I Love You Om Miliarder
mperlakukan suami
pemberhentian yang secara tiba-tiba membuat Ember menabrak punggung, aku mendesi
yang menyambut kesadaran suami." Lagi
engan Ember yang memekik panik mel
, ini sangat bahaya
berikan malah dibalas dengan pengusiran dingin dari T
kembali menaiki ranjang dan berbaring.
juga bersyukur karena sekarang Tuan Marco kembali siuma
uman?" tanya
adar, malas jika harus melihat mereka." Dia membalas dengan nada ter
nar jika memang ada kerenggangan antara Nyonya Isabel dan dirinya. Jerat luka di masa lalu
g tua karena detik itu juga kita tidak akan lagi melihatnya. Kubuang
iarkan dikecup dan menikmati semunya. Sungguh menjengkelkan. Bahkan sekarang dia terlihat biasa-biasa saja seakan tidak terjad
lalu." Sing
etumpuk apel merah pada parsel. Aku manut mera
a sedang bemesraan. Namun, gerutu hanyalah gerutu karena kenyatannya aku enggan menanyakan atau menyinggung
sepotong kecil apel yang sudah dikupas padanya. Dia membuka mulut memint
ia seakan sengaja memerintahkan ini dan itu. Sifat jahil dan menjengkelkan sama s
mersilakan. Lelaki berkaca mata putih itu ters
ulang, Dok?" tanya
Terdengar decakan kasar Tuan Marco, wajah piasnya menda
Tuan Marco pasti akan protes saat keinginan tak ter
ebat dan operasi, butuh waktu cukup
n bibir sembari melipat kedua tangan. Jika melihat pemandangan seperti itu,
lah merasa urusan itu selesai barulah pamit undu
*
erakhir aku tinggalkan. Kubantu dirinya berjalan, Mateo segera mendekat dan membuka pintu agar langkah kami tidak tergang
emerhatikan dengan air muka jengah. Sepertinya hal demikian tidak mengusik Tuan Marco, di
ah kembali ke Amrik
u pikir daddy bisa leluasa pergi
berkata atau pun memulai pendekatan. Wajah mereka masih terlalu asi
gkan dan anggaplah ini rumah sendiri, dan ingat satu hal
... Daddy." Kura
cukup keras. "Orang a
menimpali secara datar. "Dia perempuan baik-baik
i mendengar pertikaian dari anak dan ibu tersebut. Beruntung dengan cekatan Tuan R
yiapkan pesta un
arco bersamaan, kami bersit
n Marco kembali meng
kalian juga kesemb
tu juga aku. Melewati panjangnya risepsi pernikahan pun terasa membosankan, terlebih sek
tu pun sebatas perjanjian sepuluh tahun lalu antara Tuan Marco dan orang tuaku. Alhasil hanya menyetujui, membiarkan wa
buah pesta yang dilakukan out door samping rumah tepat pada pinggiran kolam. Para tamu kali ini
sepertinya mereka harus saling mampu menjaga nama baik di depan orang banyak. Wajah suamiku yang biasanya masam ketika bersama Stefan kal
si lelaki semringah. "Saya doakan sem
rsamaan, berbeda dengan aku yang sedi
gan cepat sepertinya hal sulit." Nyonya Isabel menimpa
ali. "Ya, saya memang harus terus bekerja keras agar kejayaan mendia
jiban membuat Karina bahagia di sana."
at bergabung beberapa detik lalu akhirnya mengundurkan diri. Mungkin dia bisa merasa jika keadaan sedang tidak kondusif. Seorang tamu
ar jika dia adalah perempuan yang kutemui di rumah sakit dua hari lalu. Dia dengan pesonanya menju
a tidak terima juga kesal dengan Tuan Marco yang terlihat biasa saja seakan hal demikian adalah k
sangat berbeda dengan kesan pertama ketika kami bertemu
an dan rencananya akan menetap
ku dengar kabar kalau kamu masuk rumah s
Padahal aku memergoki dirinya menyelinap masuk ke ruang raw
al aku yakin dirinya pun tahu jika Shannon datang ke rumah sakit. Su
Shannon membulatkan mulut lalu menjabat lengan, kami saling bertukar nama meski datar. Per
t, bahkan Stefan yang sedari tadi memilih diam
lelaki secara bersamaan. Aku jengah jika terus berlama-lama di sini, sengaja ber
, mereka pun sepertinya tidak begitu antusias dengan kehadiranku. Ini buk
, tetap saja sebagai seorang suami harusnya menjaga mata," gerutuku saat ja
seakan senang jika aku tidak ada di sana. Dasar plin plan! Sebelum kecel
u bukan perempuan modis itu. Dia jelas terlihat menawan dan pashi
ah menginjak ujung gaun hingga diri limbung dan mendarat ke kolam. Bu
n diri agar terus timbul ke atas dan bisa bernapas. Ingin meminta tolong meski terasa begitu sulit. Sa
ke permukaan air. Mulut terasa penuh dimasuki air, dalam remang kulihat se