Pendekar Naga Biru
berada di dalam kamarnya. "Ayo, cepetan bangun! Aku mau menunjukkan sesuatu yang menarik ke kamu!
tidak sopan banget kamu masuk begitu saja ke
ahnya cantik tapi kelakuannya serampangan dan tid
unjuk Isyana dari atas balkon penginapan ke arah
ela diri sedikit di Perguruan itu biar tidak gemetaran kayak kemarin, ha
iri sedikit. Ibu aku sering mengajariku agar tiduru silat di sana! Mau belajar atau tida
aku ke tempat kakek Wicaksono
. Walaupun pikirannya berontak untuk tidak mengikuti Isyana tapi kakinya melangkah mengikuti
na, jangan khawatir ... aku selalu nepatin
ian merah sedang mempraktekan jurus ilmu bela diri. Isyana masuk
a Isyana ke seorang pemuda yang tinggi te
enyodorkan tangannya bers
tadi biasa saja tanpa senyum dan dingin padahal
i. "Kalau tahu gini mendingan a
lmu bela diri di sini bisa tidak ka
tif Isyana memasukkannya be
n aku mau kembali ke ibukota! Jadi maaf bukan menolak tapi
biar dia tidak babak belur kalau dikeroyok bandit
-bandit itu beraksi la
ia yang gemetaran ini makanya aku bawa
pagi-pagi ke sini biar aku kasih beberapa t
Pergi pagi-pagi tidak bilang-bil
lau ternyata pemilik perguruan ini adalah keluarga Isyana
amu! Mau ya cuman satu hari saja kok!" rayu
inta maaf sama ibu,"
u menyinggung perasaaannya karena dia masih memerlukan pertolo
k baru Candaka namanya,"
ini, tapi lugu polos dan baik hati ... Lah kok aku jadi suka sama dia? Tidak boleh ... kan aku mau
murid-muridnya," ajak Isyana sambil menarik ta
u bukannya kamu!" kata