DAYDREAM

in yang melakukannya juga. Pertama aku mengenal sensasi itu ketika aku masih duduk di taman kanak-kanak. Waktu itu aku g

dan memaksaku duduk di salah satu ayunan yang ada di tengah halaman, tanpa menunggu persetujuanku dia langsung mengayunkan ayunan itu dengan kuat. Aku mulai mual dan segera memohon agar dia cepat menghentikan aksi yang dianggapnya heroik itu. Dia hanya tertawa dan rasa bangga terlihat sangat jelas dari raut wajahnya, mungkin karena dia d

n sedangkan temanku bersembunyi di belakang wali kelasku. Andai saja aku bisa menggerakkan badanku sekarang juga akan kubungkam mulutnya, suaranya membuat telingaku sakit. lelaki itu membawaku ke ruang kesehatan seperti yang kuduga sebelumnya. Ruangan itu sangatlah dingin dan baunya tidak enak, hinggga datanglah seorang perawat yang bisa dibilang masih cukup muda terse

ah. Pak penjaga berkata kepadaku kalau ayahku mungkin akan sedikit terlambat, aku tidak terlalu kaget mendengarnya karena ayahku terjangkit virus yang sering melanda warga negar

permainan yang ada di sekolah. Semuanya terasa sangat menyenangkan tapi mataku selalu tertuju ke ayunan itu. Aku selalu mencoba untuk menghindarinya namun dia seakan memberi daya pikat yang aneh lalu tanpa sadar aku sudah mulai mencoba mengayunkan tubuhku secara perlahan

anya sangat menye

u dan raut wajahnya sulit diartikan. Diriku mencoba untuk tersenyum dan seolah-olah aku berkata