Pembalasan Janda Talak Tiga
kali, sesak juga dalam dada mende
datang dari arah pintu mas
menenteng banyak barang bawaan terpekur ka
u juga!" ucap Bu Nur. Wajah Sherly mendadak pias
ya!" aku berdiri menghampir
o kering, gak asik nanti
i sambut malah bengong!"
lama?" tanya
" aku melihat Bu Nu
k?" sesebapak keluar dari arah k
tanya sesebapak
ak mau kemana?" tanya Bu Nur sa
dibikin minum dulu, Bu!" perintah Bap
!" ucap Bapak Sherly
elakang, Sherly m
o ke sini, hah
ah, masa mau reunia
mnya padaku. Aku hanya tersenyum
ak!" ucap Bu Nur yang memb
. Saya juga m
ahnya. Aku tak lagi menolak, menuruti Bu Nur, sedangkan She
u, biasanya setiap teman Sherly yang data
au tau nama di
a? Biasanya kan be
ri Mas Dion, Bu
sambil menutup mulut, aku hanya
sambil menutup mulut, aku hanya
terkejut gitu?"
sini?" tanya Bu Nur
mi, Bu" aku
mantan istri silahturahmi ke
n lo! Sampai berani lo dat
ipat tangan ke dada dan memperhatikan sat
tan istri datang bersilah
datang ke sini, kan? Bukan hanya ingin bersilaturahm
ntas berdiri mengambil
erlalu. Ketika hampir sampai di pintu keluar, aku berbalik
ng ke dua. Maunya yang pertama! Gimana dong?" tanyaku. D
Gak akan bisa lo nikah lagi sama suami gue!" Sherly bangkit d
erai dan menikah dengannya!" ucapku enteng. Wajah Sherly memerah, aku yakin pere
o gak tau sekarang berhadapan deng
bukan tipe gue! Tapi kala
ntuk merebut suami ana
anak Ibu? Apa Ibu tidak tau, atau Ibu menutup
apatkan saya, Bu. Jika dia benar-benar mau, maka dia
di pipiku. Tetapi sebelum itu terjadi, ses
a dingin. Ketika menoleh rupanya
n tangannya dari
. Aku hanya tersenyum, me
kekerasan segera hubungi saya!" ucap
mobil, meninggalkan Rey yang masih terpaku menatap kepergian ku.
oleh sebuah motor. Aku berusaha untuk tetap tenang,
lip ku. Berhenti di tengah jalan hingga membu
g kepada seluruh orang kepercayaan ku. Berharap siapapun
full face menggedor pintu mobil. Suasana jal
au gak, gue pecahin ni
, rasa takut yang berlebihan membuat tubuhku men
ncari obat penenang. Aku se
tongkat bisbol. Aku meringkuk ketakutan. Ketika tongkat bisbol hendak dilayangkan, meski tidak terlalu jel
a pusing berlebihan. Sedikit menutup mata dengan t
ngin itu, aku mengenalny
pa aku ada
ecahkan kaca mobil agar bisa membawamu k
an bantal sebagai penyangga. Lalu menyerahkan seca
tanyaku tanpa menat
ah mematut diri di depan kaca, aku mengikuti langkah kaki Re
si. Beberapa bagian wajahnya memar, bahkan mas
nt. Dia hanya menatap sekilas, lalu kembal
a, dan keluarganya. Kemudian bereskan!" titahku pada Rey. Rey mengangguk, aku berlalu
bawa keluargaku!" aku
aku tidak puny
ia yang me
ambu