RUSAK
langsung tersadar seseorang berjas putih menepuk pundaknya. A
keadaann
nya juga tidak terlalu serius hanya perlu meraw
Alden pun masuk kedalam ruang inap tersebut, ia menatap melas kearah Stela yang tengah terbaring lemah
ia berusaha menelfon Rafka tapi ta
ggilannya yang kesekian kali k
h ini nggak diangkat, habis l
menunggu beberapa saat dan akhirnya pangg
fon? Biasanya la
enapa baru dia
ue tadi abis k
ini anjing! Stela ada ru
te
benar-benar kalut, pikirannya bahkan kacau dan berantakan tapi sebisa mungkin ia berusaha
kedua sahabatnya, ia menghampiri Alden yang tengah duduk disamping brankar Stela. Rafka melihat sudut bibir A
a bertanya mem
Rafka. Rafka mendengus kesal, kenapa selalu saja ia tidak tahu apa yang terjadi entah
erantem sama siapa?" R
sama bokap," jawab
bisa kayak
juga nggak tau, gue nemu di
pas pulang sekolah lo sama dia k
rumah masih baik-baik aja sehat waras."
h membuat Stela seperti ini. Siapa lagi kalau bukan nenek lampir, nenek lampir adalah julukan dari Alden un
t Alden dan Rafka ada dihadapannya. Saat
h ma
n, Stela pun menggeleng lemah.
uk
a?" tanya S
r," jawab
emah Stela mengusap sudut bibir Alden yang membiru, bibir itu sedikit r
bir lo
ia
angguk singkat. "Gue pengen pulang, yok lah pulan
lepon gue kalo mau gan
ari makan buat lo
erkena noda darah yang sudah mengering itu masih melekat ditubuhnya, Rafka pun melepas
∞
hbac
hu rumah ini harus
pukulan kearah pria paruh baya itu. Nafas pria itu memburu karena emosi yang memuncak.
inggalkan ibu saya lalu anda datang lagi meminta hak rumah ini set
tidak punya hak apapun, bahkan sekedar menginjakkan ka
sadar diri bahwa anda bukan lagi dari b
yahnya. "Urus saja ist
hbac
ng. Sedangkan Rafka menatap sahabatnya itu sambil sesekali menghela nafas. Di antara dirinya, Stela dan Alden mungkin ia yang paling beru
memaafkan kesalahan ayahnya itu. Dan Rafka bersyukur Ayahnya bisa mem
ampai kapa
n ini terjadi. Rafka kembali menghela nafas, menggelengkan kepalany
menginjaknya. "Yok pulang, udah so
i tidak ada yang bisa ia lakukan selain menemani kedua sahabatnya itu.
ke pantai. Pantai inilah yang selalu menjadi pelampiasan dan tempat menenangkan diri untuk mereka bertiga. Walau
Tuhan mengambilnya dengan cara ia kecelakaan. Sungguh Alde
∞
enyut nyeri. Mengabaikan rasa sakitnya gadis itupun bergegas masuk ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya. Perban yang mem
jemputnya tapi kali ini Alden lebih awal sampai di rumahnya. Tidak seperti
l Stela menghampiri sahabatnya itu, seperti biasa ia langsung naik keatas motor Alden. Tentu saja t
ng!" Umpat
pinggang cowok itu. "Ulu ulu
a. Hanya membutuhkan waktu 15 menit mereka pun sampai di sekolah. Setelah memarkirkan motornya
tu untuk menggantikan perban Stela. Dapat Stela rasakan jika gadis itu s
bukan dokter yang lagi ngej
. Sedangkan Alden ia menatap intens kedua gadis itu, acara ganti perb
nanti makan seblak yok di kantin." S
ang pendeknya hanya sedadanya benar-benar licik,
u minta traktiran
den. "Please.. Gue pengen seblak hari in
Gua tau kebiasaan pagi lo Stela, lo pasti belum makan
dari gedung lantai 50 kek kalo mau viral sekalian l
esakitan. Lantaran kesal Stela pun mempercepat langkahnya menuju kelas meninggalkan Alden yang menatapnya bingung. Tidak memper
ang mereka dapat digrup sekolah. Pihak sekolah mengatakan akan ada murid baru, yang menjadi perbi
tian para murid SMA Harapan Bersama. Dari mobil sedan hitam itu keluarlah gadis
unya!" Seru sa