Falling in Love with Stepdad
ng. Dan itu mestinya bukan menjadi rahasia umum lagi. Bahwa sudah pasti pengantin baru akan tida
-pura ambil segelas air ke dapur untuk melewati kamar Sania. Ia sejenak berhenti di depan pintu kamar tersebut. Barangkali ada suara aneh yang muncul di sana. Tapi se
n?" gumam Dinara sambil menguping d
an, bukannya bagus kalau gue gak punya
eperti hembusan nafas yang kasar. Ketika matanya melirik ke atas. Ia melihat Riko telanja
pemandangan indah yang ada di depan mata. Sebuah gumpalan dengan bidang-bidang berjumlah 6 buah di atasnya. Serta dua gundukan yang kencang dan otot yang membakar gairah kaum hawa. Apalagi air mengalir dicelah-celah kulitnya. Membuat Riko terkesan seksi. Di
-pura meraba-raba dibawah lantai. Matanya bergulir mencari-cari padahal ia hanya berekting. Tiba-tiba
ini dengan sebutan lo? Inget ya aku ini papahmu sekarang ya D
an. Kenapa pria ini jadi semena-mena begitu. Mengenai panggilan tidakl
panggil kamu dengan sebutan papah ya! Papahku cuma satu!" Dinara mencibir,
kamu cari? B
uk memberikan satu alasan pada Riko. Pada saat Riko lenga
atuh segala sih kamu,"
cinc
mau bicara sama mamahku, tolong bilangi
a kamu ke sini mau n
berdua sama mamah," ucap Dinara dengan penekanan. Ia memang ingin berbica
lan-jalan. Sebenarnya Riko hanya memutar topik pembicaraan. Dinara pikir besok adalah waktunya mereka untuk bulan madu. Lalu mengapa ia harus i
gah banget jalan-jalan sama kali
lan dengan mereka dan melakukan kerjasama dengan mereka, bukannya kamu
ria yang sok tahu. Seolah ia paling tahu kalau Dinara adalah ora
erjaan gue yang lain, gue juga masih punya
erubah pikiran, kamu ini kan bos di kantormu, kamu sekali-kali bisa m
ng sedang menasehatinya sekaran
gerti?" suara Dinara terdengar begitu lemah. Sebab ia tak mau ada orang lain yang menggantikan pria sehebat papahnya di dalam hidupnya. Akhirnya Dinara melengos pergi. Sedangkan pria yang masih berbalut handuk itu sejenak terpaku den