Reruntuhan Hati
ini luas langit memang sering dipenuhi mendung. Sekela
taplah menjadi tekad dan komitmennya. Meski di lain sisi, jujur dirinya tak pernah ingkar bahwa hatinya tertaut pada Gus Adnan. Tak sanggup rasanya jika kelak
langkahnya yang beranjak. Pintu yang kemudian ia buka menampilkan sosok wanita yang hampir
lihat seisi pesantren dan bangunan-bangunan lain yang tampak kecil dari atas sana. Akhir-akhir ini memang secara tiba-tiba dia menyukai sendiri dan hening.
. Sama sekali berbeda dengan Athiyah yang biasanya. Mbok ya bilang kamu ini kenapa, Nduk?" tanya Nyai
. Njenengan dan Abah tida
iyah yang seolah kehilangan jiwanya. Barangkali putrinya itu mau buka suara. Meski sebenarnya sudah tampak jelas sebab kega
ngin membahas
ia membujuk Athiyah. Bahkan Abahnya yang sejak kecil selalu mampu menyita cinta kasihnya pun sama ta
. Di depan ada teman
utuskan bangkit. Mematut diri sebentar di hadapan kaca. Sejenak dirapikannya jilbab yang berantakan sambil menyemprot parfum. Sekacau-kacaunya,
u kemana
malam, Umi.
ahan Athiyah akan kembali normal. Hanya ditekankan pesannya agar jaga diri dan tidak
*
sasi kemahasiswaan mereka sendiri yang mengadakan pasar malam itu. Hasil dari kegiatan tersebut akan mereka donasikan untuk anak yatim, fakir miskin, kaum duafa, serta korban bencana alam. Athi
ng mereka tumpangi menepi. Ketiganya bergegas turu
ng
k di aplikasi hijaunya. Sontak matanya membe
r-mutar menandakan pikirannya terpacu bekerja. Sebentar kemudian gadis yang tengah memakai tunik selutut dan sarung batik pekalongan itu membu
isa kita bertemu? Aku ingin bicara.
pandangannya, menatap sekeliling, samar-samar mencari keberdaan sang p
. Saya tunggu jika
sa bersalahnya menjadi-jadi, penyesalannya bergentayangan setiap mal
ya," pamit Athiyah sambil ber
an, Ning? Ayo
sah, aku
angguk. Cepat Athiyah melangkah hingga
Adnan. Bukan tidak ingin, mengingat Gus Adnan sudah mengancam dengan kata 'terakhir kali', tetapi apa yang harus dia kataka
mematung beberapa meter darinya. Tanpa kata, gadis itu menurut. Meletakk
gan bicarakan, Gus?" ta
dengan yang
an. Segelas kopi susu dan segelas lagi jus alpukat kesukaan gadis
yakin rasa itu juga pasti ada di hatimu untukku. Lantas
gung jawabku membenahi hafalan yang telah lama berantakan. Abah mengirimku ke Sabilus Surur semata-mata hanya karena itu. Aku terikat
emaksaku untuk segera menikah. Maka dari itu aku bergegas melemar atau Umi akan menikahkanku dengan perempuan lain. Apa ini yang kau mau
sar malam yang mengalahkan bintang gemintang. Hat
eminta. Namun, ikatan janji itu terlampau kuat untuk bisa ia lepas. Harus bagaimana
hancurnya hatiku di hari di mana semua itu akan ter
a memedulikan puluhan pasang mata yang menyorotnya keheranan. Tangisnya p