Hasrat Cinta Nona dan Tuan Muda
saat hembusannya menerpa cukup kuat. Temaram penerangan lampu duduk kalah terang oleh sorot rembulan yang menyorot tepat ke arah karp
an retail terbesar dan terpopuler di Indonesia abad ini. Kekayaan yang jelas melimpah, bahkan tak akan habis seandainya dipakai hingga
n sesuatu yang tak bisa ia beli dengan kekayaannya. Menghela nafas lemah, ia lantas bangkit dari duduk nyamannya. Menepis
aja. Dihisapnya dalam-dalam, lantas ia hembuskan dengan nyaman. Hingga asap rokok itu mengepul berwarna putih seperti awan. Per
u di kediaman Archiles pun sudah meringkuk di balik selimut masing-masing. Namun tidak dengan Archi
ihat mengantuk hingga tanpa sadar ia menyandar ke pegangan sofa. Namun se
mengantuk?" tan
anjat lalu mengerjakan
atanya seolah tak percaya saat mendapati
ada Archiles. Melihat hal itu, Archiles me
saya sedang bermimpi," racau Archiles sem
. Tuan muda tidak
api tuan muda tertidur di sini. Sepertinya lelah sekali,"
ah cukup rapi," ucap Archiles s
k, dan beberapa puntung rokok di atasnya, t
kembali besok pagi saja kalo begitu," ucap N
encekal lengannya hingga Nona
tanya Archiles sambil memalingkan wa
h tingkah berada sangat
sertai rona merah dikedua pipinya,
u minum sebentar?" tanya A
n muda serius?"
boleh menemani tuannya seperti ini?
gu pembantunya itu lan
emani aku minum," ajak Archiles sambil
a pun akhirnya dengan sukarel
an winenya tuan m
cap Archiles dengan senyuman m
enapa tuan selalu
agi? Lagipula bukankah namamu memang Nona?" tan
saya. Saya merasa tidak enak dipanggil dengan sebutan
danya? Kau dan aku sama-sama manusia.
anya Archiles dengan seringaian saat ia me
lalu mengangguk, "saya s
mu Nona. Tapi ... Sudah kubilang jang
lisnya sembari meneguk
maku," pint
aku, kumohon,"
i hadapannya. Nona tersenyum lalu menunduk malu. Diam-diam ia m
Archiles tersenyum
a, katakan dengan jelas.
Archiles," ucap
ngan pakai tuan,
i tetap memanggilku
u, eh? Hehe kau juga tahu itu kan?" k
na mengangguk d
itu Archiles
bir bawah Nona dengan ibu jarinya. Membuat Nona terperanjat, lan
uang ini, khusus untuk Nona. Ruang Nona, dan aku," bis
pak netranya. Menelan Saliva, lantas ia mulai mendaratkan bantalan bibirnya di atas bibir Nona. Cukup intens, cukup mesra. Saling memagut, mendecap, mencecap, mereka terbuai terlena. Seolah dunia hanya milik berdua, bahkan Archiles mengabaikan gorden abu tua y
tak terbangun hingga semuanya tuntas
en abu tua. Angin sejuk ikut menggelitik le
ng saat merasakan sesua
manik mata belo coklat miliknya diantara bingkai mata m
chiles dengan suara para
peranjat lalu b
sembari memegang
kekeh lalu i
a giatnya kau semalam? Haha kukira kau hanya pand
selimut putih saat menyadari diriny
gap Nona membuat Archiles sem
tak ingat?" tan
imana ini? Tuan besar akan menghukum ku. Bagaimana ini tuan m
.. Aku tak melakukan ini untuk me
n marah? Tuan
engar pertanyaan ter
h menjadi milikku sekarang. Siapa yang berani memarah
mendengar hal itu,
" resah Nona sembari menggenggam erat
chiles terlihat ikut bingung menanggapi kekhawatiran Nona. Ia memang sering agak sulit saat
utup mulut menahan kekehan kecil yag baru saja lolos dari bibir mungilnya. Archiles tersipu malu menggaruk tengkuknya yang ta
itu. Kumohon," ucap Ar
ngan nada manja namun tetap
ku gila kau tahu? Jangan buat ekspresi seperti itu dong. Aku tak tahan. Bis
dasar tuan muda
tukmu. Ditunggu ya," ucap Nona sembari ba
kemanapun tanpa aku," titah Archiles sembari menarik kembali pingg
n selesai jika aku hanya berbaring di sini!" pek
h beberapa saat berguling-guling
i a la Nona," gumam Archiles sembari memejamkan mata saat mengh
apnya dengan khidmat. Sedangkan Nona men
anya Archiles sambil menyodorkan se
dengan lahap sangat menyenangkan," ucap No
itu. Itu terlihat seperti ibuku kau tahu? Aku membencinya. Jangan laku
engek Nona sambil terus menghind
rus, dia akan setuju soal pernikahan kita. Pokoknya kau jangan pikirkan apa pun, dan makan sa
makan? Biar sehat dan kuat seperti ka
ah-baiklah kau selalu menang," ge