Dewa Pedang
an lebatnya. Ledakan guntur dan sambaran kilat,
mbus kencang. Menambah rasa dingi
nan, rasanya tidak ada makhluk hidup lain yang terlihat oleh pandangan mata. Pada
ekor binatang liar pun tidak
pi sambaran kilat masih terus menyambar-ny
an seorang diri. Semakin lama, bentuk tubuhnya makin terlihat je
tanya jeli dengan alis berbentuk golok. Hidungnya mancung dan mulutny
u saja. Seolah-olah sengaja agar
cukup cepat. Wajahnya terlihat panik. Seol
t? Kenapa dia bersik
a Perguruan Naga Langit. Ayah Caraka Candra bernama Adiyaksa, dalam du
perguruan besar. Di kota Pangarengan, Perguruan Naga Langit sangatlah terkenal. Sakin
ar. Malah menurut kabar, ada juga beberapa murid yang berasal dar
ngan daun muda. Tapi jangan salah, dalam waktu singkat itu, perguruan baru tersebut tel
nak murid Perguruan Naga Langit, di mana pun dia berada,
dengan perguruan tersebut. Yang terjadi justru sebaliknya, semua orang yang berasal dari
mbahnya hari, maka makin bertambah pula
a. Sebab sekarang, sudah tiada lagi yang namanya Perguruan Naga
gan pahit. Lebih pahit daripada arak.
r dan berwibawa itu telah hancur. Hanc
i? Apa pula yang menyebabkan ha
adi tujuh pada
rang. Udara cerah. Hawa sejuk. Keadaan di Perguruan Naga
an menye
udah tertdur lelap bersama mimpi-mimpinya. Yang ma
a sedang bersemedi di s
seseorang menjalankan semedi, orang itu akan mendapatkan ketenangan yang mungkin tid
buat kita lebih tenang dalam setiap keadaan. Selain daripada itu, man
eristirahat, Ketua Adiyaksa pasti akan mel
a mencoba bersemedi, tetapi sampai kentongan kedua berbunyi, t
ka matanya. Dia menghembuskan
? Kenapa aku tidak berhasil melakukan semedi?"
ndela ruangan lalu memandang ke atas langit. Ter
isah tak menentu. Firasanya tiba-tiba berkata
makin tidak karuan. Bayangan buruk
satku kali ini, ak
mencoba menenangkan perasaan dan pikirannya dengan melakukan be
g, dia malah m
uskan untuk pergi ke kamar dan mene
, kau sudah tidur?" tanyanya begi
tidur. Perasaanku juga tidak tenang," kat
ata kau sam
a tidak tenang?" t
sa bersemedi. Firasatku juga mengatakan k
g ketika mendengar uca
percaya. Tapi yang bicara saat ini bukalah orang lain. Dia adalah Adiyak
gkin dirinya
dak terbukti, Kang," ucap Nyai Dia
gnya, dalam hidup ini, terkadang harap
juga s
ian, tiba-tiba dari luar sana terdengar k
rkejut setengah mati. Lima
i pembaringannya. Dia mengambil sebatang pedang yang tergantung di din
hh!
kilat. Hanya dalam waktu singkat, dia te
na, dirinya dibua