai tak berfungsi sama sekali, hanya kedua mataku yang masih dapat melihat jelas segala yang terjadi. Tiba-tiba kami berdua terjatuh tidak berdaya, tubuh kami benar benar lumpuh. Tidak beberapa lama seseorang melangkahi tubuh kami. Ia menggunakan sebuah jubah dengan gambar Kalajengking berekor tiga. Ia tersenyum mengarah kami dan ia menulis di dinding dengan darah, tulisan itu adalah, "kalian semua akan mati pada malam ini". Ia pun pergi meninggalkan kami. Tak berapa lama kemudian, seseorang menganggkat tubuh kami, membawa kami ke halaman, Jack pun menatap diriku dengan tatapan penuh ketakutan. Aku melihat anak-anak panti kami dikumpulkan disana. Semuanya tanpa terkecuali. Mereka dibariskan dalam posisi bersujud, kemudian seseorang yang menggunakan jubah bergambar kalajengking berekor tiga itu pun mengeluarkan sebuah pisau. Aku tidak tahu pasti ada berapa jumlah mereka, namun mereka lebih dari 10 orang. Dalam posisi masih dibopong oleh seseorang kami pun menyaksikan pemandangan yang sangat mengerikan. Anak-anak panti semuanya yang berbaris dipotong kedua lengan dan kaki mereka, mereka tidak dapat berteriak karna efek dari gas beracun yang benar-benar melumpuhkan mereka. Aku pun hanya dapat melihat mereka, sambil menunggu giliranku. Setelah kedua lengan dan tangan mereka dipotong. Mereka mengumpulkan potongan tubuh tersebut, memasukkan dalam sebuah karung, setelahnya mereka menggantung tubuh mereka dalam keadaan terbalik, setelah itu dimulai dari leher, untuk mengeluarkan darah yang ada pada tubuh, kemudian mengeluarkan seluruh isi perutnya, organg tubuh yang dirasa masih berfungsi dan bagus mereka pisahkan. Memotong kecil-kecil tubuh mereka. Seketika aku teringat berita yang belum lama ini aku dengar tentang sekelompok orang yang memperjualbelikan daging dan organ tubuh manusia di pasar gelap. Aku sangat amat yakin mereka inilah pelakunya. Aku hanya bisa pasrah menunggu giliranku, sedangkan Jack sudah tidak sadarkan diri. Waktu berjalan terasa lama, dan hampir tiba giliranku, tiba-tiba efek racun dalam tubuhku mulai menghilang, tentu saja efek yang berada pada anak-anak yang akan dieksekusi pun juga menghilang, mereka meronta ronta berteriak kesakitan. Suara mereka sangat amat keras sampai orang-orang yang berada disekeliling panti pun terbangun dan bergegas menuju ke arah panti. Suara derap langkah kaki yang sangat amat banyak menuju ke halaman panti. Dengan aba-aba tanda dari seseorang, kelompok kalajengking berekor tiga pun bergegas meninggalkan halaman, mereka sudah mendapatkan yang mereka mau, mungkin ini merupakan panen besar mereka, sambil tersenyum ke arahku ia seolah berkata,"cari aku dan bunuh aku", aku akan mengingat wajah orang itu, seseorang dengan bola mata berwarna merah dan luka sayatan didahinya. Malam ini suasanya sangat amat mencekam, banyak orang terdiam melihat apa yang terjadi, tak sedikit juga yang muntah melihat sisa-sisa dari kekejaman mereka. Dari 55 anak panti yang ada, total 33 orang yang menjadi korban kekejaman mereka, semua ini terjadi hanya dalam waktu beberapa jam saja. Seorang polisi menghampiri diriku dan berkata, "apa kau baik-baik saja? Bisakah kau bicara?', tiba-tiba suara yang sudah sangat amat akrab ditelingaku berteriak, "aku akan membunuh mereka semua, aku bersumpah akan membunuh mereka, menghabisi mereka semua tanpa sisa", ucap Jack dengan penuh air mata dendam. Malam ini akan menjadi malam yang tidak akan terlupakan oleh kami semua, para serigala pemburu.