The Nymphea: Di mana kebenaran terungkap
sama lain saling mengawasi. Seketika atmosfer berubah menjadi menegangkan.
i siap. Mata mereka berub
getarannya semakin terasa. Jantung Alie berdegup lebih cepat. Dia menelan ludah. Apa yang harus Alie l
ingat di dahi Alie semakin banyak. Dia tidak bisa bohong bahwa
menganga. Reptil itu melangkah perlahan, muncul dari balik pohon raksasa. Itu adalah kadal berjumbai raksasa atau nama
it bersisik licin dan berkilau dengan warna hitam mengkilap dilengkapi totol-totol emas di sekujur tubuh. Saa
ludahnya. Apakah sekaran
wrintaru. Yang lainnya mengangguk, membenarkan. "Atau bisa jadi tim ya
yerang sebelum mereka menyerang le
ke tanah. Sepersekian detik, gundukan dari tanah, bentuknya mirip rumah beruang kutup muncul, melindungi mereka. Ekor kadal menghantap gundukan tanah milik Reentari. Bum! Bunyinya cukup untuk mem
an?" tanya
k. "Ingat, kita har
h satu kadal. Bukan sekali, melainkan bertubi-tubi membuat kadal itu menjerit kesakitan. Mulutnya yang terbuka lebar, menampakkan gigi-giginya, dan juga lidahnya yang berwarna merah mudah,
aki di bagian depan. Untuk berlari, mereka akan mengangkat dua kaki depan, hanya mengandalkan dua kaki di bagian belakang. Namun, jangan tanyakan seberapa cepat kadal itu berlari. Kadal jenis ini
ajakku bermain," ujarnya
isi siap. Dari dua tanga
Satu-dua mengenai kepala dan tubuhnya dan sisanya berhas
da di mana kadal berjumbai raksasa berada, tiba-tiba menjerit. Salah satu kadal berhasil menangkapnya, melilitnya dengan ekor. Kadal itu membuka mulutnya lebar. Lidah
dal itu meringis. Reentari melompat ke kepala kadal, kemudian turun di badan kadal yang melilit Alie. Pukulan berdentum bertubi-tubi Reentari pusatkan di bagian tulang belaka
yaris tubuhnya bersentuhan dengan tanah, tubuh Alie kembali dililit, namun bukan ekor kadal, melainkan akar tanaman. Itu Reewrintara. Dia menggun
emburkan api layaknya naga. Salah satu kadal membuka mulutnya. Keluar dari sana semburan api, mengarah ke Reerentare. Reerentare memejamkan
rong Reerentare perlahan. Urat di leher Reerentare sampai kelu
sudah tergeletak di tanah dengan tubuh yang naik turun, mengatur napas. Kadal itu
tengah menyemburkan api ke arah Reerentare gundukan tanah. Kadal itu terpental beberapa m
ga kadal sudah ditaklukkan. Dua oleh Reentari dan satu lagi sedang dililit akar pohon oleh Reewrintara. Satu yang ter
bantu Reelindara," ujar Reentari pa
l Reelindara. Bola-bola api tidak
sudah berada tepat di bawah kadal, Reewrintara membuka matanya. Telapak tangan Reewrintara yang semula terbuka lebar, langsung menutup. Akar-akar tadi
a. Dia sudah terpojok. Kadal berjumbai raksasa itu hanya tinggal beberap
. Deru napasnya benar-benar sudah
rinya, perlahan, menyentuh kepala kadal berjumbai. Satu detik, cahaya muncul dari telapak tangan Alie, membuat