Bukan Istri Truth or Dare
asan itu memang benar, tetapi alasan bahwa pria itu malas berada di dekat Rasya tentu lebih benar lagi. Mas Hanan ini memang memiliki dendam pribadi pada bosnya. Selain karena pernah di
tu saja membuat ego Mas Hanan terusik. Jika bukan karena Bumi Anugerah ini merupaka perusaan besar da
ebih dari cukup." Setelah sibuk setengah jam mencari bahan obrolan selama di jalan, Rasya akhirnya menjadikan pria nyentrik di
ya sampai alasan Mas Hanan merasa cukup, ia juga tahu kalau alasan utama pria dengan frame kacamata merah itu sebenarnya karena malas berko
bangnya yang lebih lama tak membuat pria penuh warna itu angkuh. Mas Hanan tidak pelit ilmu dan selalu berhas
laupun masih di kota yang sama. Perjalanan juga semakin terasa lama karena mereka keluar berbarengan dengan jam makan siang, mace
h makan si
menoleh ke arah pimpinannya. "Belum, Pak. Tadi, kan, kita keluar sebel
lalui sepion dalam. "Pak, berhenti di Bebek Mbah Jo dulu," perintahnya men
Fira protes, walaupun sebenarnya ia tak suka bebek. Membayangkan makanan bebek yang pernah ia liha
Jo yang terlihat penuh. Rasya berjalan lebih dulu memasuki restoran tradisonal bernuasa sunda dan jawa
lantai satu membuat Rasya menggunakan nama sang mama untuk memi
ua. Tempat yang biasanya untuk ruang pertemuan khusus seperti meeting langsung disediakan untuk Rasya dan Fira. Kekuatan nama Mama Resti di restoran ini memang sa
ya dan Fira. Bukan lagi pelayan yang mengantrkan menu untuk mereka, menejernya turun lang
hu apa yang akan dipesannya. Bebek goreng sambal ijo dan nasi liwet adalah pili
," pesan Fira yang merasa lega karena ada me
Fira pilih. Ia kira seleranya dengan Fira akan kembali sama seperti maka
pun restoran ini menu utamanya bebek, kami tetap memilik beberapa lauk lain," jelas
eh," pesan Rasya, "kamu mau ada tamb
gsung Fira beri, "T
n, tetapi suasana canggung tentu tetap ada. Bagaimanpun Fira harus tetap menjaga sopan santun, Rasya ini bos ba
layan yang menemani karena jaga-jaga apabila membutuhkan sesuatu. Rasya sibuk menunduk pada ponsel, sedangkan
bicarakan tentang project yang sedang Fira garap, Rasya lebih penasaran pada lat
a terlalu antusias tentang pekerjaanya ia takut bosnya ini mengira belum move on dan lebih tertarik pada pekerjaan yang dulu. "Acara telev
Kapan terakhir kali menonton TV saja ia lupa. Bahkan, televisi di kamarnya itu hanya sebatas pajangan yan
in golf atau melakukan kegiatan mahal lainnya untuk menikmati akhir pekan, bukan hanya duduk selonjoran menghabiskan
ar biasa. Pantas saja problem solving yang di miliki perempuan di depannya ini
menggiurkan. Tetapi, ada satu hal yang membuat mata Rasya seketika membulat sempura, Wanita yang datang
n rambut yang disanggul itu menghampiri meja Rasya. "Kamu ke mana saja? Udah lama nggak ke sini,
rutuk karena kedatangan kolega mama, tetapi mulut ia tetap tersenyum. Rasanya tak mungki
an berkemeja maroon dengan hijab hitam lebih menarik perhatiannya. "Ini siapa? Cal
i, ada satu hal yang lebih menyeramkan lagi. Di dalam hati Rasya bahkan terus merapalkan doa agar ketaku
mau kirim ke grup arisan,