icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

My Bestie My Bucin

Bab 3 Kenan Danarjaya

Jumlah Kata:1058    |    Dirilis Pada: 20/09/2022

erlahan-lahan aktivitas penduduk pun ikut beranjak seperti matahari

raan masih memadati jalanan. Apalagi menjelang malam saat pergantian aktivitas. Bisa

dipadati kendaraan. Mau tak mau dia harus mengem

a harus menyesuaikan diri dengan rutinitas kota bisnis

tinggal dulu, dia hampir tidak pernah menemui kemacetan yang mengular sepert

dari menjelang Maghrib. Kini Isya pun telah lewat. Sepertinya dia akan tiba di rum

daraan yang sepertinya tiada putus. Untunglah jarak yang ditemp

ta, di mana rumah tempat tinggalnya berada. Setelah memarkir motornya di pelataran tak be

tidak nampak satupun penghuni rumah menyambutnya. Begitu juga saat dia memasuki ruangan tengah yang difungsik

bih sering menyambutnya saat dia kembali d

tu tertutup rapat. Pertanda penghuni kamar telah terlelap atau tengah keluar entah k

nya di atas kursi kayu jati dengan lesu. Diletakkannya bungkusan plastik yang d

lepaskan jaket yang dikenakannya. Kemudian disulutnya sebatang

a pesan di grup komunitas di mana dia baru saja bergabung. Sekadar berbasa-basi me

a pencinta game online. Hari-harinya yang selain dipenuhi kesibukan di bengkel j

yang menjadikannya dikenal sebagai salah satu pemain yang hand

seperti halnya para pencinta game yang lain. Namun dia justru mendapa

mpat di bacanya sekarang. Ken lebih fokus dengan urusan perpindahan guild dan aliansi. Dua hal yang memang

ngin tahu Ken menggulir smartphone-nya dan membuka foto profil pengirim pesan itu. Sesosok wan

ibalas oleh sang penerima. Ken meletakkan kembali smartphone-nya di atas meja. Dia

sekembalinya dari bekerja, sekalipun itu tengah malam. K

dan sibuk dengan smartphone-nya. Rupanya pesan

Cukup menyenangkan berbincang-bincang dengan wanita yang baru saja dikenalny

a-basi. Seperti yang biasanya dia lakukan saat pertama k

ma kedewasaan. Sudah menjadi suatu hal biasa baginya atau m

nnya itu, cukup menyenangkan dan tidak menghindarinya begitu saja saat dia mulai mencandainya dengan gaya s

an terakhir dari Mulan. Memang sudah lewat larut malam dan wa

tak juga menghampirinya. Sejujurnya dia masih ingin bercakap-cakap

i mana yang hendak dibukanya. Pada akhirnya Ken mematikan smartphone-nya dan beranjak ke

a setiap hari. Bekerja terkadang di sia

g yang menyiapkan secangkir kopi panas dan makan malam serta menemanin

penepis kesepiannya di malam seperti ini. Terutama mengobrol deng

nya dengan berbagai tanya atau pun menyambutnya dengan hangat. Bukan karena

ini hari, kedua orang terdekatnya itu tengah bergelung dengan selimut dalam kamar masing-masing. Selalu saja suasana

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka