Perjanjiaan Pranikah
nya, Aku bahkan tidak pernah bertemu dengan Mama sebelumnya," Sofia menarik nafas panjang, "Aku
lap kembali dan meletakan kembali ke tempat
isa mencintai anakku, walupun aku tahu saat ini kamu belum memiliki p
amu polos tanpa polesan ini saja sudah cantik apalagi kalau pake make up semaki
rtidur kerena dia juga harus istirahat untuk memulihkan kondisinya bel
akrab satu sama lain, tak jarang mereka juga sering tertawa bersama
aksa menjalani pernikahan ini nantiny
jantungan nih gara-gara kamu. Kita ngobrol disana aja nanti
tu loh, siapa yang tidak jengkel coba dengan sikap kamu yang juteknya gitu. Coba toh ka
ta perempuan terserahlah dia mau terima atau tidak pernikahan ini yang jelas aku hanya men
unya gara-gara dia pernikahan ini terjadi karena sudah sayang dengan
ih? Aku tidak mau menikah selamanya dengan wanita itu.
knya yang sudah membeku beberapa tahun ini karena seorang perempuan di masa lalunya. Irana yakin Sofia bis
rikan ruang kepada mereka, Irana bisa melihat kalau Sofia bisa menjadi me
*
an mencoba memberikan susu tetapi masih aja tidak mau diam. Masih saja menangis, Sofia yang bingu
engar suara tangisan bayi. Dia pun mencoba mendekati kamar bayi itu ternyata Febri mal
i pakai baju apa sih? Mau menggodaku ya." kat
kan tanktop dan celana yang super pendek dengan cepat dia pun berlari k
doh sekali sih
udah berada digendongan Febri, ba
g sebelah kamarmu itu ambilah kasur dan letakan disi
ruh aku segala lagi nyebelin banget sih tuh orang, anakku juga kok
a di depan televisi. Febri pun lang
itu. Sorry tadi tidak sengaja kok kena muka loh habisnya tid
au bayi sedang senang sekali tak ada raut mengantuk diwajahnya. Sofia pun menyenderkan tub
tapi tak akan lama kok tenang aja. Tuh Bundamu tidak tau loh kalau mau suk
, hey dengar ya itu anakku bukan
dikannya dia pewaris kekayaanku juga tahu. Ini adalah ana
ggalkan anakku sampai kapanpun, kamu pasti akan bucin sama aku dan sesuai perjanjian i
yak gini. Tolongnya yang berhak menjadi istriku wanita yang berkelas tahu. Bahkan
kad akan membuat Febri mencintainya tanpa dia sadari. Sofia merasa kantuk yang beg
t itu hingga tak lama bayi itu mulai menangis dia pun segera bangun dan melihat Sofia malah ketiduran. Febri pun segera pergi
tidak bangun apa segitu capeknya ya dia. Ya udahlah
era dia membawa bayi itu ke dalam kamar dan menidurkan disana. Setelahnya
pun terbangun dan cukup kaget mendapati dirinya udah diatas ranjang dengan selimut yang tertutup rapi, segera dia
enangis. Bunda janji akan menjadi Ibu yang lebih peka lagi buat ka
r sendiri kenapa aku tak nyadarinya ya? Lalu anakku
e bawah dengan naik lift. Setelah dibuka dia bisa melihat a
iapkan untuk sarapan ya bik?" t
Ya udah Non tunggu saja disana kalau udah
i aku titip anakku ya, Bik." kata Sofia tegas. "Aduh jangan Non, na
aminya dan mertuanya, sekalian mereka harus tahu rasa masakan Sofia. Bik Imah pun tidak bisa m
a sungguh mantap luar biasa sedangkan Bik Imah dengan senang hati
*
kali. Dia masih aja teringat wajah cantik Sofia yang begitu mengemaskan ketika tidur, mulut kecil yang bisa mengeluarkan kata pedas
u mikiran cewek aneh itu sampai tidak bisa tidur juga i
a kalau dia harus segera bersiap ke kantor
dan sekaarang mengantuk nih. Aku harus mi
ntai bawah dengan tangga dan lang
ke teras depan ya aku tunggu sekarang!" Febri pun berlalu
akuan Febri yang teriak sembarangan yang dikira di pasar kali ya. Ternyat
yang biasanya diminum ole
dengan air rebusan jahe, Bu tapi biasanya yang bisa bikin takaran pas itu hanya Bik Imah k
buat minuman untuk Febri, dia yakin kala
tkan dia kepadaku kalau bisa kecanduan deh biar dia tidak a
h waktu lama pun Sofia bisa membuatnya dan sa
mbak," kata Sofia, "Bu saya takut kena
ngsung ngacir begitu saja karena takut dimarahin. Mbak Ana yang jantungnya berdetak kencang menghitung menit demi menit tetapi sudah l
mpiri anaknya yang ternyata sudah dimandikan oleh Bik Imah. Sekarang bayi
mandikan ya?"
idur lalu saya pun lihat mencium bau pup. Akhirnya saya mand
ang mainan buat anak kecil ya Bik." So
segera memberitahukan kepada Irana dan Febri, setelahnya Sof
uku aku mau lihat kangen banget biasanya tiddur bar
rang tua masa anaknya nangis dibiarin gitu aja belum lagi tadi malam d
saya belum terbiasa jadi seorang Ibu tapi saya akan berusaha unt
n masih harus banyak belajarkan tidak papa kok, dan ini juga tugas ka
Sofia, Irana tak berhentinya memuji masakan walaupun seder
ni buruan!"
rasanya beda." kata Febri ke
gi karena saya tadi sibuk menjaga dedek bayi,
inkan lagi." Sofia tersenyum mani