icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
closeIcon

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka

Buku Sejarah untuk Wanita

Paling laku Berlangsung Tamat
Cachtice Castle : Blood Countess de Ecsed

Cachtice Castle : Blood Countess de Ecsed

Kisah ini dituliskan dengan latar belakang sejarah seorang wanita bangsawan kelas atas pada abad ke-15 di Eropa Timur, saat ini letak Cachtice Castle berada di dekat kota Bratislava, Slovakia. Tokoh-tokoh nyata yang berada dalam sejarah seperti Elizabeth Bathory de Ecsed, Raja Matyas, Gyorgy Thurzo, dll., berdampingan dengan tokoh fiksi seperti Benca, Lorant, Arpad, Ivett, Gustav, dll. Atas laporan dari berbagai pihak termasuk pendeta Lutheran Istvan Magyari, serta saksi-saksi lain, Raja Matyas memerintahkan Gyorgy Thurzo untuk melakukan penyelidikan terhadap Countess Elizabeth Bathory de Ecsed, dia dinyatakan bersalah, termasuk mereka yang membantu kegiatan pembunuhan gadis-gadis muda secara sadis tersebut. Dorka (Doratia Dentez), Anna Darvula, juga suster Illona Joo dan Johanness Ujvari, mendapatkan hukuman mati dari Raja Matyas, sedangkan Countess Elizabeth Bathory de Ecsed yang berstatus bangsawan, memiliki kekebalan terhadap hukuman mati. Maka dia ditahan di dalam kastilnya sendiri dengan hanya diberi sedikit celah untuk bernafas, dan makanan. Pada 21 Agustus 1614, Countess Elizabeth Bathory de Ecsed, meninggal dunia, ditandai dengan makanan yang tidak disentuhnya sama sekali. Maka setelah diperiksa, Countess Elizabeth Bathory de Ecsed, ditemukan sudah tidak bernyawa. Hingga saat ini, Countess Elizabeth Bathory de Ecsed, sering disebut sebagai Blood Countess, atau putri berdarah yang disinyalir telah membunuh lebih dari 600 gadis perawan dalam upayanya untuk menjadi tetap muda belia, dengan melakukan ritual mandi darah gadis perawan. Kisah kekejaman maupun kegiatan ritual sex bebas yang dilakukan di dalam kastil Countess Elizabeth Bathory de Ecsed, tercatat dalam sejarah kelam Roman Empire di Hongaria. Namun kisah ini hanyalah fiksi dengan latar belakang kekejaman sang putri berdarah yang menjadi inspirasi terhadap kisah vampire di Eropa.