Dusta Dan Sandiwara Cinta
Afifah berlari menghampiri Sarah
n. Kamu harus sabar, Sayang," Sarah memeluk me
ari ini, bahkan beberapa menit yang lalu kaki masih melakukan panggilan video," sentak Afifah me
sil keluar dari gerbang rumah, awan tiba-tiba berbuah menjadi
n air hujan yang deras. Alam seakan ikut merasakan duka mendalam yang dirasakan A
erteriak keras, dia menumpahkan semua rasa sakit di hatinya di
ua itu. Sarah tidak bisa melakukan apa-apa, semuanya sudah menjadi takdir
n mengenai wajahnya. Afifah membuka mata dan mendongak, dia
khawatir, dia mengulurkan tangannya hendak membantu Afifah untuk berdiri.
tangannya. Afifah segera berdiri sendiri, sekarang dia berhadapan de
a Afifah yang sembab karena menangis, laki-laki i
segera menghampiri mereka. "Afifah, apa kamu terluk
iku, Mama! Aku mau suamiku!" uca
ir mata Afifah dengan lembut, dia juga sangat terpukul dan tidak ingin percaya jika Eva
arah yang sendu dan kelopak mata yang mula
. Dia masih dalam perjalanan pulan
ah mengguncang tubuh Afifah dengan kuat, air mata Sarah mengalir dengan deras, melihat
Dia ikut merasa sangat sedih melihat Afifah, dia menduga b
melangkah dengan gontai kembali ke rumah. Namun, Afifah tiba-tiba merasa sangat pusing, pandan
ir menyentuh tanah. Laki-laki itu t
" tanya laki-laki itu pada Sar
-laki itu mengangguk, dia mengangkat tu
ntarkan kalian." Sarah tidak punya pilih
mereka sampai di halaman rumah. "Nak, tolong bantu saya membawa Afifah ke kamar!" pinta Sara
" Sarah langsung bergegas ke lantai dua. Sarah mengambil baju milik Afifah dan juga setelan
kan mengganti pakaian putri saya." Laki-laki itu mengangguk, dia
Afifah, setelah selesai, Sarah
akai pakaian kering milik Evans. Dia kem
ak kayu putih di tangan, tela
njang, dia menatap wajah pucat
?" tanya Sarah p
nya," jawab
g duduk dengan perlahan dan mem
i meninggalkan Afifah? Apa Afifah tidak boleh bahagia?" tanya Afifah den
an. Kamu tidak boleh terus bersedih!" Sa
ns, Ma." Afifah mendongak
'kan, Sayang?" Afifah mengangguk, menangisi orang yang telah meninggal akan me
g mengantar kalian." H
tidak sengaja bertemu. Mereka saling menatap sebentar,
setuju. Mereka pun bersiap-siap, dan setela
h sakit mana?" tan
jawab Sara
ung melajukan mobilnya menu
da mertua Afifah yang bernama Harun di sana.
u?" Afifah langsung m
dahkan ke kamar jenazah. Kamu yang sabar, ya!
elihat wajah pucat suaminya, Afifah malah tidak sadarkan diri dan perawat yang berada di ruangan itu langs
, Dok?" tanya Sarah ketika do
pikir serta emosinya sedang tidak baik, mungkin karena putri kalian masi
us dirawat di sini,
dak melakukan pekerjaan berat karena dia sedang mengandung." Pe
ung?" ucap
k yatim sebelum lahir." Harun me