Reruntuhan Hati
Athi
i Halimah hanya mengangguk-anggukkan kepala. Menggumamkan pantas jika Adnan tert
i rumah sakit ternama. Terus terang, Kiai Amir menitipkannya di sini untuk menyelesaikan hafalannya yang sempat berantakan. Dengan tangan terbuka Nyai Halimah me
a lulus. Poin lebihnya, disamping kesibukannya mengajar layaknya ustazah lain, Nufus begitu rajin, telaten, dan sabar mengurus semua keperluan dalem, terlebih mend
yang sejauh ini hanya Nyai Halimah temukan pada diri Nufus. Oleh karena itu, di us
s dan Athiyah yang pada akhirnya ditakdir berjodoh dengan Adnan sebenarnya juga bukan masalah besar, mengingat kualifikasi dan latar bel
katakan. Tadi dirinya sempat berpikir bahwa ini adalah akhir dari kisahnya dengan Athiyah.
getir perjuangan. Umi tidak ingin semena-mena menghancurkan hatimu dengan mengakhiri se
eraih tangan uminya dan memeluknya lama. Dengan ha
enolak, kamu harus pa
dengan berat hati. Kini ia ber
pak sibuk mencuci mobil. Tanpa menunggu lama, lela
yang mendebarkan itu, bayangan Ning Athiyah tak lepas dari pikirannya. Hatinya tidak tenang memikirka
bunga di sisi kirinya. Melihat lelaki berkoko cokelat itu mendekat, beberapa abdi dalem yang semula ta
u, Kang?" tanya seorang ya
Amir
ntar lagi selesai. Monggo
karpet tebal. Sekeliling kanan kiri ruangan terpajang pigura-pigura dan kaligrafi besar. Sedang di si
puh begitu masuk sepuluh menit kemudian. G
bali duduk. Beberapa menit mereka berbincang santai hingga seorang abdi dal
ur Adnan tak enak hati. Meski dirinya tau me
ahwa menurut dokter kondisi kesehatannya memang menurun drastis. Dari sana, Kiai Amir menawarkan agar Athiyah lebih sering di pesantren dan memantau keadaan Nyai Halimah di sela-
ng beruntunglah dengan cekatan dapat ditangani putrinya. Selama bertahun-tahun, Athiyah juga yang dengan telaten merawat penyakit gulanya yang sudah parah
Kedatangan saya ke sini juga sebenarnya ka
Adnan kemudian memeluknya erat. Tampak jelas nuansa bahagia di hatinya mendengar pinangan Adnan
idak kenal njenengan? Gus dari Sabilus Surur yang su
temu. Kiai Amir memang ramah dan pandai menyesuaikan lawan bicara. Ditam
Kiai Amir dengan kal
apa,
, menikah adalah ibadah seumur hidup. Meskipun Abah yakin kamu mampu menjadi imam yang b
utuh jalinan komunikasi yang baik antara keduanya untuk memelihari sebuah hubungan. Itu hanya bisa terjadi jika keduanya sepakat untuk saling memahami, saling
lkan Athiyah. Minta k
Ning Athiyah pamit ke
a perlu
api tadi Ning Athiyah
nggalkan Adnan sendirian. Hening begitu membuat tubuhnya kembali panas dingin, detak jantungn