Cinta Sang Pewaris Lumpuh
dewa. Gaun hitam yang dikenakan wanita itu menjuntai menyapu lant
rnya kembali ke kesadarannya. Dia yakin, wanita itu hanya mengincar harta kelu
apatkan. Sungguh jauh berbeda. Pemuda itu masih sangat muda, parasnya tampan, bahkan melebihi kakak sepupunya, Alton. Hanya
atang," sa
ry bertekuk lutut. Suaranya dalam dan lembut, membuat
adar, "Selamat da
dak menyukai Anda. Anda b
k di salah satu sofa di sana, se
ncerna ucapan Erios. Apa benar baru saja d
lum pernah terj
erhasil," ucap Erios, memperjelas ucapannya. Dia cukup
gung dengan reaksi wanita itu. Semua wanita yang dia tolak sebelumnya akan marah at
hadapan Erios dan dudu
erti ucapan saya," ucap Eri
ahkan sebelum mengenal siapa saya?" tanya Emery
ahu tidak akan menyu
h, harga dirinya terluka saat ini. Bagaimana bisa
tu lama untuk me
nita begitu tinggi? Hingga dia bisa menentukan dia tidak pant
g luar dan dalam sebelum menentukan pilihan. Lagipula, saya t
dia nilai sangat tidak tahu diri. Bagaim
Emery sedang bergulat deng
jah Emery semakin kaku. Dia pun be
agi saya-
Emery tiba-tiba mengangkat
uhkan tubuhnya ke atas tempat tidur. Dia sangat terkejut seorang wanita ramping
mpat tidur dengan senyum m
tubuhku sebelum mengatakan tidak. Aku benci penolak
untuk memaksa tubuhnya setengah duduk. Sial, kakinya tidak bisa digerakkan. Erios berusaha berin
k Erios, menahan napas, memalingkan wajah. Sungguh, bar
mery, tersenyum nakal, dan beranjak ke atas tempat tidur, men
jika kau bergerak seinchi
kepala mendengar ancaman
inta tolong dengan benda yang
y menyentuh kejantanannya y
enepis tangan Emery dari tubuhnya. Tapi, tangan E
ini, ternyata tidak. Justru kau mem
menahan hasratnya. Dia merutuk dirinya sendiri yang terjatuh pada pesona Emery. Pria n
lah!" pekik Er
i bawahnya dengan terang-terangan melukai harga dirinya. Mana mungkin dia kelua
tangannya untuk berhenti. Perut rata di bawahnya cukup menantang, walau tidak ber
a pada umumnya. Bahkan keluarganya tidak ada yang bisa menyaingi keku
k! Ja
mbali duduk di pahanya yang telanja
kan tidak, aku akan membunuhmu saat ini juga. Jika kau mengatakan iya tapi ternyata
tapi dorongan tangannya tidak berarti apa-apa un
teriak Erios, emos
odanya tadi. Tatapan kali ini sungguh menakutkan. Dia melihat Emery menyentuh gelang di tangannya dengan perlaha
u akan me
rumah pria itu. Dia tidak gila. Namun, dia s
os terdiam, tidak mampu berkata-kata. Tapi, beberap
natap Emery dengan tatapan yang s
s tebal pria itu tampak begitu menawan sekarang, juga jambang yang dicukur rapi
h saj
Dia mengerutkan kening melihat sosok pria di bawahnya yan
a-tiba te
a itu maumu,