Hijrahnya Sang Kupu-kupu Malam
carinya dan sialnya b
kan, kamu t
ana. "Mas! Beri aku uang cepat, keburu k
uk melakukan hal itu," ujar Fauzi membu
ini bukan hanya Nana yang meloto
mana bisa membiarkan sahabatny
ng jawab terhadap apa yang Fauz
ari Zakka waktu itu, dengan begitu Fauzi tidak akan berakhir dijebak wanita malam itu. Wanita-wan
egitu ia tetap salah kare
ngsung memotong rambutnya. Baginya, kehamilan itu merupakan kesialan, dan ia sedikit percaya memotong rambut bisa membuang kesialan
iarkan kamu bunuh an
s. Anak di luar nikah, dalam hukum Islam memang nasab atau keturunannya
us geram. "Pergi, gih, ga
ik Almus ti
emuan kita sampai sini dulu," putus Fauzi. Ia bukannya tidak men
h Almus sembari membereskan barang-barangnya. "Kalau a
jawab Fauzi mengiri
borsi. "Menikah dengan saya atau saya laporkan kamu ke polisi atas tuduhan perampoka
tangan Rolex yang ia curi waktu itu. "Ya, say
a pengacara untuk membuat tuduhan kamu tidak diterima," balas Fauzi, tadinya memang ia tidak mau m
erkata seperti itu. Wajahnya saja polos,
larang. Nana tidak akan berani mencari pelanggan asal-asalan karena jujur ia takut. Hal itu juga yang m
n, tidak perlu capek-capek kucing-kucingan sama polisi. Namun, Nana kembali cemberut, kalau ia menikah,
tumbuh dalam rahimnya, mana mau ia repot-repot mengurus bayi. Menyusui, mengganti popok, m
na. "Oke kita nikah!" putus Nana. "Hanya sa
Ia cukup terkejut karen
ak asuhnya, saya tidak mau mengurusnya," pinta Nana. Dengan begitu ia bi
m. Saya akan menceraikan kamu dengan keinginan saya
aram mau tidak apa pedulinya? Toh se
makan?" t
h makan," b
mana? Biar saya antar," tawar
burkan jus melon mili
anget," p
dah, ayo kita pulang." Fauzi
ke dalam mobilnya. Ia mengarah
put jam delapan,
h segampang itu,
" ceng
pengantar kelurahan, belum lagi surat dar
aratannya sebanyak itu. "Kalau begitu lusa, saya besok akan pulang
sama aku? Keluarga kamu gimana? Yakin mereka bakal nerima
abar. "Yang penting kita nikah dulu, soal k
akak juga, gini-gini saya tahu siapa saja yang bisa jadi wa
pan Abah dan uminya nanti ketika tahu, yang jelas saat ini
pinta Nana ketika sampa
a geram. "Berapa kali saya bilang, saya tidak a
s-kosan. Malamnya saya mau tidur di mana? Jadi gelandangan? Kasih, don
inta uang untuk itu. "Saya akan sewa apartemen," u