Air mataku saat Kepergianmu
ranya melihat ke arah Hendra dan Sueb yang tengah tertidur p
udara." Seru Pak Imam. Sueb terbangun,
rang laki laki dengan baju rapi berdiri di depannya. Refleks Sueb langsung duduk dan menjawab salam. "Waalaikum salam." Ada sedikit rasa malu di hati Sueb. "Maaf mengganggu tidurnya, tapi saya cuma mau mengingatkan ini sudah subuh, mari kita sholat dulu. Saudara Islam kan?" tanya Pak Imam, Sueb me
tanya di hati mereka, Pak Imam mengajak mereka untuk wudhu terlebih dahulu. Tak lama kemudian seseorang mengumandangkan Adzan. De
Pak Hendra bisa tidur di sini?" tanya Pak Imam,
." Ucap Sueb. Hendra kemudi
lilahi rojiun." Uc
lang, semua sudah di am
emua yang kita miliki bukanlah milik kita
ng? kebetulan saya juga mau ke
, terima kasih
bantu, mari kita berangkat. Pak Imam saya permisi dulu." Pamit Wisnu, di su
lam m
aru pulang dari pesantren." Ujar Wisnu. Sur
lajar?" ta
dok pesantren pa
endra mulai interogasi. Sueb mencium sesu
a di rumah sudah pusing menyuruh dia segera ke menikah tapi dianya gak mau." Wisnu sangat antusias menceritak
i sangat cocok dengan Maria, semoga saja ini memang jodohnya Maria dan menuntun Maria menjadi istri yang b
ya di rum
mpai rumah." Ucap Sueb, He
tas tumpangannya. Dan saya akan lebih berterima kasih
mau mampir ke rumah Hendr
tok
r di sofa langsung bangun setelah
menuju pintu, di ikuti oleh Maria. Ana membuka pintu, melihat siapa yang
elakang suaminya ada 3 pasang mata yang sedang melihat mereka. Seketika wajah Ana memera
umam Ana pada Maria. "Mama aja yang main peluk P
erdetak kencang. Ia pun penasaran dengan pemilik suara i
ncung dan postur tubuh yang tinggi sekitar 165 dan mungkin berat badannya sekitar 70 Di lihat sekilas mungkin usianya 20 tahun. Surya teru
lihatmu." Bisik Wisnu tepat di telinga Surya, d
llah." Sur
semangat untuk segera mencari tahu tentang keluarga Wisnu. Karena s
inta Bik lastri untuk menyiapkan sarapan. S
tikan langkah kaki dari Maria sampai hilang dari pan
kamu gitu?" tanya Wisnu
a mau mandi, nanti kalau sudah selesai pasti dia turun
ena anaknya. Atau jangan jangan Om Hendra per
an, tapi mereka belum mulai ma
Maria lama sekali?" pinta Hendra. Ana
to
ang, kita sedang nu
ru selsai mandi, masih menggunakan
mau ganti baju d
baju, jangan pakai lama ka
uluan aja Ma, n
ngsung
rya yang memang penasaran iku
h baik kita makan aja dulu, mari silahkan. Jangan s
utut. Rambut yang masih basah tergurai begitu saja dengan make up tipis, mungkin hanya bedak da
h" Surya meme
ri seorang perempuan. Surya walaupun mengajar di pesantren tapi dia juga masih banyak belajar dari para kyai. Apalagi dia adalah salah satu o
i. "Maaf saya terlambat." Ucap Maria. "Ga
antungku? aahh jangan jangan aku mulai kena serangan jantung? lebih baik nanti aku segera periksa ke dokter." Gumam Surya, saat tak bisa
tikan reaksi Surya, d
r oleh Hendra dan Wisnu. Hendra hanya geleng kepala dan melanjutkan makan. Karena penasaran W
a langsung melihat wajah Papanya. Mereka saling membe
amitan, tuan rumah m
n kelakuan Surya sejak tadi bahkan sampai detik ini. Mata Surya masih belum juga di kondisikan, bahkan berulang ulang kali Wisnu memberi isyarat namun tak di gubris ol
mengantar saya, kalau enggak mungkin saya ma
embiarkan Anda dan pak sueb jalan. Saya rasa ini sudah sian
sudah masuk dalam mobil, saat mobil mulai berjalan
k Hendra?"pertanyaan Wis
g suka?" k
terus, bahkan pak Hendra dan istrinya sampai menyadar
huan mencuri, waja
gadis tadi? ah gak mu
mah M
encananya, dia segera men
Wisnu dirgantara dan juga anaknya
a, akan segera k
ambungan d
da tadi?" Ana tiba tiba datang mengejutka
yang menjadi pilihan Papa?" Hendra
nya. Mama lebih mengenal Papa lebih baik dari Papa sendir
dan memahami Papa lebih dari diri Pap
mereka? supaya tidak akan terjadi hal yang ti
hubungi Jac untuk meny
untuk mencium bibir istrinya. Meskipun mereka sudah tidak m
Tuan dan Nyonya kok ya mesra mesra an di situ." Bik Lastri membalikkan badan karena malu. "Permisi Nyon
ciuman terkejut saat menden
Bik Lastri masih tidak bergerak. Karena p
luar ada pak Polisi." Hendra dan istri
urkan tangan. Hendra menyambut uluran tangannya. "Iya se
a kelompok dan tidak ada campur tangan dari pihak manapun. Kini mobil Pak Hendra dan barang barang yang lain masih kami gunakan
ka semua itu masih di perluk
t saya ke kantor, untuk melengkapi data data dan
gan senang hati