Gimana sih kamu yang berusaha untuk tidak balas dendam dengan semua orang namun tidak bisa karena amarah dan dendam yang sudah menumpuk membuat mu hilang kendali " Maretsya, hentikan elo bisa bunuh dia!." Ucap Roger. "Diam! dia udah kelewatan gue bakal buat dia mati" Bentak Maretsya "Jangan Maretsya ingat tujuan elo sekolah buat apa bunuh orang."Pinta roger
Flesback
"Ampun , Tante." Maretsya sambil menangis saat dia dicambuk dengan rotan.
"Diam! dasar anak gak tau diri kalian udah orang tua gak kasih biaya masih ajah mau sekolahkan kalian semua didepan gw dan mama gw." Bentak Tantenya
Maretsya adalah anak dari keluarga Janson ia disekolahkan didepan neneknya karena takut anaknya telat masuk sekolah.
"Ma, Maretsya dipukuli, kepala maretsya dibenturkan diseret dan dipukuli." Tangis Maretsya pecah
Tidak sampai disitu adik nya juga kena sasaran atas penyiksaan itu dia juga disiksa dan dipukuli namun mereka tak berani melapor karena mereka diancam oleh tante nya.
"Dasar anak gatau diri kalo elo mau sekolah disini elo harus cari duit buat hidupin gue sama nyokap gue paham elo!."bentak tante Maretsya.
"I-ya Tante , Maretsya bakal cari duit tante , tapi jangan siksa Maretsya sama April tante."Mohon Maretsya sambil bersujud dikaki Tantenya.
"Awas elo gak usah sentuh kaki gue!."Bentak Tantenya sambil menendang Maretsya.
Maretsya mulai dari sekolah dasar sudah mencari duit untuk keluarga itu untuk makan dan juga sekolah dia dan juga tantenya bahkan maretya sering bangun subuh dikarenakan dia harus mencuci baju mereka semua memasak dan juga membersihkan rumah begitu la hingga 3 tahun lamanya.
Penyiksaan selama 3 tahun itu meninggalkan bekas teramat besar buat maretsya ya dimana fisik yang sudah berbiru karena bekas cambukan pukulan tamparan bahkan tendangan itu membuat emosionalnya sangat buruk namun maretsya tidak pernah mau melampiaskannya dengan 2 adiknya terkecuali emosi nya sudah membara tak kala adiknya pasti kena pukulan namun pukulan ringan
Dan masa lalu itu selalu datang dipikiran maretsya hingga membuatnya depresi dan harus ke psikologi dan itu juga menjadi penyelesan yang teramat besar untuk kedua orang tuanya
Tak kala maretsya sudah berkali kali ingin mengakhiri hidupnya yang begitu suram namun selalu selamat karena orang tuanya selalu menemukannya dan bahkan menguatkan dia tak luput juga maretsya harus chek ke dokter psikologi dan juga keluar masuk rumah sakit karena luka yang dia buat
Maretsya yang terbiasa mengurungkan diri seharian dengan lampu padam dan juga sunyi membuat orang tua nya panik nya hingga suatu Ketika.....
"Maretsya?."Panggil Ibu nya Maretsya.
Namun tidak ada sautan dari anaknya ditambah ibu itu sudah gedor gedor pintu namun tidak kujung dibuka oleh anaknya
"Nak kamu gak papa kan?." Tanyak Ibu Maretsya dengan nada khawatir tapi tidak kunjung dijawab oleh anaknya
"Pakkk!." Panggil Ibunya Maretsya ke Suaminya
"Kenapa sih bu?." Jawab Papa Maretsya
"Maretsya gak nyaut Ibu khawatir." jawab Ibu Maretsya dengan khawatir.
"Palingan juga tidur ibu." jawab Papa Maretsya.
"Gak dobrak pak buruan ibu khawatir perasaan ibu gak enak pak!." Perintah Ibu Maretsya.
Dan alangkah terkejutnya mereka melihat anak mereka sudah pingsan dengan tangan penuh luka dan juga kepala yang sudah berdarah
Yah maretsya melakukan shalfarm karena kenangan itu menghantui nya.
"Dok gimana keadaan putri saya?." Tanyak Ibu Maretsya dengan sedih.
"Begini ibu sakit mental anak ibu ini sudah tahap melukai diri jadi saya harap Ibu lebih perhatikan benda – benda sekelilingnya ditambah anak Ibu ada riwayat penyakit asam lambung yang parah dan juga darah rendah jangan sampai stress ya Ibu anaknya." Tutur penjelasan dokter.
"Baik dok kami akan lebih ketat dalam pengawasan kami kepada Maretsya." Tutur Ibu Maretsya.
"Oh ya ibu sepertinya obat maretsya tidak dikonsumsi dengan baik ya?." Tanyak dokter
"Saya tidak tau Dokter setahu saya obat dimakan dengan benar karena saya selalu memantau." Tutur Ibu Maretsya.
"Tidak Ibu obat Maretsya tidak dimakan." Jawab Dokter dengan lembut.
Setelah beberapa hari maretsya dirawat dirumah sakit iapun diperbolehkan pulang.
"Maretsya dimakan ya obatnya jangan sampai tidak ok." Pinta dokter
"Baik dokter terimakasih dokter sudah merawat saya." Jawab Maretsya.
Maretsya beserta Ibu dan Ayahnya sudah sampai rumah dan Maretsyapun istirahat.
"Nak ayah tau kamu pasti menderita ayah ada lagu kamu mau gak dengar." Ucap Ayah Maretsya.
"Boleh kok yah." Jawab Maretsya.
"Kamu cari lah di Youtube judulnya saat kau telah mengerti." Ucap Ayah Maretsya sambil mengelus surai rambut maretsya dengan lembut.
"Lagu ap aitu ya kenapa bokap gue pengen gue denger." Ujar Maretsya
Maretsyapun mendengar lagu itu dan ia menangis sambil ikut bernyaanyi
Nak, bila suatu saat kau dengarkan lagu ini
Dan aku sudah tak ada lagi di sampingmu
Kau akan mengerti
Mengapa begitu menyebalkannya ku di matamu
Nak, jika saat nanti kau telah hidup sendiri
Dan dunia ternyata tak seperti harapanmu
Ku ada di sini
Menjadi rumah yang s'lalu menanti kepulanganmu
Kelak kau 'kan jadi orang tua seperti aku
Yang ingin anakmu bahagia dengan hidupnya
Bila bentakan kecilku patahkan hatimu
Lebih keras dari itu, dunia 'kan menghakimimu
Kubentuk dirimu menjadi engkau hari ini
Kau harus kuat, kau harus hebat
Permata hatiku
Nak, 'kan tiba waktu kau harus tentukan jalanmu
Yang mungkin tak searah dan indah di mataku
'Pabila terjadi
Berjanjilah kau akan s'lalu menjadi dirimu sendiri
Kelak kau 'kan jadi orang tua seperti aku
Yang ingin anakmu berkuasa atas hidupnya
Bila bentakan kecilku patahkan hatimu
Lebih keras dari itu, dunia 'kan menghakimimu
Kubentuk dirimu menjadi engkau hari ini
Kau harus kuat, kau harus hebat
Permata hatiku
Bila bentakan kecilku patahkan hatimu
Lebih keras dari itu, dunia 'kan menghakimimu
Kubentuk dirimu menjadi engkau hari ini
Kau harus kuat, kau harus hebat
Aku adalah jemari dan ibumu penanya
Dan kaulah puisi terindah yang pernah tercipta
Semoga belaian kasihku lembutkan hatimu
Kau harus megah, kau harus indah
Kau harus kuat, kau harus hebat
Permata hatiku
Maretsya terus menangis dikala mendengar lagu itu ia tau ayah nya sangat menayayangi nya, itu lah sebabnya Maretsya begitu tenang
Setelah beberapa bulan berlalu Maretsya sekarang tidak terlalu mengingat masa lalunya ia sudah bisa menerima pelan – pelan semua karena dia tau tidak baik dia menyulitkan kedua orang tua nya terus.
"Ibu Ayah!." Teriak Maretsya dari kamar
Kedua orang tua Maretsyapun khawatir Maretsya melakukan hal seperti dulu, mereka langsung kekamar maretsya dan melihat anaknya ternyata berada diatas kursi
"Kenapa nak ada apa." Ucap Ibu Maretsya dengan khawatir karena melihat putrinya begitu pucat
"Ada tikus Ibu, Maretsya takut." Ucap Matretsya sambil menangis
"Astaga ayah kira ada apa nak, dimana tikusnya." Jawab Ayahnya sambil menahan senyum.
Ibu Maretsyapun menyuruh Maretsya turun karena jujur Ibunya tersebut takut ia Jatuh
"Diawah Kasur ayah." Sahut Maretsya sambil menangis dipelukan Ibunya
"Nih udah ayah tangkap ya, Ibu putri kita takut tikus tapi berani bermain dengan pisau." Ejek Ayahnya
"Ih ayah bodo ah Maretsya ngambek." Gerutu Maretsya
Melihat tingkah putrinya tersebut membuat Kedua orang tua Maretsya hanya tertawa.
Setelah beberapa hari maretsya dirawat dirumah sakit iapun diperbolehkan pulang.
"Maretsya dimakan ya obatnya jangan sampai tidak ok." Pinta dokter
"Baik dokter terimakasih dokter sudah merawat saya." Jawab Maretsya.
Maretsya beserta Ibu dan Ayahnya sudah sampai rumah dan Maretsyapun istirahat.
"Nak ayah tau kamu pasti menderita ayah ada lagu kamu mau gak dengar." Ucap Ayah Maretsya.
"Boleh kok yah." Jawab Maretsya.
"Kamu cari lah di Youtube judulnya saat kau telah mengerti." Ucap Ayah Maretsya sambil mengelus surai rambut maretsya dengan lembut.
"Lagu ap aitu ya kenapa bokap gue pengen gue denger." Ujar Maretsya
Maretsyapun mendengar lagu itu dan ia menangis sambil ikut bernyaanyi
Nak, bila suatu saat kau dengarkan lagu ini
Dan aku sudah tak ada lagi di sampingmu
Kau akan mengerti
Mengapa begitu menyebalkannya ku di matamu
Nak, jika saat nanti kau telah hidup sendiri
Dan dunia ternyata tak seperti harapanmu
Ku ada di sini
Menjadi rumah yang s'lalu menanti kepulanganmu
Kelak kau 'kan jadi orang tua seperti aku
Yang ingin anakmu bahagia dengan hidupnya
Bila bentakan kecilku patahkan hatimu
Lebih keras dari itu, dunia 'kan menghakimimu
Kubentuk dirimu menjadi engkau hari ini
Kau harus kuat, kau harus hebat
Permata hatiku
Nak, 'kan tiba waktu kau harus tentukan jalanmu
Yang mungkin tak searah dan indah di mataku
'Pabila terjadi
Berjanjilah kau akan s'lalu menjadi dirimu sendiri
Kelak kau 'kan jadi orang tua seperti aku
Yang ingin anakmu berkuasa atas hidupnya
Bila bentakan kecilku patahkan hatimu
Lebih keras dari itu, dunia 'kan menghakimimu
Kubentuk dirimu menjadi engkau hari ini
Kau harus kuat, kau harus hebat
Permata hatiku
Bila bentakan kecilku patahkan hatimu
Lebih keras dari itu, dunia 'kan menghakimimu
Kubentuk dirimu menjadi engkau hari ini
Kau harus kuat, kau harus hebat
Aku adalah jemari dan ibumu penanya
Dan kaulah puisi terindah yang pernah tercipta
Semoga belaian kasihku lembutkan hatimu
Kau harus megah, kau harus indah
Kau harus kuat, kau harus hebat
Permata hatiku
Maretsya terus menangis dikala mendengar lagu itu ia tau ayah nya sangat menayayangi nya, itu lah sebabnya Maretsya begitu tenang
Setelah beberapa bulan berlalu Maretsya sekarang tidak terlalu mengingat masa lalunya ia sudah bisa menerima pelan – pelan semua karena dia tau tidak baik dia menyulitkan kedua orang tua nya terus.
"Ibu Ayah!." Teriak Maretsya dari kamar
Kedua orang tua Maretsyapun khawatir Maretsya melakukan hal seperti dulu, mereka langsung kekamar maretsya dan melihat anaknya ternyata berada diatas kursi
"Kenapa nak ada apa." Ucap Ibu Maretsya dengan khawatir karena melihat putrinya begitu pucat
"Ada tikus Ibu, Maretsya takut." Ucap Matretsya sambil menangis
"Astaga ayah kira ada apa nak, dimana tikusnya." Jawab Ayahnya sambil menahan senyum.
Ibu Maretsyapun menyuruh Maretsya turun karena jujur Ibunya tersebut takut ia Jatuh
"Diawah Kasur ayah." Sahut Maretsya sambil menangis dipelukan Ibunya
"Nih udah ayah tangkap ya, Ibu putri kita takut tikus tapi berani bermain dengan pisau." Ejek Ayahnya
"Ih ayah bodo ah Maretsya ngambek." Gerutu Maretsya
Melihat tingkah putrinya tersebut membuat Kedua orang tua Maretsya hanya tertawa.
Bab 1 TRAUMA YANG TERUS MEMBEKAS DIHATI DAN MEMORY
04/06/2023
Bab 2 HARI PERTAMA MASUK SEKOLAH TANPA MU SAHABAT KU
05/06/2023
Bab 3 OSPEK YANG SERU UNTUK KU
05/06/2023
Bab 4 AKU DAN DIA MENYUKAI PRIA YANG SAMA
06/06/2023
Bab 5 TERNYATA PRIA DAN TEMAN KU SAUDARA JAUH
20/06/2023
Bab 6 TEMANKU DAN SAHABAT KU SALING MENCINTAI
24/06/2023
Bab 7 PEMILIHAN PENGURUS KELAS
24/06/2023
Bab 8 KAMU LUCU KALO LAGI CEMBURU
24/06/2023
Bab 9 PULANG BARENG OLEH ORANG YANG KAMI SAYANG
24/06/2023
Bab 10 BERANINYA KAU MENGHINA IBUKU MAKA AKULAH MAUT MU
24/06/2023
Bab 11 KENAPA AKU DIPANGGIL KEPALA SEKOLAH
30/08/2023
Buku lain oleh maretsya
Selebihnya