Teman Kos
a? Satu kelas? Satu jurusan? Ap
gar Nayla akhirnya tertangkap juga di telinga gadis itu. Teman-temannya terdengar begitu antusias di dapur. Biasanya, hanya ad
os yang lama. Beda fakultas, kit
mm
Makin sulit untuk menyaingi ket
epan televisi yang sebelumnya bertanya kepada Caca adalah target utama dari kata-kata tadi. Orang yang baru saja bersuara itu
enar-benar siap untuk dihidangkan seperti terasa lebih baik. Untung saja, Rino tidak benar-benar berkoar-koar ke semua penghu
t dari duduknya menghampiri Rino. Pemuda itu membawa dua kardus mi instan. Lumayan lama juga dia pulang dari minimarket mengi
seorang yang membantu, semestin
a ke arah Rino. Matanya mengarah ke arah tumpukan kardus yang dibawa oleh Rino. Setidaknya itu terlihat merepotkan. Meski
ga
arah dapur bermaksud untuk menyerahkan belanjaannya kepada Mikaila. Tidak lupa juga dengan struk belanja agar gadis itu bisa
basa-basinya. Perlu makan nasi
pur yang terletak tidak begitu jauh dari tangga, Varo memilih untuk terus melanjutkan langkah kakinya menuju lantai atas. Ia ta
-
yang pintunya dipasangi nomor dua belas. Niatan pemuda itu untuk menyapa Varo segera diurungkan setelah si penghuni kamar n
enduga Kenzo adalah pembuat suara keras beberapa waktu sebelumnya, orang itu hanya teringat ada sesuatu yang penting seharusny
buah titipan. Tas ransel yang semula dicantolkan pada dinding kamar segera dibuka oleh Kenzo. Dia memilah dan mencari di ant
li karena bukan kepentingannya. Namun, Kenzo merasa jika dirinya bertanggung jawab terhadap sesuatu yang semestinya dilakukan o
cit Jeje begitu ia menyadari ji
ke kampus, dia memang dititipi sebuah buku untuk difotokopi. Jeje hanya memiliki satu jadwal kuliah. Namun, ia mendapat informas
swa diharuskan memiliki buku pegangan materi perkuliahannya. Tak harus buku asli, sebatas fotokopi masih diperbolehkan. Kare
fotokopinya tadi penuh. Jadi, o
idak ia pahami. Pemuda itu juga menduga, seberapa pintar seorang Kenzo pastilah juga tak paham dengan pembahasan yang agaknya
Lia martabat telur, maka pemuda itu menyadari tidak selamanya keadaan selalu sama. Ia mulai berkhayal mengenai keuntungan
h terlambat. Sering adain kuis dadakan mengenai materi yang ada di dalam buku. Pemilik buku yang sebenarnya juga sudah memin
rasa tak enak hati. "Nggak tahu
bisa pura-pura bawa fotokopi mat
bisa gaw
karena tidak membawa materi yang diminta oleh dosen. Tiap-tiap dosen memang berbeda-beda. Ada yang menuntut setiap mahasiswa
aduh dari pintu membuat Jeje d