Kekasihku, Kakak Tiriku
utri tunggal, aku hanya bisa mendukung tanpa mau banyak ikut campur dalam urusan asmara ibuku. Biarlah, kebahagiaannya terus dicari,
bersama siapa?" tanyaku pada ibu. Ku tunjukkan wajah kesalku padan
sembari tersenyum ramah. Aku sudah tahu jika itu semua adalah tri
mu, ayah tirimu adalah orang kaya, kau sama sekali tidak akan merasa ke
mpir menginjak enam puluh tahun. Tapi, apa mau dikata. Semuanya sudah terlanjur, ibu sudah resmi
nya hak apa pun untuk melarang kebahagiaanmu," sahutku menyerah. Aku mulai membalikkan bad
tapnya. "Ibu lupa mengatakan padamu, jika anak dari ayah tirimu yang akan menjaga mu di sini. Dia yang akan memegang perusahaan di sini, itu
Pasalnya, sejauh yang aku tahu, sikap seorang kakak tiri akan se
bola mataku membulat lebar saat ibu mengatakan hal itu. Aku berharap
g mengembang dari sudut bibirnya. "Iya
ja aku takut jika kakak tiri yang ibu maksud adalah seo
uan?" tanyaku m
sekitar dua puluh delapan atau dua puluh sembilan tahun. Masih jauh dari usia mu. D
u justru takut. Sebab, aku diharuskan hanya ti
ir jika aku hanya tinggal berdua s
Mereka akan tinggal bersama kalian di rumah. Ya, mungkin sesekali mereka akan minta libur padamu
anita paruh baya itu menelepon ayah tiri ku guna mengabari putranya untuk segera terbang kembali ke Indonesia sebelum ibu dan ayah tiri
*
urusan mendadak sehingga tidak bisa ia tinggalkan. Aku pun sudah bersiap, setelah Pak Handoko mengantarkan ibu ke salah sat
itu aku pun bergegas naik ke dalam mobil yang langsung dilajukan dengan kecepatan tinggi oleh Pak Handoko. "Pak
Pak Handoko mengi
datangan penumpang. Aku sudah memegang sebuah papan dengan bertuliskan nama REYN di dalamnya. Aku berharap ka
i sekitar sepuluh menit yang lalu, akan tetapi, sampai waktu yang ditentukan i
erutu ku mulai kesal. Sesekali aku mencoba meregangkan kaki-k
g terdengar dari tempatku berada. Aku berharap salah satu
kedatangan, buru-buru kuangkat tinggi-tinggi papan yang aku pegang. Sembari
dara yang baru saja turun dari pesawat. Kakiku sampai harus terinjak oleh s
sangat tampan, berkulit putih dan juga manis. Ada lesung Pipi
aat ia berhenti t
in yang berdiri di belakangnya. "Bukan, dia Reyn," sahutnya menunjuk
an namanya. Aku pikir, Reyn adalah sosok pria tampan di depanku, tapi ternyata bukan.
?" tanyaku
harusnya kau memberi hormat kepa
dan merasa kecewa. Penampilan rapi dan modis yang aku tampakkan ternyata hanya
da pria tampan yang aku
haannya di sini. Pak Gilang sudah memberi ku izin untuk tinggal bersama kalian juga,
rsama seorang pria tampan di rumahku. "Tentu saja tidak, kau boleh tinggal di rumah kami. Rumah
an sungkan ke arah Reyn. Mungkin saja pria itu mer
inggal bersama kalian di ruma
tidak terlihat tampan. Sepertinya Max lebih cocok untuk menjadi kakak tiri ku, karena ia terlihat
ua pria itu, seperti ada teka-teki y
.. Maksudku Max, ya Max," ucap Reyn seolah s
lebih mementingkan waktu istirahat ku yang harus
h menunggu kalian berdua," ucap ku seloroh pergi mening
gumam ku pelan tanpa terdengar oleh dua