Cintaku Bukan Rayuan Pohon Kelapa
Timur berada. Dia tampak resah sebab tadi di Jalan Tol terjebak macet. Padahal Dia naik Bus AC cepat. Tapi Dia sudah
jarang banget mengabari para Head Writer kalo sedikit terlambat sam
gerbang utama, menyapa
ng P
"Mbak mau ke Tower mana?"
Selatan
nya Bu M
endengar ini, dip
a Perempuan yang bekerja di Industri Sinetron dan Film. "Dan cuma Teamnya Bu Mi
agaimana saya
i arah itu. Nanti ketemu Mini Market, baru ketemu Pintu Masuk ke Tower tersebut. Mbak bilan
a." Viora segera per
menjadi Kembang di Mutiara Timur.' Dia feelin
ke dalam Lobby,
lo M
cet di Tol." Ujarnya tersenyum haru. Dia sedang mengoreksi hasil k
gsin digoda Mitha, "Vio sudah
di Lobby ya. Biar Menuk ART Aku menjemputmu. Kamu
, Mb
a subur dan pakai kaos M
Mbak." Viora segera mengakhiri telponnya,
ara di
itha menjerit m
sahut Menuk tergesa
y sekarang, j
iora, Bu
aya itu,
ah ketemu Mbak Viora, Bu. Gimana M
i Meja, di akses sejena
imkan Photo Vio
aku celana pendeknya, mengecek WA, dan
, Bu?" tanyanya
ra, masa itu
k seperti kat
Mitha, "Udah bur
segera pergi, tapi
ya David mendengar Mitha memanggil Menu
a-pura heran melihat Menuk
ridnya Bu Mit
lo bilang ke Kami?" tanya M
Semar!" s
itha, "Buruan jemput, bukan
l dan pakai sandal jepit kesayangannya yang berga
emoga muridnya Mbak Mitha adalah Bid
sisi David, "Siapa sih muridnya Mba
hat saja
i melihat ke photo Viora di Ponselnya. Di Sofa, Viora juga melihat ke sekitar, m
sama dengan photo Viora, tampak ters
menegur Viora yang
nak. Badan Menuk memang subur, dan me
k Me
nuk saja, M
ke
ke Bu Mitha. Bu Mitha
s ke pundak kanannya, lalu mendekap map
ah bisa jadi Kembang di Mutiara Timur ini. Tapi siapa yang akan mendapatkan Kembang ini y
a sampai ke da
dang melepas Stiletto dari kedua kaki Viora, "Say
isi bermacam makanan enak, lalu ada meja panjang yang tertaruh beberapa piring kemi
EB
Astaga!' desaunya tidak percaya dengan yang dilihatnya, 'Kena
'Terima kasih Alam Semesta.' bisik hatinya, 'Engkau pertemukan Kami kemba
in David dan Vi
ni muridnya
k bilang menjemput
Bidadari yang
terkesiap m
baru mengenalnya saja. Biar tidak banyak perta
op semi longgar berwarna kuning gading. "Ga, bening banget Bidadari gue." desaunya terpesona melihat kulit di leh
ari bahan Sari India yang transparan
keluh David sebal, sebab ham
L
nk top doank." Rangga mengeplak le
bukan
gar suara Mitha
ara Ruangan ini dengan Ruang Tengah. Tampak Mitha datang me
g cantik.' Dia kini tahu nama Viora, dan merasa nama itu cantik untuk Viora ya
hat David mabuk kepayang b
k sama Viora, kemudian diamatin
emang cantik." Dipuji
tersenyum geli, "Eh?!" Dia tersadar se
L
terkesiap,
k menutupi kenyataan kalo Dia tahu langsung dari Alyara. "Kalian berdua beda-beda cantiknya." Diusrek sayang kepala Viora, "Dah yuk,
G-TU
gga terkesiap
Dia bikinkan Kopi wat Kami, dan yang lain." Dia mengarang indah
"Tumben Kamu tidak menyi
um kirim uang belanja untuk stok Kopi. Men
ulu kan bisa, n
ik
ri Mini Market di bawah." Mit
polos menengadahkan telapa
belakang jeans pendeknya, lalu dike
opi." Ditegurnya Menuk sa
polos, "Uang belanja Stok Dapur kan dari Bu Mit
Rangga melihat Mitha menjadi gemas ke Menuk,
am, "Tapi uangnya ke
elikan Roko
lalu mengambil uang
a buat elo."
." Menuk lalu sege
a Kalian dah mejeng di sini." Katanya saat kedua Pria itu mendekatinya, "Gue kenalkan Kalian sama si cantik ini." Di
a, Mbak?" tany
k an
s
i kukenalkan kamu sama anak kembar
aneh, scara wajah David ngota, wajah Rangg
"Sampai segede Gaban gini, selalu bersama
" Viora
n sambil menunjuk David, "Dia
kil
nggut, "Dia peg
gan kanannya ke Viora
yambut ta
iora menye
seru lantang, 'Terima kasih Alam Semesta! Aku bertemu kembali sama Bidadariku ini!'
, lalu matanya bicara, 'Maaf kemarin A
Tapi lain kali jangan pergi t
tanya, 'Ngasal Kamu. Sej
'Alam Semesta yang m
a melepas tangan David, lalu menjabat tangan Viora, "Rangga." Ujarnya polos banget mengenalkan namanya sambil te
gga, ditatap Rangga, 'Apa Kamu teman David yang ma
genali suaraku. Menuk benar, Kamu pantas
ri tangan Viora, "Coba ya yang udah berkapling tidak m
avid tidak ikhlas Dia pegang ta
E CONT