Scenario Of Love
lap itu melaju kencang, membelah jalan beraspal yang kebetulan sepi. Bukan jalan r
p jejeran gedung tinggi yang berdiri kokoh di pinggir jala
yang dilupakan olehnya setelah bangun tidur. Tapi apa itu? Sambil pun
sedang mengobrol dengan seorang perempuan. Wajahnya begitu cantik dan memiliki pesona memikat yang kuat. Bara lupa, mereka berbin
kembali masuk ke club dan menjadi bahan kerubungan
gakhiri lamunannya. Ia menghadapkan waja
si kemudi itu mendongakkan k
" Pria itu
saya kan tiduran di bangku besi. Kamu
ulut pria itu. "Perempuan siapa? Maksud Bapak, Brilla?"
" sangg
ihat Bapak doang. Sudah tiduran sambil merin
nar
ia sedikit melongok ke d
ius,
brang secara tiba-tiba. Mau tak mau mobil tersebut menekan tuas rem secara
a sedikit
aya kaget tiba-tiba ada perempu
eka melaju. Parahnya pria itu tak melihat sewaktu perempuan itu masih b
h terduduk, tubuhn
an mengusap tumitnya yang sudah
itu. Senyum simpul terbit di sudut bibirnya. Den
mberikan uluran tangan dan berdiri di hadapannya bukanlah sosok pria ya
Mbak baik-baik aja?" Tangannya masih setia memb
ggukan kepala. Mengisyaratkan bahwa ia tak kenapa-napa. Tak
tangan yang mengusap kaki. Mem
kurl
jah yang sedikit kecewa. Namun dibandingkan kecewa, ia
braknya sudah tak di tempat, mobil itu telah pergi
saya antar ke rumah sakit terdekat?"
epala, "Nggak perlu, saya gak papa, saya b
i tumit
ong perkataan lawan bicaranya. Ia berjalan pergi melewati pria
kan niatnya. Tatapan pria itu terkunci pada punggung perempuan itu. Perempuan yang berjalan deng
itu menghentikan langkahnya dan memasuki minimarket. Kemudian,
is satu botol air mineral. Satunya lagi ia
terus digosokkan di tumit. Rupanya itu bukanlah luka yang dida
ananya berdering, dengan cepat ia mengambi
erhasil kan?" Suara dari balik sa
ketus per
Si penelepon bertanya
an mobilnya. Iya udah benar. Tapi, entah kenapa yang nolongin gue bukan Bara.
perkiraan
"Udah dulu ya, gue mau balik dulu. Siap-siap ke toko n
takutnya kenapa-napa?" Bara menutup laptopnya. Ia mendengus
as kita nggak menabrak dia. Dan lagi, ad
aya benar-be
di jaman kayak gini kita harus hat
*
us. Di dalam kamar Yusan yang super awut-awutan, k
ah kamar lo bau, berantakan, udah mirip kandang ayam!" Sera menutup hidungnya. Tubuhnya bergidik, saat meliha
ak sebagus dan seluas kamar g
get di kamar lo. Tubuh gue udah gatel-g
onis ini," gerutu Yusan bangkit dari
a licin mengkilap. Aroma wangi dari pengharum ruangan menyapa indera penciuman kala mema
anya Sera saat Yusan hen
da
panjang mengenai rencana selanjutnya. Sementara Sera
sempurna, yang tanpa cacat serta tak
dari kekurangan. Karena dalam masalah berpikir, ia akan kalah dari Yusan dengan telak. Sera tak b
selalu berpenampilan rapi dan menarik, maka Yusan apa adanya bahkan tergolong dalam jorok. Jika Sera memiliki sikap cuek, gampang emosi, maka Yusan tidak. Jika Sera keras
k memiliki banyak uang. Mendirikan toko fashion yang d
hampir banyaknya manusia, tak terkecuali mereka. Dari tujuan
berhasil?" tanya Sera
berhasil!" Yusan berucap