icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Withered

Bab 3 Tumpulkah Rasa Sakitku

Jumlah Kata:1712    |    Dirilis Pada: 14/04/2023

apa,

opi kelebaran yang menutupi kepalaku bisa menyamarkan tampilan diri yang

apa, hanya

birku menarik garis senyum yang terasa menyakitkan. la yang rasa

a itu, sementara mataku masih terus menatap punggungny

n tokonya begitu lama. Namun, menatapi toko lain deng

," ucapku tapi me

tu hanya akan mengingatkan diriku pada hari ini. Hari di mana aku memilih bersembunyi dari suamiku

warna topi dan tinggal satu, topi yang

n seperti ini. Aku bisa gila sendiri.

pa-

ku solusi atau paling tidak nasihat. Namun, apa yang harus kukatakan padan

i

aku mungkin akan langsung dim

uruk? Tidak mungkin Ibu akan membia

lelah menangis sendiri, menyalahkan di

WA

ma botol selai yang jatuh

jatuh. Tangan besar yang terlihat sangat bisa diandalkan itu membuatku mendongak. Dan, barisan gigi yang rapi langsung terlihat saat

i di hadapanku malah menautkan alis, manik matanya bah

u yang berkeringat di dalam gedung perbelan

uatku berhenti dan baru sadar kalau belak

di pelupa? Aku bahkan tak ingat apa yang mengg

da lelaki ramah yang tersenyum. Aku tak begitu paham apa yang dikatakan lelaki di h

teh, d

AK

buat Anda

iri," ucapku saat tangan wanita yang pakian formalrnya berbunyi setiap ia be

nda," ucapnya dengan pandangan mata malas tapi tetap memak

ga yang ia sebut namanya. Namun, aku terlalu takut bertanya pad

apa yang saya

gan name tag 'TIANA BES

gantinya berapa?" tanyaku jadi bingung mema

ak perlu

ony

Y

ng mengernyitkan dahinya dalam lalu mengangg

bersahabat sebelum ia keluar ruangan, meninggal

ma maskulinnya begitu terasa menatap berkeliling. Kesa

I

meski belum melihat barisan kalimat yang ia kirim, mataku sudah bisa membaca isi cha

ngsung masuk ke dalam kamar mandi,

kapan aku aka

tak mampu menahan air mata di tempat asing ini. Menahan seperti apapun, isakku tetap keluar dan aku hanya bisa menggigit kera

akku usai dan aku langsung keluar setelah

asuk ataupun duduk di salah satu sofa empuk

le

rdiri, senyum lelaki yang giginya beg

ariton itu terdengar. Seramah wajah

banyak yang ha

kan kaki juga tangan di atas pangkuan, "Sa-saya harus se

Sekalipun saat pulang hanya sepi yang akan menyambut diri dan ku rasa, aku tak bisa ke rumah Ib

kurus dari saat ter

tap lelaki yang duduk begitu ny

olongku, menyuruh orang mengobati lukaku, juga membiarkan aku menggunakan kamar ma

pecah, Nona," ucap suara bariton yang membuatku m

ni terlihat tak tersinggung karena

kur

ya, T

ilan yang terlalu tu

uang, "Saya benar-benar minta maaf, Tuan. Dan-" Aku menggigit bibir bagian bawahku ragu, me

sa menyetir,

ang di tangan. Bingung sendiri pada siapa aku

ja pada say

ega meski ta

sebelum keluar dari ruangan luas nan nyaman

pandangi wanita yang rok pendeknya memperlihatkan kakinya ya

saat melihatku yang menunduk pamit, matanya beralih a

nama lelaki y

n namanya, sudah jadi se

hanya membawa topi lebar yang tak akan ku pakai juga sebungkus nasi goreng yang kubeli di jalan depan. Ras

ngg

mbol 'hold' agar pintu

gan siapapun yang sedang berlari dan ia lelaki. Namun, saat melihat CCTV aku merasa sedikit a

u rasanya tidak asing di telingaku. Namun, aku terlalu takut untuk men

sudah pulang se

untuk menatap tampilan lelaki yang me

ihat begitu mata kami bertemu di pan

aki itu

I

buka. Seorang bocah yang begitu semangat masuk, berjinjit, dan tersenyu

ks, A

welcome,"

pandang lalu kembali pada layar ponsel, sedangkan aku hanya diam di samping bocah yang mend

nti? Namun, kehawatiranku hilang saat di depan pintu lift yang terbu

'Ugh...

dinding lift. Aku bisa merasakan keringat dingin mulai memb

ngkin kulakukan. Rasanya, perutku seperti ditusuki ujung pisa

tahu akan sesakit ini sedang seburuk apapun

asanya bahkan jadi tak sabar saat pintu te

akit di perutku tak berkurang mengingat anak lucu yang tampaknya belum bisa berbahasa Indonesia. Mengingat segembil

yang menahan kakiku. Tidak. Bahkan kakiku t

UG

ONY

lagi? Ugh. Lantai in

rutku hilang ber

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka