Bidadari Tak Bersayap
enatap Aiza sekilas. Pemuda itu senang akhirnya bisa melihat Aiza lagi setelah lima hari tak be
lesai, dan mereka kini berjalan b
. "Ngga apa-apa kok Pak, udah jadi tug
an saat ingat jika Aiza mengambil cuti
runtung pria di depannya itu begitu peduli akan keadaan putrinya.
adaan putri Aiza sudah lebih baik dari sebelumnya. "Syukurlah kalau begitu. Kalau ada apa-apa jangan lupa hubungin s
bicarakan saat ini. Karena itu Aiza berada di ruangan pria itu dengan pint
bisa minta ke dia buat nyesuain perubahan jadwal," k
atu ini sangat jarang mau merubah jadwal jika sudah di susun. Tip
gah kini terbuka semakin lebar menampilkan seorang gadis canti
tanya gadis itu, berd
rluan dengan Aiza sebentar," balas Rayhan. Hal i
dengan senyum tipis, sekedar formal
n yang membuat Aiza kembali men
depan dada. Tanpa Aiza sadari gadis itu menatap Aiza denga
han jadwal Pak
nikah, jadi nanti tolong sesuaikan ja
memang tahu jika atasannya itu akan menikah, tapi bukankah rumor yang
dia salah dengarkan? Kenapa pula atasannya itu mengadakan pe
iza maupun Rayhan mengalihkan pandangannya menatap
tri atasannya itu pasti merasa tersinggung saat dia menanyakan
an. Maaf sekali merepotkan kamu, perubahannya memang mendadak. Har
," balas Aiza seraya m
da lag
uk saat ini,"
tuskan untuk pamit. Namun, belum sampai dia di ambang pintu, suara Inar
iz
a B
ata Inara seraya menyodorka
diam melihat undangan
Aiza mendapatkan kesadarannya kembali, gadis
lau begitu saya
agi?" tanya Inara saat Aiza k
Mau berangk
, Bund
auhi ruangan Rayhan. Memilih tak mempedulikan percakapan atasan dan calon atasann
ua belas," gumamnya seta
la napas lelah, dengan sisa tenaga yang dia punya, Aiza memasukkan undangan itu
aa
mengulas senyum tipis saat melihat siapa
enapa?"
da itu seraya berjala
ke emailku ya," ujar Aiza saat mengingat
a tiba-tiba, hal itu sukses me
napa me
embuat Aiza menatap pemuda itu aneh. Ad
jelas
a barusan, pemuda itu sibuk dengan ponse
za bersamaan dengan bunyi no
imak
a-sa
a? Pak Haydar pasti ma
dengan tabnya, nampaknya dia mengurungkan niatnya untuk pulang s
za, kali ini mode memaksa. Tapi, nampaknya hal
u masih ada urusan,"
a kerjakan. "Itu bisa diurus nanti, nanti aku bantu deh
tatapan malasnya, namun nampaknya ha
atanya seraya melangkahkan kakinya keluar, membuat Aiza mau tak mau har
n keduanya. Dia tahu jika asisten dan sekretarisnya cukup dekat, ta
g bisa jalan sama calon istrinya," ka
rgantian sebelum berucap, "Hati-hati
am saja mengalihkan pand
kata Rayhan yang membuat tiga orang lainny
berujar, "Ngga lupa kok Pak, saya cuma mau mastiin kalau Aiza aman
akhirnya. Toh mau pulang bersama juga ada
ana tanpa berpamitan sama sekali dengan Inara. Jujur saja dia tak te