icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Withered

Bab 4 Awal Mereka Menyakitiku

Jumlah Kata:1806    |    Dirilis Pada: 14/04/2023

angan pergi,

alkan

lagi-lagi

pun, kakiku tetap terpaku

aku tak bisa menahan tangan s

gejarnya. Bahkan, di dalam mimpi rasa sakitku masih sama. Harapanku pun masih sama. Hanya saja, aku bisa melihat serapuh apa

Krakk!

INGGALKAN

N PER

en

enggorokanku kering, memb

sungai. Meski kepalaku pusing perutku tak sakit lagi. Bahkan, di

yang ku ingat adalah kakiku yang terasa berat setelah keluar dari lift juga di

ony

rang memanggil

sudah

nya juga s

Anda merasa

ukan hanya dalam kepala. Lelaki dengan barisan gigi r

ony

rasa pening, bangun. Hari sudah lewat tengah malam. Ken pasti

gucapkan terima kasih pada lelaki yang masih terus mema

pulang. Terima kasih

a, dan hanya melihat sekilas sebungkus makanan ju

k. la terlihat bingung, tapi t

i lagi sebelum keluar tanpa mendengar balasan lelaki dengan barisan gigi ra

a pintu rumahku tepat ada di depanku. Apartemenku hanya berjarak be

! B

, "Ken? Maaf aku pulang telat, tadi aku pingsan. Kamu per

tak ada jawaban. Bahkan saat aku me

mbuka pintu kamar mandi, "Apa ia belum pulang?" tanyaku menye

ster? Apa aku terben

angan Ken yang menemani wa

terlintas, dan aku yang diam di kamarku send

t tengah malam, tidak ada Ken yang akan ikut tertawa dengan cerita bodohku yang pingsan,

rti chatnya padaku siang tadi. Hah, Siapa yang sedang ka

amun, Ken yang biasanya sudah pulang saat aku bangun ta

sejak matahari muncul pun, hanya diam

ku lelah, pikiranku apalagi, tapi mataku sama sekali tak mau terpejam baran

! T

bangun. Aku semangat mengira itu suamiku. Namun, saat sadar Ken tak

pa pada monitor yang se

siang untuk N

nan membuka pintu dan senyum wan

n makanan, Bu. Bisa cek

bar, "Terima saja, Nyonya! Lagipula makanan

berhasil meyakinkanku menerima paket makan siang

, Bu," ucapku

sama,

menebak makanan di dalamnya adalah makanan yang saat lajang hanya bisa kubayan

yang dikeluarkan orang yang me

n untuk menelepon Ken. Nada sambung yang terhubung membuatku berdebar, jantungku bertalu-t

Arini

bahkan memegang ponsel be

al

i. Aku berusaha bersikap bias

Ini ponsel

amu lucu sek

jekku? Namun, reaksi seperti apa yang harus kutun

entu saja ini ponsel Ken. Tap

apa? Apa

diadakan acara syukuran. Kau tahu, kan? Rama lu

membisu. Acara syukuran Rama, adik i

Apa Ibu tak mengundangmu? Apa hubun

gu terdengar bersama langkah

di saat suara gedoran pintu terdengar dari sa

? Kamu masih di si

l juga kotak bekal berisi makan

ama sekali tak mengantuk. Aku ingin tidur.

dan keluar dari rumah sepi, meninggalkan ponselku yang masih menyala dengan suara Ken yang terus

umlahnya tidak sedikit, mengingat lantai

uni, aku langsung masuk ke dalam mobil d

uar. Pintu gerbang yang lebar terbuka membuatku bisa melihat sebanyak apa tamu yang datang

, terutama sang Nyonya Rumah yang terlihat begitu bangga pada putranya. Tidak hanya untuk sang Putra Bungsu, aku bisa meliha

a

aha

ang

ada di

tap tertawa seperti itu? Ku rasa tidak.

at Ibu mertuaku meminta wanita itu bergabung. la bahkan tak segan

cin yang melingkar begitu pas di jari manisku, cincin yang rasanya begitu

-olokku, menghinaku begitu nyata hari ini. Tawa suamiku, kedua mertuaku, orang-oran

ri

memotong jalan pergiku. Berdiri penuh kepe

rlihat begit

berdiri di sit

menyentuh tanganku. Wajah dan sikapnya yang bersahabat sedi

sini? Apa kamu ingin mer

digenggam Anggita. Namun, rasanya ia

ampilanku dari atas sampai bawah. la tak menyembunyikan seringaian mengejeknya

ku yang bahkan tak mengenakan alas kaki, jadi ma

anku yang sama sekali tak pantas. Namun, sekalipun aku berdandan dan mem

r diri dan Ang

kan percuma kamu datan

baiknya sa

bisa tersenyum pada wanita yang s

k bahkan aku ingat kalau aku begit

melangkah meski tidak menoleh, "Kamu tahu

e

, aku yang menoleh ke belakang memiringkan kepalaku samb

rasa tidak hanya dirinya, aku pun kaget se

apa-apa,

pi wanita penuh perca

besok? Aku libur dan kamu pasti

tentan

beri tahu. Bagai

u tak bisa membaca sedikitpun arti tatapan Anggita padaku. Kecuali satu,

kamu nanti," jaw

aku akan men

njang dengan suamiku dan berbagi ranjang dengan suamiku dan menyerah untuk

u makan sebelu

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka