The Broken
di kanan dan kiri pintu masuk, ditata dengan berbagai jenis bunga dari berbagai macam warna. B
bunga tersebut di sisi yang mana. Matanya bergerak-gerak, mencari pasangan yang cocok untuk warna put
Membersihkan sisa basah dari bunga yang dia genggam beberapa saat lalu. "Aku harus menyiapkan bunga untuk Tuan Rodreg." Lonceng yang
Hanya bangunan kecil yang terimpit di antara dua restoran mahal. Setidaknya cukup menguntungkan, ketika pelanggan restoran akan sesekali meli
ngkai daun fern. Semua itu dia tata untuk menjadi satu buket indah. Garbera berwarna-warni, Mariotha letakkan sedikit lebih tinggi dari krisan di tengah, kemudian menghiasi sekelilingnya dengan kec
tapi kejadian tragis harus membuat Tuan Rodreg kehilangan istrinya dalam kedamaian. Sehingga membesarkan putri satu-satu
untuk cuma-cuma, seperti orang-orang yang senang menghiasi vas yang biasa diletakkan di atas meja atau didekat jendela. Setelah dirasa semuanya sudah sesuai, Mariotha kemudian bergegas melepas apron hitam dan menggantiny
meletakkan benda tersebut di dalam toko, menghindari dari para pencuri kecil yang senang bersembunyi di gang-gang sempit. Buket bunga
lambat untuk mengantar pesanan Tuan Rodreg. Namun, dia akan sedikit terla
am toko. Satu tangannya bergerak ke saku jaket, meraih kunci dan memasukkannya ke lubang di dekat gagang pintu. Mariotha melakukannya de
s yang tersampir hingga ke depan perutnya bergetar. Satu tangan beralih dari pegangan sepeda untuk kembali membuka tas kecil tersebut dan mengambil ponsel yang terlihat sudah sedikit usang, karena
terlambat tiga puluh menit." Mariotha segera mematikan sambungan tersebut tanpa membiarkan seseorang di sebrang sana meni
trian sepagi ini, tapi Mariotha adalah pekerja kecil yang merasa waktunya tidak akan pernah cukup jika tidak memulainya lebih awal. Begitupun den
ntuk menemui Tuan Rodreg dan lima belas menit lagi untuk kembali ke toko. Jika, perjalanan kembali tidak diganggu oleh para pejalan kaki yang sebent
gayuh pedalnya lebih lambat dan bersiap-siap untuk belokan pertamanya. Pegangan sepeda tersebut dia putar hampir sembilan puluh derajat ke kanan, dengan sedik
kap sosok laki-laki jangkung dengan seragam abu-abu usang. Billy, merupakan pembersih jalan yang telah mengenal
riak, dan kemudian melewati pria denga
membiarkan rambut cokelat tua panjangnya bergerak tertiup angin. Merasa sedikit be
ya membuat pengangan Mariotha goyah. Beberapa orang tengah menyusuri pedestrian yang sama, beruntung mereka
lokkan sedikit sepedanya ke kiri, melewati jalan raya tanpa tanda penyebrangan. Terhitung entah berapa kali gadis tersebut telah melanggar lalu lint
menggerakkan pegangan sepeda ke kiri dan gang tersebut menelan tubuh Mariotha. Pandangan Mariotha kini hanya terfokus pada gerbang kecil bercat biru di sebelah kiri. Dia mengin
rumah tersebut. Mariotha berhenti tepat di samping pintu pagar dan menyenderkan sepedanya di sana. Tangannya kemudia
ga jemarinya meraih kuncian besi di dekat ujung atas pagar. Mengetukkan dua logam tersebut dengan keras, memanggil-manggil pemi
ak-kotak kecil di sekeliling topi. "Oh, Mari." Tuan Rodreg menyapa dengan aksen Meksikonya yang kental. Kakinya berlari kecil menuju gerbang depan, sambil menyelip
embok dari balik tempatnya berdiri. Sebelum kembali menatap kearah Tuan Rodreg dan kemudian mendengus. "Kau tahu, rumah biasa juga bisa dicuri." Tuan Rodreg mencubit gemas ujung hidung
dreg berbinar saat melihat rangkaian bunga tersebut
n bunga matahari." Mariotha menunjuk bunga barbados dengan dagunya, "Aku men
ari bibir Mariotha. Tuan Rodreg adalah seseorang yang sangat lucu dan menyenangkan, ti
ar. Pandangan Tuan Rodreg mengamati Mariotha dengan seksama. Dirinya sudah mengenal Mariotha sejak gadis tersebut baru dilahirkan
rtarik hingga ke pipi mengembungnya dan mendesak mata kecil tersebut semakin mer
dah sampai di depan toko miliknya dan saat ini tengah menunggu dirinya dengan wajah jengkel. Dengan cepat Mariotha membuka tas kecilnya, mengabaikan panggilan
odreg semakin melebar. Tangannya kemudian terentang dan membawa Mariotha ke dalam peluka
reka, dan setelahnya bergerak menuju tempat sepedanya disandarkan. Tangannya meraih peganga
asan rumah Tuan Rodreg. Gadis tersebut harus segera kembali ke toko, Tony amat senang mengadu k
Pedestrian sudah cukup ramai dengan kendaraan yang juga sudah banyak berlalu lalang di jalanan. Dengan cepat Mariotha mengayuh pedalnya, membunyikan bel sepeda seca
sana. Dari kejauhan, truk kecil dengan berbagai tanaman di bagian belakangnya sudah terparkir di depan toko miliknya. S
gkah dari lelaki tersebut. Mariotha sangat pintar berpura-pura, hanya untuk
ny mendengus sebal, jika bukan karena ada kamera pengintai dan orang ramai dia pasti sud
angan kanannya. Tony bergerak ke sisi yang lebih kosong, menyandarkan sepeda tersebut dan kemudian berjalan kearah Mariotha ya
ha kemudian menunduk dan mengambil tas kain di bawah mej
ergambar kartun Disney kesukaannya. Namun, lelaki tersebut malah protes dengan hasil karyanya. "Pesanan ini unt
an terdengarnya suara bising sirine dari mobil polisi di luar sana. Mariotha melirik suasana di lu
elambat dirimu." Ucap lelaki tersebut saat berbalik dan berjalan menuju pi
kemudian mengumpat pelan. "Kuh