Ning Andini
perban. Tangan kirinya bengkak dan membiru. Dengan jalan tertatih, ia kembali menuju ruang ICU. Bada
sudah kel
dah, Mas. Reva ju
, Pak. Boleh saya me
biarkan pasien is
k. Boleh minta tolong ant
an melihat k
s. Untuk urusan motor biar anak buah saya saj
merogoh kunci di saku kirinya, ke
alal masih penasaran dengan sosok pemuda di depannya yang tida
ya ke Jombang untuk soan kepda Kiyai saya memohon doa restu
, semoga la
ma kasih, Pak
opoh, dia adalah Pak Abdul dan Bu Yani. Orang tua Reva. Bu Yani t
" tanya Bu Yani setengah
k-baik saja. Dia juga sudah siuman,"
Abdul tanpa menghiraukan A
*
Cah Ayu... kamu kenap
ur rumah sakit. Ia mengelus rambut Reva. sedangkan Pak Abdul melihat sayu
kening puterinya. Lalu meneteskan air mata, tidak sanggup melih
ang mulai membaik ingatannya. Ta
ritanya to, Nduuk?" Bu Yani masih belum tahu apa yang terjadi
lu. Biarkan dia istirahat dulu," saran Jalal. Dia ke
tahu Abdul tentang apa yang dikatakan dokter kepadanya. Termasuk d
ta Abdul kembali mengalir
sejenak. Ia kemudian berbisik. "Menurut dokter yang memeri
hampir jatuh. Beruntung Ja
ma kalau masalah ini. Sekarang ya
inya. Jalal yang mengetahui Amin tidak ada di kursi tunggu langsung mencarinya. Ia takut kalau pemuda itu lari dari tanggung jawabnya. Ap
a rumah sakit. Bergegas ia ke mushola. Benar, pemuda itu
ari bapak
sa kalau dirinya tidak salah, tetap saja semua ini terjadi karena dirinya. Tapi se
gkah tertatih, ia menuj
. Kang, ini Amin orang yang menabr
emandang lemah da
annya tadi, Mas?"
ak menjawabnya. Ia hanya diam, memikirkan kondisi anaknya yang te
kan bertanggung jawab kepada anak b
bertanggung jawab
Allah
h, Mas. Kami sekeluarga meminta pertanggung jawaban
tu, Amin la
air wajahnya l
Mas," harap Jalal. Ia kemudian menepuk bahu Amin, s
*
h. Ia memutar bola matanya. Di depannya ada Ayah, Ibu dan juga pamannya, Jalal dan ada seorang pemuda yang tidak ia kenali. Ia memutar lagi pandangannya. Sudah ad
u sudah bangun," Bu Yani
kenapa
an, sayang," jelas Bu Yan
a untuk bangun, tapi tidak bisa. Ia mencoba kembali, tapi tidak bisa. Sekali
, melihat kakinya yang
riak histeris, semb
i kamu masih sakit, jangan digerakkan dulu, ya
k mau lumpuh, B
g, kamu pas
nya mematung sembari meneteskan air mata melihat kaki puteri sematawayangya tidak bisa bergerak. Jalal b
engalamai cedera syaraf traumatis sehingga sebagian a
sembuhnya, Do
i itu kecil karena benturan di
lagi apa yang terjadi ke depannya. Ia hanya diam
as Amin sebagai seorang laki-laki. Karena Reva kondisinya lumpuh, maka kami minta Ma
hi Reva. Ya Allah... mata Amin berkaca-kaca. Ia tidak bisa ber