icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Hijrahnya Sang Kupu-kupu Malam

Bab 7 Perundingan

Jumlah Kata:1002    |    Dirilis Pada: 21/07/2022

carinya dan sialnya b

kan, kamu t

ana. "Mas! Beri aku uang cepat, keburu k

uk melakukan hal itu," ujar Fauzi membu

ini bukan hanya Nana yang meloto

mana bisa membiarkan sahabatny

ng jawab terhadap apa yang Fauz

ari Zakka waktu itu, dengan begitu Fauzi tidak akan berakhir dijebak wanita malam itu. Wanita-wan

egitu ia tetap salah kare

ngsung memotong rambutnya. Baginya, kehamilan itu merupakan kesialan, dan ia sedikit percaya memotong rambut bisa membuang kesialan

iarkan kamu bunuh an

s. Anak di luar nikah, dalam hukum Islam memang nasab atau keturunannya

us geram. "Pergi, gih, ga

ik Almus ti

emuan kita sampai sini dulu," putus Fauzi. Ia bukannya tidak men

h Almus sembari membereskan barang-barangnya. "Kalau a

jawab Fauzi mengiri

borsi. "Menikah dengan saya atau saya laporkan kamu ke polisi atas tuduhan perampoka

tangan Rolex yang ia curi waktu itu. "Ya, say

a pengacara untuk membuat tuduhan kamu tidak diterima," balas Fauzi, tadinya memang ia tidak mau m

erkata seperti itu. Wajahnya saja polos,

larang. Nana tidak akan berani mencari pelanggan asal-asalan karena jujur ia takut. Hal itu juga yang m

n, tidak perlu capek-capek kucing-kucingan sama polisi. Namun, Nana kembali cemberut, kalau ia menikah,

tumbuh dalam rahimnya, mana mau ia repot-repot mengurus bayi. Menyusui, mengganti popok, m

na. "Oke kita nikah!" putus Nana. "Hanya sa

Ia cukup terkejut karen

ak asuhnya, saya tidak mau mengurusnya," pinta Nana. Dengan begitu ia bi

m. Saya akan menceraikan kamu dengan keinginan saya

aram mau tidak apa pedulinya? Toh se

makan?" t

h makan," b

mana? Biar saya antar," tawar

burkan jus melon mili

anget," p

dah, ayo kita pulang." Fauzi

ke dalam mobilnya. Ia mengarah

put jam delapan,

h segampang itu,

" ceng

pengantar kelurahan, belum lagi surat dar

aratannya sebanyak itu. "Kalau begitu lusa, saya besok akan pulang

sama aku? Keluarga kamu gimana? Yakin mereka bakal nerima

abar. "Yang penting kita nikah dulu, soal k

akak juga, gini-gini saya tahu siapa saja yang bisa jadi wa

pan Abah dan uminya nanti ketika tahu, yang jelas saat ini

pinta Nana ketika sampa

a geram. "Berapa kali saya bilang, saya tidak a

s-kosan. Malamnya saya mau tidur di mana? Jadi gelandangan? Kasih, don

inta uang untuk itu. "Saya akan sewa apartemen," u

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka