icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Bersamamu Memeluk Luka

Bersamamu Memeluk Luka

Penulis: Hello tyas
icon

Bab 1 Hanum Raharja

Jumlah Kata:1012    |    Dirilis Pada: 14/07/2022

uar

tama di bu

beberapa waktu lalu. Minuman yang selalu men

ma wangi dari caramel membuat perpaudan ya

ap ke jalan raya. Lalu lalang kendaraan, serta beberap

seseorang yang baru saja

cet." Ucapnya meminta maaf kare

respon dengan seb

laptop, tape record dan satubuah not

iswara. Seor

Mbak?" Tanyanya saat suda

mua dari mana, apakah Kamu bisa

ngkin Mbak mau bercerita dulu. Baga

sendiri sudah tak lagi bisa merasakannya, rasa

tang sakit hati. Tapi lebih dalam dari itu. Lukaku tak lagi mampu ku jabarkan dengan kata - kata. Jadi aku tidak tahu

up laptopnya, kemudian melipat tangan diatas meja.

ncing beragam emosi yang ada dalam diriku, apa yang ia tanyakan tadi? Bagaimana aku

akukan beberapa

num lakukan sekarang, berlakulah sedikit g

menggila, agar

ebuah seminar . Ke dua kami bertemu tak sengaja di sebuah galery seni sampai akhirnya Aku tertarik untuk memberinya sebuah kisah sem

anganku lakukan. Karena disini aku ingin sekali mengisahkan sebuah kisah yang

isahku sebagai takdir, tapi aku memang enggan sekal

ginginkannya sebagai bagi

- benar menjadi gila ketika dia juga m

an ciptakam untukku, satu - satunya luka terh

dari sebuah penghanc

aki beruntung yang sudah membuat

mengucap sebuah nama yang selalu

n Dirg

kik, "aku manggilnya mas Bian

ad." Kataku beru

namanya saja hatiku rasanya membuncah. A

ar ingin menceritakannya pa

an lebar, aku tahu Nadi tak

ti menyadari rasa tak nyaman dar

an adalah sosok yang tak mudah ak

t tapi beg

perlu sedikit memberinya bumbu - bumbu romansa. Atau kalau perlu kamu bisa memb

na dibanding meracik kopi menjadi sebuah minuman yang nikmat untuk di sesap. Mbak H

ik untuk menulis. Tapi jika nanti ada kesempatan. Mungkin aku akan menggeser posisimu di Lintang

antikanmu untuk meracik kopi mbak." Bal

gar kisahku, atau memgambil posi

a, aku ini hanya penik

era." Aku mengulas senyum ketika membayangkan bagaimana semua kebetulan itu benar ada, "meski kita sering beradu argumen, tapi hal itu tak lanta

serius mendengarkanku sambil menggoyang - g

u sehenak kemudian aku menatap lurus ke ara

ku memang sudah lama gila. Tapi bersamanya aku semak

r Nada bisa mencerna dan m

cintainya?" Tan

engan

namun aku baru merabanya. Sebelum benar - benar

p harinya. Aku bingung menamainya apa. Tapi aku tau perasaan itu nyata. Dan aku

luka yang kupelu

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka