Penjara Hati Sahabatku
pu kelap kelip berwarna-warni semakin mempercantik keadaan. Kursi dan meja tersusun rapi. Panggung pelaminan bernuansa
ang menjuntai indah juga melengkapi dekorasi yang begitu mewah. Meja-meja stand makanan dan minuman juga suda
korasi, catering makanan, hiburan, semua sudah dalam persiapan yang matang. Dia se
ian dia memang benar-benar menganggap serius dengan pernikahannya. Berbeda dengan Lani yang masih terkesan maj
tanya pria paruh baya yang tidak l
a yang begitu antusias dengan pernikahanku ini,"
S2. Lagi pula keponakan Damar itu juga cantik, cocok dengan kamu.
adalah gadis yang co
h hari pernikahanmu, jangan
erjakan sesuatu. Apalagi ini adalah hal yang sangat penting
ak," gumam Tian. Dia tersenyum tipis mengingat bagaimana dia akan menikahi seorang
otel yang sudah di booking untuk beberapa hari ke depan. Tian tidak ingin langsung pulang setelah menikah nanti, dia ingin m
*
berstatus sebagai seorang gadis. Besok dia akan berubah menjadi seorang istri d
ya membawa bahagia, tetapi tidak bagi Lani. Dia merasa pernikahan ini seperti hukuman, atau jalan me
r untuk merawat diri agar besok terlihat cantik dan segar saat pernikahan. Yang d
" rintih
icara pada diri sendiri seolah-olah ada Lexi di hadapannya.
ukul-mukul dada seolah hal itu bis
sedang mencoba setelan jas pemberian papanya Tian. Dia ing
bahwa penampilannya sudah sesuai ekspektasi. B
Jadi aku nggak usah capek-capek kerja lagi. Cukup duduk
getahui bahwa Lani tidak bahagia. Yang ada alam pikirannya hanya ua
*
ejak pagi di merasa perasaannya tidak enak. Seakan-akan ad
ngubah posisi tidur, berha
yang sangat tetap tidak bisa membuatnya tidur pulas. Matanya sudah pegal k
at tengah malam.
menuju kamar mandi. Mungkin saja se
mandi, Lexi merasa ada
an
mana. Lamunannya kini mencoba mengingat setiap momen indah yang
habatan mereka sudah lebih dari separuh usia. Seharusnya Lexi dan Lani sudah saling mengerti. Tetapi yang
i? Apa kamu ngga
h dia sedang berbicara
ng yang saling cinta, tapi masih terbelenggu dengan ego masing-masing. Dua orang
ening yang tanpa sad
menangis?'
ngeluarkan air mata. Jadi sebab apa bu
*
pahkan tangisnya tadi, dia seperti merasa ada yang menyek
idur. Pikiran-pikiran yang terlalu membuatnya pusing ternyata berpengaruh pada kualitas tidurnya. Calon pengantin yang seharusnya tam
Tok
Lani mengerjapkan mata. Pela
harusnya dia bangun pukul empat pagi. Pasti om Damar akan marah besar padanya. Pe
lan jas berwarna biru tua itu membelalakkan m
marahi Lani. Tetapi wajah murkanya sudah bisa
Om. Lani k
ng perempuan yang ada di belakang Damar. Mereka membaw
Tolong jangan buat malu keluarga,"
a Lani," sapa sala
lah karena mereka pasti sudah menunggunya sejak subuh. Seperti kata Tian seh
ndi dulu," pint
Nona. Kami tidak mau jadi sa
t. Dia langsung pe
sama pernikahan ini?'
luh menit, Lani s
tidak akan canggung saat berbicara dengan mereka. Tidak mungkin,'kan, kami hanya
mbuka satu tas berukuran sedang yang ternyata berisi peralatan make up lengka
lebih besar pasti berisi gaun pernikahan dan gau
un yang terjadi dia akan tetap menjalani pernikahan ini. Kini dia memejamkan mata, me
p ke wajah Lani. Mereka sangat suka dengan tekstur wajah Lani yang masih alami
ma menunggu akhirnya sirna. Mereka melakuka
*
rgelangan tangan kiri. Wajahnya sedikit khawatir karena Lani belum da
p Lani segera tiba, tapi dia selalu kecewa saat berka
jak tadi melihat gelagat resa
ani belum tiba?" Dari nada suaran
aktu sepuluh menit lagi. Siap
beberapa orang untuk meng
dalam hati kalau Lani akan membatalkan pernikahan ini. Kabur di hari pernikahan sepert
sir pikiran-pikiran buruk yang
gingkari janji. Lani pasti
pun dia tidak boleh kelihatan panik di tengah