(BUKAN) PERJAKA TUA
gresif menemuiku. Dia tidak pernah absen da
ada petugas yang berjaga kalau aku tidak mau dijenguk oleh Melanie. Lebih baik aku ti
u. Petugas mengatakan jika aku tidak mau menemuinya tapi Melanie tidak terima d
nakutkan membuat nyali Melanie sedikit menciut. Pak sipir berku
ang sabar dan gampang naik darah tentu saja kesal dengan tingkah Melanie. Ia menyeret
sipir berkumis itu. Ia mengambil cairan desinfektan
inggung. Ia ingin memaki Melanie tapi ia urungkan. Sipir itu sepertinya mendapatk
. Kulitku ini sangat sensitif. Memangnya kau bisa membayar
ntikanmu, biaya menguliti otakmu saja bisa aku bayar. Kalau kau mau, aku ak
padaku, hah?"
aku harus takut?" uc
siapa Ayahku?" ucap
u tahu siapa orang tuamu. Lagi pula aku tidak mau menjalin
....
lagi. Kalau kau masih datang kesini, Aku cium kamu!!! Apalagi kamu cantik dan sexy. Baju kurang bahan begini sehingga memudahkanku
muiku di ruang tahanan. Wajahnya ditekuk d
u itu gila" begitu ia mem
pasien lepas dari rumah sakit jiwa. Dia memang gila atau jangan-jang
a kasih kepadanya. Aku merasa sangat tertolong dengan keberadaan sipir b
teriakan sipir penjara yang mengatakan jika aku bebas hari ini. Aku diam
akan jika suaminya membayar seseorang agar aku bisa membusuk di penjara.
diam saja? Apa kau tidak mau bebas hah
nya masih belum per
gera membawaku ke luar. Aku benar-benar terkej
ucapku t
kepadaku. Ia menep
bebas" ucapnya membuat na
nyaku tak percaya. Pak Ali langsun
isa, Pak?" t
wa ke kantor polisi atas tuduhan yang kau sendiri tidak tahu apa. Pak Fathoni hanya ingin mengurungmu saja di sini, me
eliau. Memang ku akui, aku memang ge
sudah memberi jaminan kepada polisi dan mereka men
traku basah dan bulir - bulir air mata ini jatuh membasahi p
a kuasa atas nikmat yang telah diberikan kepadaku. Tuhan telah mengirimkan seora
m
nasib Emak. Apakah Emak bebas juga? At
anik begini?" tanya Pak Ali yang heran m
ana dengan Em
dah memberi jaminan untuk beliau. Sekara
t badanku meluruh. Aku langsung
idak tahu bagaimana nasib saya dan Emak
mi. Bagaimana saya bisa membal
s. Kau ini laki-laki. Badanmu kekar dan bero
terharu" ucapku lalu menghapus s
ganku. Kau cukup melanjutkan hidup, kembali mengajar di sekolah. Didik para siswa agar menjadi g
nagaku, membagikan semua ilmu yang aku punya kepada murid-murid sesuai perintah Pak Ali. Aku
ffff..
ara Emak yang berteriak memanggilku. Aku langsung be
ni gara-gara Syarif. Syarif memang anak tidak berguna. Syarif tidak m
ai pelukanku, menangkup wajahku dengan tangan
tidak memaksamu datang ke pernikahan Melanie, p
saling menyalahkan! Lebih baik se
ando kami malah memeluk kedua kaki Pak
begini! Sudah bangun. Jangan seperti i
dak nyaman. Beliau akhirnya menuntunku dan Emak agar bangkit. Beliau men
tidak ingin merepotkan, aku juga takut mengganggu aktifitas Pak Ali. Ak
pulang dalam diam. Namun, ketika angkot sudah
alan. Emak tidak mau tahu, pokoknya bawa
am mencerna kata-katanya. Aku pikir setelah kasus yang menimpa kami,