icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Bukan Istri Truth or Dare

Bab 6 Makan Siang

Jumlah Kata:1384    |    Dirilis Pada: 22/07/2022

asan itu memang benar, tetapi alasan bahwa pria itu malas berada di dekat Rasya tentu lebih benar lagi. Mas Hanan ini memang memiliki dendam pribadi pada bosnya. Selain karena pernah di

tu saja membuat ego Mas Hanan terusik. Jika bukan karena Bumi Anugerah ini merupaka perusaan besar da

ebih dari cukup." Setelah sibuk setengah jam mencari bahan obrolan selama di jalan, Rasya akhirnya menjadikan pria nyentrik di

ya sampai alasan Mas Hanan merasa cukup, ia juga tahu kalau alasan utama pria dengan frame kacamata merah itu sebenarnya karena malas berko

bangnya yang lebih lama tak membuat pria penuh warna itu angkuh. Mas Hanan tidak pelit ilmu dan selalu berhas

laupun masih di kota yang sama. Perjalanan juga semakin terasa lama karena mereka keluar berbarengan dengan jam makan siang, mace

h makan si

menoleh ke arah pimpinannya. "Belum, Pak. Tadi, kan, kita keluar sebel

lalui sepion dalam. "Pak, berhenti di Bebek Mbah Jo dulu," perintahnya men

Fira protes, walaupun sebenarnya ia tak suka bebek. Membayangkan makanan bebek yang pernah ia liha

Jo yang terlihat penuh. Rasya berjalan lebih dulu memasuki restoran tradisonal bernuasa sunda dan jawa

lantai satu membuat Rasya menggunakan nama sang mama untuk memi

ua. Tempat yang biasanya untuk ruang pertemuan khusus seperti meeting langsung disediakan untuk Rasya dan Fira. Kekuatan nama Mama Resti di restoran ini memang sa

ya dan Fira. Bukan lagi pelayan yang mengantrkan menu untuk mereka, menejernya turun lang

hu apa yang akan dipesannya. Bebek goreng sambal ijo dan nasi liwet adalah pili

," pesan Fira yang merasa lega karena ada me

Fira pilih. Ia kira seleranya dengan Fira akan kembali sama seperti maka

pun restoran ini menu utamanya bebek, kami tetap memilik beberapa lauk lain," jelas

eh," pesan Rasya, "kamu mau ada tamb

gsung Fira beri, "T

n, tetapi suasana canggung tentu tetap ada. Bagaimanpun Fira harus tetap menjaga sopan santun, Rasya ini bos ba

layan yang menemani karena jaga-jaga apabila membutuhkan sesuatu. Rasya sibuk menunduk pada ponsel, sedangkan

bicarakan tentang project yang sedang Fira garap, Rasya lebih penasaran pada lat

a terlalu antusias tentang pekerjaanya ia takut bosnya ini mengira belum move on dan lebih tertarik pada pekerjaan yang dulu. "Acara telev

Kapan terakhir kali menonton TV saja ia lupa. Bahkan, televisi di kamarnya itu hanya sebatas pajangan yan

in golf atau melakukan kegiatan mahal lainnya untuk menikmati akhir pekan, bukan hanya duduk selonjoran menghabiskan

ar biasa. Pantas saja problem solving yang di miliki perempuan di depannya ini

menggiurkan. Tetapi, ada satu hal yang membuat mata Rasya seketika membulat sempura, Wanita yang datang

n rambut yang disanggul itu menghampiri meja Rasya. "Kamu ke mana saja? Udah lama nggak ke sini,

rutuk karena kedatangan kolega mama, tetapi mulut ia tetap tersenyum. Rasanya tak mungki

an berkemeja maroon dengan hijab hitam lebih menarik perhatiannya. "Ini siapa? Cal

i, ada satu hal yang lebih menyeramkan lagi. Di dalam hati Rasya bahkan terus merapalkan doa agar ketaku

mau kirim ke grup arisan,

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka