Reinkarnasi Putri Mahkota
idup sebatang kara. Walaupun hanya seorang pelayan tapi Pandu memiliki keberanian layaknya ksatria.
h lapangan dengan keadaan bertelanjang dada. Panasnya matahari sudah membakar punggung Pandu yang put
ini akan memperjuangkan cinta kita
anmu, aku hanya ingin melihatmu t
cepatlah cambuk dia!" perintah Raja R
Yang
ambil sebuah cemeti yang terbuat dari rotan. Tanpa aba-aba lagi, pra
tersebut mengenai tubuhnya, namun dia sama sekali tidak berteriak kesakitan. Justr
, tidakkah kalian harus menuruti perintahku?" teriak Putri Rosalina. Namun
bukan dia yang sedang menerima siksaan itu, tapi tetap saja dia bisa merasakan rasa sakit yang dialami ol
Ayahanda bunuh saja aku daripada kau menyiksa orang yang aku cintai di
mampu untuk mengubah kepu
uh saja aku," Putri Rosalina mena
ar sudah bercucuran di punggungnya. Tenaganya pun sudah hampir t
an kau melepaskan Pandu, Ayah ... Aku mohon," Putri Rosalina kembali meminta belas kasihan dari ayahnya. Na
h terlambat,"
rpejam dengan peluh yang membasahi wajahnya yang tampan dan hitam manis itu bercampur dengan darah yang sudah men
ni. Putri Rosalina jatuh hati pada Pandu karena dia telah menjadi pengawal pribadinya, Pandu selalu menjaganya ke mana pun dia pergi, hingga cinta pun tumbuh di hati keduanya. Selain itu, kep
kehilangan seluruh tenaganya, bahkan kaki
n mati beberapa saat lag
nya yang tegap dan gagah itu ambruk ke atas tanah. Pandu terkapar
a. "Lepaskan aku, aku ingin menemui
la pelayan itu sudah tidak
ra berlari ke tengah lapangan untuk menghampir
tri Rosalina, kemudian dia segera membawa Pandu ke dalam pangkuanny
cintaimu, mungkin semua ini tak akan terjadi. Pandu ... maafkanlah ayahku," Putri Rosalina menangis hister
an, rupanya dia masih bisa merasakan bela
du .
ini sudah menjadi takdir kita,"
erubah takdir ini, kamu ha
ta belum mempersatukan kita tapi di kehidupan selanjutnya kita akan kembali dipertemukan dan dipersatukan. Selama
histeris sambil memeluk tubuh Pandu yang sudah terbujur kaku. Air matanya
ia berdiri menghadap ke tandu tempat duduk Raja Raksa, memandangnya dengan ta
bisa hidup tanpa Pandu, jika pun nanti aku dilahirkan kembali maka aku berharap bahwa aku tidak akan pernah mempunyai ayah sepertimu lagi. Jika kau membuat Pandu pergi untuk selamanya, maka tak
ri, Raja Raksa terkejut dan sedikit ketakutan karena bag
ri. Seketika darah bercucuran dengan deras tanpa bisa dicegah, dia menahan kesakitan yang teramat sangat. Namun ternyata rasa sakit ini tak sebanding dengan rasa sakit yang dia rasakan ketika melihat Pand
iak Raja Raksa. "C
utan pun berlarian untuk menolong sang putri, n