Nona Perkasa
mandangi keempat orang yang masih di ruangan tengah, memandangi keluarganya Ali. Mereka adalah kelu
ir matanya menerobos masuk. Cepat-cepat ia mengusap
jeruk. "Maaf yah, Emak bingung harus manggil lu siapa? Emak tahunya
uk dingin mengalir membasahi tenggorokannya yang sedari tadi terasa kering. Tanpa ragu, Ali langsung meneguknya s
wab Iin sambil
sebuah arti. Ali mencoba mengira-ngira ekspresi wanita di hadapannya, tapi ia merasa wajah wanita di hadapannya seperti berbay
a-tiba menjadi b
i menghampiri ibu mereka. Sarji bapaknya Ali yang baru
tanya Aji yang merasa heran
obat tidur." Jawab
a tubuh Ali untuk memastikan kalau Ali sudah tak sadar, "Aji
i gesit, ia langsung
kebingungan, "lu jangan bengong di situ, Del! Beresin kursi seb
Tak lama Sarji muncul dengan membawa sebuah rantai besi panjang, "untung, gua masih nyimpen rantai seped
ai sepedanya, dibantu oleh Iin. Rant
Beh. Diikat pake rantai, kasihan k
k?" bentak Sarji pada anaknya, wajah Adel
ah pintu. Aji muncul dengan membawa seseorang yang berpakaian serba hitam, wajah Sa
ubah tersebut sudah terlalu lama dipakai. Rambut orang tersebut panjang dan gimbal. Warna janggut hitamnya y
ta yang tajam menambah seram dan warna bulu alisnya senada
hitam tapi sudah seperti warna abu-abu. Kalung seperti tasbih seukuran biji sa
tahu kan, manggil gua keluar bayarannya d
dulu anak gua si Ali!" jawab Sarji tegas, seraya
rwi yang tak melihat ada keganjalan
Masa gak bisa nebak." Oce
p Adel geram, apalagi tatapan Mbah Darwi yan
gan mata yang tajam, tapi Adel malah membala
k Sarji yang merasakan
ya orang kerasukan. Dia ngaku putri raja. Nyi
itam putihnya, kemudian menutup matanya. Jari jemari tangannya seperti sedang meremas-remas sebuah benda
dengkuran Ali terdengar keras sa
ji terlihat takjub, Mbah Darwi berkomat-kamit saja bisa membua
di sana! Ambilkan air dalam baskom besar d
h Ali ke lantai, membawa tubuh Ali untuk duduk dan bersandar. Sementara Iin dan Ad
n tubuh Ali saat Iin muncul membawa bas
in Adel, Mbah."
k, "iya, gak apa-apa." Waja
ntong plastik. Mbah Darwi membuka 2 kantong platiknya. Plastik yang pertama berisi bunga 7 rupa, Mbah Darwi menuangkan bunga tersebut ke dalam baskom yan
g waspada saat melihat Mbah Darwi. Sepertinya Mbah Darwi merasakan sesuatu, mereka menyusuri arah ta
aku seperti itu?" suara Adel bergetar ketakuta
g menyadari kalau Adel ketakutan. Iin langsung b
denagr menyeramkan. Adel dituntun
tangan Adel karena ia ingat permintaan Mbah Darwi yang belum tersedia adalah es te
Mbah Darwi dengan
dangannya menuju es teh. Tangannya menyambar cepat gelas es teh tersebut, lalu menenguk air
anya." Ucap Mbah Darwi de
ukun bisa