Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Pewaris Yang Disingkirkan

Pewaris Yang Disingkirkan

Ilham Risa

5.0
Komentar
610
Penayangan
12
Bab

Seorang pria berusia 28 tahun harus berjuang untuk menghidupi dirinya sendiri di tengah kejamnya kehidupan. Segala pekerjaan dia lakukan agar dapat bertahan hidup di kota yang selalu merendahkan dirinya. Jackson atau biasa di panggil Jack adalah pria yang yang tampan, namun nasib baik enggan berpihak kepadanya, kesialan selalu menyertai kehidupannya, hingga akhirnya Jack mengetahui jati dirinya yang sebenarnya, kalau dia adalah seorang pewaris yang sengaja disingkirkan, bagaimana kisah kehidupan Jack selanjutnya! AkankahJack akan mendapatkan apa yang semestinya dia miliki, inilah perjalanan kehidupan Jack yang penuh dengan perjuangan dan juga kesedihan. Hingga pada suatu masa Jack dipertemukan oleh seorang wanita bernama Laura, yang mampu membantu Jack untuk mendapatkan hak waris yang menjadi miliknya, dan inilah kisah mereka berdua.....

Bab 1 Kehidupan Seorang Jackson

Byurrrr.......

Seorang pria langsung terbangun dari tidurnya setelah mendapatkan siraman air tepat di depan wajahnya. Pria itu duduk di atas ranjang dengan nafas yang masih tersengal, sungguh kejadian seperti ini sudah sering kali dia alami.

Pranggg......

"Dasar pemalas! Apakah kau tidak bisa bangun tepat waktu hah!" teriak seorang wanita dengan tampang yang sangat menyeramkan.

Kedua mata wanita itu hampir saja keluar dari tempatnya karena merasa sangat geram, jujur saja sebenarnya dia tidak pernah menyukai pria yang saat ini menumpang di dalam toko miliknya.

"Maaf nyonya! Tapi bukankah waktu masih menunjukkan pukul 5 pagi, kenapa kau membangunkanku sangat cepat?" tanya pria itu yang tak lain adalah Jack.

Mendengar perkataan Jack, wanita paruh baya itupun semakin meradang, dia langsung membuang ember yang sedari tadi ada di tangan kanannya.

Brakk.....

"Berani sekali kau menjawab perkataanku manusia sampah! Dasar tidak tahu malu, kau itu sudah menumpang di toko ku dan aku kasih perkerjaan di toko ku juga, tapi kau masih berani melawan perkataanku! Sekarang juga keluar bekerja, banyak barang barang yang baru masuk, kau harus menurunkan barang barang itu dari atas truk besar. Awas saja kalau kau tidak melakukannya dengan baik, maka jangan harap kau bisa makan satu harian ini." ancam wanita itu kepada Jack.

Setelah itu dia langsung melangkah pergi meninggalkan kamar kecil tersebut.

Melihat kepergian wanita itu, Jack mengusap dadanya dengan sabar, dan dia mengelap wajahnya yang sudah basah karena siraman air.

Sungguh kehidupan Jack sangatlah menyedihkan, setelah seorang kakek yang mengurus dirinya meninggal dunia sejak dirinya berusia 15 tahun, saat itu pula Jack harus membanting tulang untuk kehidupannya sendiri.

Pahit getir sudah Jack rasakan, dari cacian dan juga berbagai hinaan juga Jack rasakan, tapi pria yang tidak mempunyai keluarga itu hanya bisa diam dan pasrah tanpa mau melawan.

"Sampai kapan aku harus seperti ini, mereka semua benar benar telah menginjak injak harga diriku, apakah memang begini level untuk seorang pria miskin sepertiku!" gumam Jack sambil bersiap siap memakai pakaian lusuhnya.

Beberapa saat kemudian Jack pun keluar dari kamar, dan dia langsung melangkah menuju kearah gudang yang ada di samping toko itu. Sesampainya di dalam gudang, Jack membuka pintu gudang agar memudahkan dirinya untuk memasukkan barang barang yang akan dia turunkan dari atas truck.

Ada 100 sak semen yang berada di dalam truck itu, dan Jack harus menurunkan semuanya. Sungguh sebenarnya Jack sudah tidak tahan bekerja di toko material yang menjual berbagai bahan bangunan, selain pekerjaanya berat,upah yang dia dapat pun tidak sepadan dengan rasa lelah yang dia rasakan.

Ketika Jack hendak naik ke atas mobil truck, tiba tiba Jack dikejutkan oleh seseorang yang menepuk bahunya.

"Apa yang kau lakukan Jack! Kenapa kau sudah bekerja pagi buta begini?" tanya seorang pria tua yang bernama pak Wilson.

Jack biasa memanggil pria tersebut dengan sebutan paman, karena Wilson sendiri yang memerintahkannya, sedangkan untuk istri paman Wilson yang bernama Maria, dia memanggilnya dengan sebutan nyonya. Mereka berdua adalah sepasang suami istri yang memiliki sifat jauh berbeda, jika paman Wilson tampak baik hati, lain halnya dengan nyonya Maria, wanita itu adalah seorang wanita yang kikir, dengki dan juga pelit.

"Paman! Aku akan segera bekerja, kebetulan pagi ini sangat cerah, jadi aku memutuskan untuk bekerja saat ini juga." ujar Jack mencoba berbohong.

Paman Wilson tidak menerima jawaban dari Jack, diapun langsung menarik tangan Jack agar segera turun dari atas Truck.

"Apakah kau kira paman tidak tahu kalau saat ini kau sedang berbohong! Ini semua pasti ulah dari Maria bukan?" tanya paman Wilson menatap tajam.

"Tidak paman."

"Cukup Jack! Jangan berbohong lagi kepadaku, karena aku sudah tahu jika istriku lah yang telah memerintahkanmu untuk bekerja pagi buta seperti ini. Sekarang ayo turunlah! jangan sampai aku tidak mampu membayar keringatmu Jack,"

Mendengar perkataan paman Wilson, Jack pun langsung turun dari atas truck, dia lalu mengelap tangannya di baju yang dia kenakan.

"Maaf karena istriku tidak bisa bersikap baik kepadamu. Aku juga bingung kenapa dia sangat tidak menyukaimu Jack,"

"Tidak apa paman, jangan sungkan seperti itu. Aku juga telah biasa diperlakukan kasar oleh Nyonya Maria, lagian aku adalah seorang pria sejati jadi aku tidak boleh baperan paman,"

"Iya kau benar juga Jack. Seorang pria sejati tidak akan terpengaruh mendengar hinaan yang dilontarkan oleh seorang wanita, lagian hidup itu memang kejam bukan! Kalau kita tidak tahan banting maka kita akan kalah di masa depan,"

Jack tersenyum mendengar perkataan yang diucapkan oleh paman Wilson, tidak tahu saja pria itu kalau sebenarnya Jack sudah sangat muak dengan istri dari pria itu, tapi apa mau di kata. Jack tidak tahu harus tinggal di mana jikalau dia pergi dari toko material itu.

Tak lama kemudian paman Wilson mengajak Jack untuk masuk kedalam rumah, guna melakukan sarapan pagi sebelum memulai pekerjaan.

"Hei kau! Kenapa membawa pria sampah ini masuk kedalam rumah kita! Bukankah aku menyuruhnya untuk bekerja!" teriak nyonya Maria merasa marah. Ketika melihat kedua pria yang sudah berdiri di samping meja makan.

Mendengar hal itu paman Wilson mencoba untuk membela Jack.

"Apa maksudmu Maria! Apakah kau sudah gila menyuruh Pria ini untuk bekerja pada pukul 6 pagi, bahkan dia belum menyentuh makanan apapun saat ini. Apakah kau mau anak orang mati karena kehabisan tenaga hah!"

"Biarkan saja! Aku tidak perduli, lagian dia itu hanya anak haram yang tidak mempunyai orang tua, jadi kalaupun dia mati sudah pasti tidak akan ada yang mencari keberadaannya,"

Jack yang mendengar perkataan wanita bermulut racun itupun benar-benar merasa geram, apalagi ketika wanita itu mengatai dirinya anak haram, dengan replek Jack pun menumbuk meja makan yang ada di depan mereka bertiga dengan sangat keras.

Brakkk... ..

"Cukup! Kau benar-benar sudah keterlaluan Nyonya Maria!" teriak Jack tidak terima.

Nyonya Maria bersama paman Wilson langsung tersentak ketika mendengar gebrakan yang dilakukan oleh Jack, bahkan karena kelakuannya itu lauk yang ada di atas meja hampir saja tumpah.

"Apa yang kau lakukan kepada meja makanku!" teriak Nyonya Maria menjerit histeris.

Lalu tatapan matanya mulai menelisik kearah jack dengan sangat tajam.

"Kau itu benar-benar sangat menjengkelkan. Dasar pria tidak tahu diri! Tidak punya sopan santun dan juga etika. Pergi kau dari rumahku!"

"Baiklah, aku akan pergi dari rumahmu ini, dan aku tidak akan sudi untuk kembali lagi bekerja denganmu. Ingatlah tidak selamanya nasib seseorang berada di atas, dan tidak selamanya juga nasib seseorang berada di bawah, suatu saat nanti kau akan bersujud di bawah kakiku nyonya Maria!" ucap Jack memasang wajah memerah,

Sedangkan nyonya Maria langsung tertawa mengejek ketika mendengar ancaman yang dilontarkan oleh Jack.

"Cih! Jangan mimpi manusia sampah! Apa yang kau ucapkan itu tidak akan pernah terjadi,karena selamanya kau akan tetap menjadi seorang pria sampah yang pantas untuk di hina. Sekarang juga keluar dari rumahku, aku tidak sudi melihat kau menginjakkan kaki di tempatku lagi," usir nyonya Maria kepada Jack.

Dengan memasang mata penuh dendam Jack pun membuang muka dan membalikkan tubuhnya keluar dari rumah itu. Paman Wilson yang melihat kepergian Jack pun berusaha untuk mencegahnya.

"Jack..! Paman mohon jangan pergi dari sini," katanya mencekal tangan Jack.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku