Dendam yang Terpendam: Cinta Sang CEO Terhalang Takdir
untuk apa kau masih berdiri seperti patung disini. Aku akan masa
setelah sebelumnya terpaku mendengar
ya ke
na muda kembali, lalu putrinya bagaimana. Tapi Emma b
palsu terter
elayan, Emma mengusap air m
ta. Sungguh sebuah misteri, hampir satu tahun nona menghilang, semua upaya sudah dikerahk
kamarnya. Dengan tangan yang bergetar, ia b
ng ini masih hidup?
bu kota, banyak tamu dari lapisan masy
na dengan dagu tingginya. Pakaian yang terbuka tampakn
n gadis itu, semua
h yang paling kaya. Hatiku rasanya
u tidak akan s
ira. Anna selalu sangat l
ibu kota, meski para orang tua mereka kaya bukan berarti
perti apa itu? Club malam yang akan menghabiskan
tertinggi sekarang adalah miliknya. Ia bisa mendapa
rdengar ditelinganya. Anna berdiri dari pelukan k
kan dahinya, merasa agak kesal k
itu kembali. Dia masih hidup." Suara
ngah menekan telinganya dengan tangan sebelah kiri
u pulang secepatnya. Jangan sampai dia tau kalau
idak mati saja?" sung
pulang." Sambungnya kesal d
uduknya. Beberapa temann
lam ini kepada saya." Ujarn
iatas meja ia m
.
ecara otomatis. Di depan pintu masuk utama, deretan pelayan memil
layan Zeesya duduk diatas kursi roda, didoron
a memandang keatas. Pada lukisan air terjun yang tergantung
menyegarkan tapi ia
orang. Foto ia bersama ayah dan ibunya. Meski bukan anak kandung mere
lukisan sebelum
g lalu. Tapi tenang saja, saat ini sedang dalam pe
ya tetap baik-baik saja. Semakin kedalam ia bisa m
sebuah keramik kuno langka senilai puluhan ribu dol
g bisa dibilang sama seperti sebelumnya. Tapi siapa Zeesy
kembali seperti sebelumny
ja, merasa tak ber
ehendak A
sampai ia mengejutkan ular yang bersembunyi. Tampaknya
gat, tapi melihat wajah muram tuan
e kamarnya. Meski ruang utama mansion ada sedikit
Zeesya, Emma melenggang masuk dengan seorang pelayan. Pakaiannya me
resah. Sangat menyakitkan bagiku untuk makan dan ti
bisa berhenti menangis setiap malam
megang tangan Zeesya. Merasa mun
a hidangan kesukaanmu." Dengan penuh semangat
t ini ia tidak percaya dengan siapapun dirumah
ku sangat senang melihatm
a setelah mendiang Ayah dan Ibunya mengangkatnya men
an ini ke dapur. Aku tidak bis
ti. 'Dasar jalang, kau pi
beristirahat dengan baik." Uca
r. Emma menyibakan rambut
ikit tenang. Ia duduk diatas kasur,
n Ayah dan Ibunya. Ia mengambil sebuah fo
Ibu,,, ap
emuanya akan ba
, tanpa sengaja ia melihat gelang
uruf yang tergantung disana. Sebuah ka
dan lucu. Semenjak kecil, Zeesya tak pernah terpikir untuk m
gelang itu dan mengambil handphone baru yan
epalanya terasa