Gadis Gendut dan Duda
leh ibunya, Halimah. Malam ini Damar dipaksa berpakaian rapi untuk per
tertutup dari setengah jam yang lalu, padahal mer
, udah kayak perempuan aja dandannya lama,"
ebenta
a. Meskipun terlihat ogah pergi, tet
us terlihat sempurna untuk menunjang semua itu. Ya, meskipun sekarang D
eluar. Halimah melihat penampilan Damar dari atas sampai bawah. Halimah han
siapa lagi jika bukan dari dia dan suaminya. Untung saja Halimah dulu m
h, kita sudah ditunggu." Damar han
wajah Damar tidak sempurna. Damar menekuk wajahnya meskipun
a sudah kayak baju gak dis
e arah mobil yang akan membawa mereka. Mem
annya, Bu?" tanya
ikan jika hantaran yang akan diberikan p
ucap Damar tiba-tiba. Damar langsung turun
ali, Damar sudah duda. Bahkan Damar menduda masih dua bulan yang lalu, tetap
bisa menggelengkan kepala me
tri, Pak. Bisa-bisa Senja kelaparan sa
dak bisa meninggalkan Damar sendirian mengurus cucunya, bisa-bisa Senja jadi kurus kering menurut Hal
nya. Bayi itu masih tidur dengan nyenyak, tidak tergan
ngan. Ini semua gara-gara kamu, Mar," omel Halimah lagi. Semua kerabat m
cium pipi Senja yang masih terlelap. Damar tidak ingin mendeb
man tidak luntur dari bibir Dewi sejak tadi, atau bahkan sejak Dewi tau akan dijodohkan dengan Damar. Tent
ngga dengan hasil riasannya di wajah Dewi. Ponakannya itu terlihat semakin cantik dan anggun sekara
ai selop yang sudah dibelikan calon mertua
elihat Dewi seperti memaksakan kak
k, Bu
selop itu dan me
amu empat puluh empat, ini hanya empat puluh dua," u
aja selop itu sangat sesak. Ini bu
e? Ini kan sudah macing dengan k
agi selop itu adalah kiriman dari calon mertuanya yang
. Toh, tidak akan ada yang me
a selop atau sandal perempu
palanya yang tidak gatal. Widya ju
gguk dan Widya menemui Juminah untuk hal itu. Wid
uan Widya. Juminah tadi masih memantau persiapan di depa
uh diet, tetep aja ng
lan dari ibu mereka sore ini. Sungguh miris. Ent
Iring-iringan keluarga mereka memasuki pekarangan rumah Juminah dengan Damar diapit o
ng ditunjuk sebagai juru bicara keluarga Hary
ang bernama Dewi memasrahkan sepenuhnya keputusan ini pada Dewi. Dipersilah
ambil berkata, "Saya bersedia menjadi pendamping Mas Damar." Semua
Ingin rasanya Damar kabur dari sana membawa Senja yan
u muat di jari manis Dewi. Jika tidak mungkin kedua
n Dewi begitu saja. Sedangkan kedua orang tuanya yang biasa
ga Juminah. Damar sendiri masih sibuk menenangkan Senja yang masi
i Damar yang terlihat kesusahan di matanya. Damar
i mengulurkan tangannya memin
ngkan Senja tentu saja dengan senan
Damar. Dewi hanya melongo mendengar itu, sedangkan Damar s
ak akan lepas dari aku," ucap Dewi sambil