KOTRAK CINTA DENGAN CEO TAMPAN
arkan minuman kepada salah satu pengunjung. Pegawai yang berjenis kelamin laki-laki itu terlihat s
k. Maaf, say
kan langkahnya. "Iya, ada yang bisa
ng orangnya baik-baik, atau sudah menjadi tuntutan pekerjaan yang mengha
ara saya yang bernama Rena," ja
en
k, "iya. Dia ker
sedikit. Ia seperti sedang mengingat-ngingat nama yang Davina sebutkan tadi. "Nama pa
," jawab Davina
i bagain
au kalau saudara saya itu kerja di club
a saya kerja disini baru satu bulan.
anjangnya, kirain saya K
a kurang tau. Mungkin dia kerja di bagian dalam. Coba nanti tanya sama teman saya y
" tanya Davina
a yang bekerja khusus untuk m
palanya. "Mungkin saudara say
man saya saja." Davina p
dari, gak?" tanya laki-laki tadi kepada sal
itu, lalu melirik ke arah Davin
kenal?" sa
i sedang berpikir. "Oh iya, Rena yang
ya langsung berbinar saat laki-laki itu
u menunjuk tangannya ke atas lalu
jaannya itu tidak sedang ingin diganggu. Ia lalu mencoba
s ke atas?" Waja
banyak pekerjaan yang harus saya selesaikan." Laki-laki tadi b
kipun ucapan terimakasihnya tida
, sial! Kenapa handphone aku pake mati segala. Kala
ar tidak tahan dengan aroma dari asap rokok yang bercampur dengan bau dari minuman keras. Sesampainya dia atas, D
carinya. Aku harus cari kemana lagi, coba?" D
terlihat mondar mandir sembari membawa nampan berisi minuman dan makanan ringan. Mata Davina seketika membulat saat kedua netranya menangkap pemandangan yang sangat menjijikkan tepat di depannya. Seorang pria tengah merangkul pundak seorang wanita samb
h kerja di tempat seperti ini. Meskipun gajinya besar, aku gak sudi seti
eorang yang tak ia kenal. Tarikan tangannya begitu kuat. Davina tidak bisa melepaskan tangannya dari cengkraman orang i
n tarik tangan aku begitu saja?" pekik Davin
n Davina. Ia terus menarik tangan Da
mau cari saudaraku yang bernama Rena
ngkahnya dan menoleh menatap Davina. "Apa kamu bilan
al, akan tetapi model rambutnya seperti seorang pria. Dengan memakai hotpants dengan atasan kaos yang sangat ngepas dengan
l sama Rena
an mengelilingi Davina. Matanya terus mengamati tubuh Davina. "Sebenernya, kamu itu sangat cantik, tinggal dipoles sedikit saja, pasti semua anak Mami Erna akan iri pada kecan
ukan Vani, tapi Davina," teriak Davina semba
ja. Cuma beda satu huruf saja! Kita sudah terlambat. Kamu ini, baru masuk kerja aja
ni. Namaku DAViNA!