icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Air mataku saat Kepergianmu

Bab 5 Mendapat pertolongan

Jumlah Kata:1958    |    Dirilis Pada: 19/07/2022

ranya melihat ke arah Hendra dan Sueb yang tengah tertidur p

udara." Seru Pak Imam. Sueb terbangun,

rang laki laki dengan baju rapi berdiri di depannya. Refleks Sueb langsung duduk dan menjawab salam. "Waalaikum salam." Ada sedikit rasa malu di hati Sueb. "Maaf mengganggu tidurnya, tapi saya cuma mau mengingatkan ini sudah subuh, mari kita sholat dulu. Saudara Islam kan?" tanya Pak Imam, Sueb me

tanya di hati mereka, Pak Imam mengajak mereka untuk wudhu terlebih dahulu. Tak lama kemudian seseorang mengumandangkan Adzan. De

Pak Hendra bisa tidur di sini?" tanya Pak Imam,

." Ucap Sueb. Hendra kemudi

lilahi rojiun." Uc

lang, semua sudah di am

emua yang kita miliki bukanlah milik kita

ng? kebetulan saya juga mau ke

, terima kasih

bantu, mari kita berangkat. Pak Imam saya permisi dulu." Pamit Wisnu, di su

lam m

aru pulang dari pesantren." Ujar Wisnu. Sur

lajar?" ta

dok pesantren pa

endra mulai interogasi. Sueb mencium sesu

a di rumah sudah pusing menyuruh dia segera ke menikah tapi dianya gak mau." Wisnu sangat antusias menceritak

i sangat cocok dengan Maria, semoga saja ini memang jodohnya Maria dan menuntun Maria menjadi istri yang b

ya di rum

mpai rumah." Ucap Sueb, He

tas tumpangannya. Dan saya akan lebih berterima kasih

mau mampir ke rumah Hendr

tok

r di sofa langsung bangun setelah

menuju pintu, di ikuti oleh Maria. Ana membuka pintu, melihat siapa yang

elakang suaminya ada 3 pasang mata yang sedang melihat mereka. Seketika wajah Ana memera

umam Ana pada Maria. "Mama aja yang main peluk P

erdetak kencang. Ia pun penasaran dengan pemilik suara i

ncung dan postur tubuh yang tinggi sekitar 165 dan mungkin berat badannya sekitar 70 Di lihat sekilas mungkin usianya 20 tahun. Surya teru

lihatmu." Bisik Wisnu tepat di telinga Surya, d

llah." Sur

semangat untuk segera mencari tahu tentang keluarga Wisnu. Karena s

inta Bik lastri untuk menyiapkan sarapan. S

tikan langkah kaki dari Maria sampai hilang dari pan

kamu gitu?" tanya Wisnu

a mau mandi, nanti kalau sudah selesai pasti dia turun

ena anaknya. Atau jangan jangan Om Hendra per

an, tapi mereka belum mulai ma

Maria lama sekali?" pinta Hendra. Ana

to

ang, kita sedang nu

ru selsai mandi, masih menggunakan

mau ganti baju d

baju, jangan pakai lama ka

uluan aja Ma, n

ngsung

rya yang memang penasaran iku

h baik kita makan aja dulu, mari silahkan. Jangan s

utut. Rambut yang masih basah tergurai begitu saja dengan make up tipis, mungkin hanya bedak da

h" Surya meme

ri seorang perempuan. Surya walaupun mengajar di pesantren tapi dia juga masih banyak belajar dari para kyai. Apalagi dia adalah salah satu o

i. "Maaf saya terlambat." Ucap Maria. "Ga

antungku? aahh jangan jangan aku mulai kena serangan jantung? lebih baik nanti aku segera periksa ke dokter." Gumam Surya, saat tak bisa

tikan reaksi Surya, d

r oleh Hendra dan Wisnu. Hendra hanya geleng kepala dan melanjutkan makan. Karena penasaran W

a langsung melihat wajah Papanya. Mereka saling membe

amitan, tuan rumah m

n kelakuan Surya sejak tadi bahkan sampai detik ini. Mata Surya masih belum juga di kondisikan, bahkan berulang ulang kali Wisnu memberi isyarat namun tak di gubris ol

mengantar saya, kalau enggak mungkin saya ma

embiarkan Anda dan pak sueb jalan. Saya rasa ini sudah sian

sudah masuk dalam mobil, saat mobil mulai berjalan

k Hendra?"pertanyaan Wis

g suka?" k

terus, bahkan pak Hendra dan istrinya sampai menyadar

huan mencuri, waja

gadis tadi? ah gak mu

mah M

encananya, dia segera men

Wisnu dirgantara dan juga anaknya

a, akan segera k

ambungan d

da tadi?" Ana tiba tiba datang mengejutka

yang menjadi pilihan Papa?" Hendra

nya. Mama lebih mengenal Papa lebih baik dari Papa sendir

dan memahami Papa lebih dari diri Pap

mereka? supaya tidak akan terjadi hal yang ti

hubungi Jac untuk meny

untuk mencium bibir istrinya. Meskipun mereka sudah tidak m

Tuan dan Nyonya kok ya mesra mesra an di situ." Bik Lastri membalikkan badan karena malu. "Permisi Nyon

ciuman terkejut saat menden

Bik Lastri masih tidak bergerak. Karena p

luar ada pak Polisi." Hendra dan istri

urkan tangan. Hendra menyambut uluran tangannya. "Iya se

a kelompok dan tidak ada campur tangan dari pihak manapun. Kini mobil Pak Hendra dan barang barang yang lain masih kami gunakan

ka semua itu masih di perluk

t saya ke kantor, untuk melengkapi data data dan

gan senang hati

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka