Suamiku Ustadz Romantis
engan kehadiranku mulai berbicara. Padahal mah gak harus gitu kan, ang
i pusat perha
ru yang ingin sama-sama melangkah ke jenjang yang lebih bai
a Pak
di lebih lemas? Ketahuan nih cuma suka sa
lmu fiqih yakni air suci dan menyucikan, air musyammas (air yang terkena langsung atau efek dari
dengar, justru fokus ku berpindah pada sebuah memori manis yang t
*
radara yang memanggilku saat kami melakuka
tahun, pertama kalinya aku menginj
akhirnya membuat hati kecil meronta-ronta ingin mencoba hidup dan menata karier di sana. Aku yang masih berstatus mahasiswa juru
ijalani dan ditekuni lama kelama
dunia entertainment karena bagi saya berada di sana seperti hidup kembali dalam dunia yang baru. Dunia yang
stri yang sering dianiaya oleh suaminya, seperti kekerasan fisik, tamparan, atau bentakan suara, atau misalkan
aku dituntut harus selalu bisa memerankan tokoh siapapun, dalam kondisi apapun, termasuk peran istri yan
. Satu, dua,
dalam hitungan detik ternyata air mata itu sudah keluar. Langsung ku pegan
*
terima shooting lalu berperan sebagai adik dari seorang artis yang berperan sebagai bint
ing belakang, perhatika
reka yang berada di barisan depan menoleh ke bela
ya situasiny
an jari telunjuk. Menengok kiri kanan p
saya sampaikan tentang bab pe
ar selesai perkara. "I-iy-ya mengerti Mas..eh Pa
dijelaskan atau dirangkum kembali
g jatuh karena dijodohin sama kamu aja deh, banyak yang kel
h, nye
*
emperhatikan pelajaran saya kan?" sambung
i kamar dan waktu mengajar seperti ini. Ternyata d
u itu istrinya, atau mungkin anaknya kelak, dia ti
di!" Tiada daya, akhirnya aku nyerah dan lebih baik
lis semua apa yang ada di bab pembagian air, termasuk contoh hadi
am mode serem begini. Rasanya pengen buka baju
tulis? Aku mengambil buku itu dan
kali Mas, masa sebanyak itu aku h
mau deh, toh meman
mau ditanyakan sebelum say
bangku paling depan. Dih, sok imut banget pakek tebar senyuman s
*
baru dua halaman, tapi pegel banget tangan ini. Kurang
u pegang hingga terpental ke lantai. Emosi ini udah sampai di puncak, aku begitu frustasi dengan mengomel
rmi
ranya. Ku lihat seperti seorang santri yang semasa belajar tadi dud
ambil lagi pulpen yang tadi terjatuh
Retno kak, saya tinggal di pe
n diri segala. Aku cuma senyum tipis aja
ucapku dan memang sedikit g
u cuma mau kenalan sama kakak. K
ivitas itu dan mencoba
kamu umu
ahun, kal
23 tahun
ederajat yang tak melanjutkan ke jenjang kuliah. Eh, t
in!" ujarnya dan membuat aku terkejut. Jadi di
gejar karir dan popularitas, bukan malah menikah begini. Aku,
*