Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Love in the Pain

Love in the Pain

Ryanty_tian

5.0
Komentar
315
Penayangan
5
Bab

Mencintai Tobias Scott adalah sebuah anugerah sekaligus bencana untuk hidup Brianna Johannes. Apa pun akan Brianna lakukan untuk mengejar cinta Tobias yang terkenal begitu dingin pada wanita. "Kamu boleh mengusirku kapan pun, asal jangan kamu usir aku dari hatimu," goda Brianna tersenyum indah. Brianna terlalu mencintai Tobias, dan tanpa sadar mengabaikan Steven Scott yang juga mencintai dia. Steven tidak terima ketika Tobias lebih memilih Jenia Walker dibandingkan Brianna, apalagi setelah tahu keadaan Brianna sedang berbadan dua. Tobias dan Jenia berbahagia di atas penderitaan Brianna, bahkan merencanakan sebuah pernikahan. Semua semakin rumit ketika Tobias tahu keadaan Brianna, tapi tidak dapat meninggalkan Jenia. Ke mana hati Tobias akan berlabuh? Apa dia akan bertanggung jawab pada Brianna atau lebih memilih Jenia yang telah menyelamatkan hidupnya? *** Ig : Ryanty_tian

Bab 1 Karena Brianna Cinta

"Aku mencintaimu."

Hal yang tak pernah lelah untuk Brianna ucapkan pada Tobias, hampir sepanjang waktu dan membuat lelaki itu terkadang membencinya.

Brianna rela menolak berbagai macam pekerjaan dan memiliki gaji tinggi hanya demi menjadi sekretaris dari Tobias Scott, Presdir Scott Corporation. Berbagai cara Brianna lakukan untuk menarik perhatian dari lelaki dingin itu, berharap bisa mencairkan hatinya yang beku.

"Jam dua belas siang ada rapat dengan Presdir Wingston untuk membahas pembuatan pembangunan apartemen, lalu di jam empat belas rapat dengan bagian pemasaran dengan agenda baru di bulan ini," kata Brianna yang selalu serius ketika membahas tentangpekerjaan bersama Tobias.

"Baiklah, kamu bisa keluar," jawab Tobias singkat.

Bukan Brianna namanya kalau hanya diam saja, berhubung sudah tidak ada yang lain. Wanita berpakaian rapi itu bersikap layaknya seorang sahabat yang telah lama mengenal.

"Bagaimana kalau kita pergi kencan? Menikmati malam minggu bersama," ajak Brianna antusias.

"Tidak, aku sibuk dan jangan menggangguku," jawab Tobias yang selalu saja sibuk bekerja.

"Ayolah, kamu selalu menolak ajakanku," gerutu Brianna yang entah sudah berapa kali mengajak Tobias, tapi selalu gagal.

"Karena itu tidak penting, dan pergilah," balas Tobias yang terkadang kesal dengan sikap Brianna yang

terlalu jujur.

Brianna melipat kedua tangannya,menyipitkan mata menatap Tobias yang masih setampan dulu. "Aku tidak pernah membuatmu malu jika jalan denganku. Lihatlah diriku, cantik, tinggi, badanku bagus, mempesona dan tentu saja aku sepadan denganmu yang begitu tampan."

"Kamu tidak akan pernah menyesal menggandengku ketika jalan," kata Brianna yang selalu over percaya diri ketika berhadapan dengan Tobias.

"Aku tidak tertarik," balas Tobias meletakkan pena miliknya, dan menatap jengah pada Brianna, "suaramu berisik sekali, pergi atau aku panggil satpam untuk mengusirmu."

Brianna mendekati Tobias yang duduk di kursi besarnya. "Kamu boleh mengusirku kapan pun, asal jangan kau usir aku dari hatimu," goda Brianna tersenyum indah.

Tobias memutar bola matanya, sudah biasa bahkan sudah kebal dengan tingkah Brianna yang seperti ini. Hanya saja Tobias terkadang tidak suka bercanda saja, baginya tidak penting melakukan

hal itu.

"Naik ke ruangan saya!" perintah Tobias pada salah satu satpam yang berjaga.

Brianna menaikkan satu alisnya. "Dih, beneran dipanggilin satpam sama si bos."

Tobias tak menatap Brianna, dia kembali fokus pada pekerjaannya. Bagi Tobias, meladeni Brianna sama saja membuang waktu berharganya. Wanita itu begitu agresif, tidak tahu malu dan percaya diri tingkat tinggi.

"Tobi," panggil Brianna setengah berbisik.

Tak ada respon apa pun.

"Tobias," panggil Brianna lagi, tapi Tobias seolah menulikan telinganya.

Brianna memajukan bibirnya, menghembuskan napas pelan dan dia harus bersabar menghadapi sahabatnya yang kini telah berubah drastis.

"Tobias," panggil Brianna seketika membuat emosi Tobias memuncak.

"Hey, tampan," goda Brianna terus.

Tobias memasang wajah sangarnya, tapi tak membuat Brianna takut. Dan ketika pandangan mereka bertemu, Brianna langsung menunjukkan kedua tangannya yang berbentuk hati. "Saranghae,

Tobi." Tanpa malu Brianna mendekatkan dirinya.

Dengan cepat Brianna mencuri ciuman bibir dari Tobias, dan berbalik meninggalkan lelaki itu dengan berjoget ria seperti sedang berbunga-bunga hatinya. "Aku akan menjemputmu nanti, muach."

Pintu terbuka dan terlihat satpam yang dipanggil Tobias, Brianna menunduk. "Terima kasih sudah datang dan permisi." Brianna melesat jauh keluar dari ruangan Tobias, sebelum lelaki itu berteriak.

"BRIANNNNNAAAAAAAAAA."

Brianna lebih dulu menghilang, tapi di telinganya jelas terdengar kalau Tobias memanggil namanya dengan kesal. Salah sendiri selalu saja menolak ajakan dirinya, bahkan pernyataan cinta super elegan yang dilakukan seorang Brianna Johannes ditolak mentah-mentah oleh Tobias.

Brianna dan Tobias bersahabat sejak lama, hanya saja mereka terpisah karena Brianna menempuh pendidikan tinggi di Jerman. Wanita itu tidak tahu alasan apa yang mendasari perubahan sikap Tobias sehingga menjadi beruang kutub seperti ini, bahkan sikap ketusnya jauh beribu kali lipat bertambah.

Hanya satu yang tidak berubah, kadar ketampanan yang sudah mencapai level tingkat dewa. Bahkan dewa-dewa Yunani pun kalah dari seorang Tobias Scott. Tinggi, gagah perkasa dan memiliki rahang

kuat serta tatapan mata yang super tajam bak elang menatap mangsanya.

"Kamu sudah menyiapkan semuanya," kata Tobias berubah mode jika sudah bekerja, begitu pun dengan

Brianna.

"Sudah, Pak. Kita bisa berangkat sekarang," jawab Brianna sudah menyiapkan segala hal tentang

rapat yang diadakan di Villa siang ini.

"Mari kita berangkat," ajak Tobias bangkit dan mengambil jas yang tergantung tidak jauh dari tempat duduknya.

Tobias sangat terkenal akan sikap dingin dan kakunya, tidak ramah dan tidak bisa tersenyum sedikit pun. Semua orang selalu tunduk dan tidak berani melawannya jika sudah memutuskan sesuatu.

Tetapi karena hal itulah karisma seorang Tobias Scott tercipta, kaum wanita semakin menggilai lelaki yang

seperti ini. Dingin di luar, tapi hangat di dalam.

Tobias berjalan dengan gagah, diikuti Brianna yang cantik dan elegan. Berbicara tentang jadwal dan segala persiapan yang ada, terlihat jika berurusan dengan pekerjaan mereka berdua akur dan profesional.

Sebagian waktu Brianna dihabiskan untuk bersama Tobias, bahkan hampir sepulang kerja wanita itu menunggu dan berharap bisa hangout bersama. Tapi kenyataan tak seindah harapan.

Brianna menatap langit gelap tak berbintang, hari ini Tobias sungguh menyebalkan. Rintik hujan mulai membasahi bumi, dan Brianna mengulurkan tangannya supaya terbasahi oleh dinginnya hujan.

"Dasar menyebalkan, tapi aku suka dia," gerutu Brianna gemas sendiri.

Tobias meninggalkan dia seorang diri setelah melakukan rapat sore ini, lelaki itu berwajah muram sepanjang hari dan tak pernah menunjukkan ekspresi apa pun. Beberapa kali Brianna mencoba, malah teriakan dan bentakan yang dia dapatkan.

Ketika hujan seperti ini teringat masa indah mereka dulu, dirinya, Tobias dan Steven. Masa yang tidak pernah Brianna lupakan, dan dia menyesa melewatkan hidupnya tanpa Tobias karena harus

menuntut yang jauh di sana.

Sementara itu, Tobias berada di sebuah club malam. Hari ini adalah peringatan kematian Jenia Walker dan membuat suasana hati lelaki itu hancur, dan tak ada yang bisa memperbaiki moodnya hari

ini.

Apalagi pertemuannya dengan Jason Walker, kakak dari Jenia. Hal itu semakin memperkeruh keadaan yang ada, masih ingat dengan jelas bagaimana perkataan Jason padanya. Menyalahkan dirinya atas

semua yang terjadi pada Jenia.

"Aku sangat membencimu, dan tidak akan pernah memaafkanmu," desis Jason meluap setiap kali bertemu Tobias.

"Aku tahu, karena diriku Jenia harus tiada," jawab Tobias sedih.

"Bukan hanya itu, ada satu fakta lagi yang selama ini kamu belum tahu," sahut Jason membuat Tobias

tercengang, apa lagi ini?

Jason mendekati Tobias, tentu saja lelaki itu tidak tahu karena hanya pihak keluarga saja tahu. "Jenia

hamil." Satu kata dari Jason membuat otak dan perasaan Tobias seakan

membeku.

Jenia hamil.

Tobias seakan kehilangan nyawanya untuk kedua kali, fakta kalau Jenia hamil sangat menampar hatinya. Lelaki beralis tebal itu sampai menangis menyesali perbuatannya, dia sudah sukses menjadi laki-laki paling jahat sedunia.

Hatinya hancur, terlebih hati ini. Waktu seakan menghukumnya kembali dengan fakta baru ini, belum juga Tobias menyembuhkan hatinya. Kini kembali sakit bahkan lebih dalam lagi.

"Kamu hebat kalau urusan soal mabuk," kata Jared salah satu teman Tobias yang mabuk.

"Hanya ini pelarian yang bisa aku lakukan," balas Tobias kembali menenggak minuman pesannya.

Jared kembali memberikan sebuah minuman pada Tobias dan dia langsung meminumnya tanpa pikir panjang, beberapa saat efek dari minuman yang di berikan oleh Jared mulai bereaksi.

"Shit, kamu kasih apa ke minuman ini?" umpat Tobias merasa ada yang tidak beres pada tubuhnya.

"Aku hanya kasih obat perangsang aja, biar kamu tambah lepas lagi. Kalau mabuk aja tidak berguna,

kamu tidak akan bisa lupa masalahmu," balas Jared merangkul pundak Tobias dan menepuknya.

"Brengsek," seru Tobias mulai merasa panas membakar tubuhnya.

"Nikmati malam ini dengan santai, luapkan gairahmu dan aku jamin besok kamu tidak akan menyesal,"

bujuk Jared tertawa.

Tobias tak mampu menahan hal ini, sudah terlanjur basah dan dia tidak mungkin berhenti. Jared memang sahabat brengsek, suka menyiksa dirinya dengan harus melakukan hal ini.

"Sediakan jalang paling bagus, kalau sampai aku tidak puas. Aku bunuh kalian semua, mengerti!"

Ancam Tobias menuju kamar yang biasa Jared tempati.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Buku lain oleh Ryanty_tian

Selebihnya
Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku