Contract De Marriage
drik?" tanya Diandra, mengemasi bara
nyipitkan matanya. Menatap
lis!" ump
tanya D
!" jelas Bela, mengambil tasnya dan
iandra, mengejar Bela
mendengarkan dua karyawan yang berbeda divisi
drik gan
" ucap gadis yang ada di depan Bela. Tert
lehnya. Membuat Bela buru-buru melihat ke arah lain sambil melakukan sesuatu
reka sudah buta semua!
nap
ujar gadis di depannya itu memberi tahu temannya
, lantas membalas de
ksikan adegan yang terjadi, te
k Bela, takutnya dua gadis
na saat itu juga Diandra dan Bela melihat dua gadis y
l lift dan langsung keluar begitu saja. Pa
embicarakannya!" keluh Bel
Diandra kaget
*
hemat biaya listrik, dia memadamkan semua lampu di rumahnya dan hanya ditemani cahaya lampu dari laptopnya.
k paling kecilnya yang bar
ejak tadi bergerak mengitari tombol keyboard. Be
a. Melihat adiknya y
icara. Dia menundukkan kepalanya, tak bera
pun duduk di lantai dan mendongak melihat wajah adiknya. Meli
a, berdiri dari lantai dan menarik
ran, melepaskan ta
apa kamu
alam kamarnya. Mendengar suara Bela yang sedikit
!" jawab Bela, men
tanyanya lagi dengan s
ergi!" beri
akinya yang satu pergi, Bela jadi agak kecewa. Dipik
kamar Kakak dulu!" ajak Bela, berjalan le
ritahu Gibran, membuat langkah B
" tanya Bela, mem
ad
Bela bergegas pergi, keluar dar
mpat itu dikenal sebagai tempat kumpulnya anak-anak remaja untuk berkreasi dengan segala macam ide mereka. Di antara anak-anak itu, terlihat sosok laki-laki remaja berumur enam belas tahun, berjalan sendiri dengan tas ransel hitam di punggungnya. Pakaiannya sangat mencolok karena terlihat biasa saja diantara yang lain.
n pakaian ala kadarnya, tank top warna lavender dan rok pend
ng terhadapnya seperti mengancam jiwanya. Iapun perl
bahwa laki-laki itulah pencopetnya la
berbagai arah, membuat laki
, mengangkat kedua tangannya.
aki berambut merah, dia seperti pemimpin
mpuan yang tadi
tnya!" bantah laki-laki itu sambi
dengan penuh keyakinan. Menatap pakaian yang digunakan laki-
u di sana!" ucapnya sambil men
laki itu yang tidak berani berbuat sesuatu sembarangan tak bisa melawan da
g aku bukan pencopet!" teriak laki-l
g perempuan yang merupakan teman dar
jadi takut kalau dia salah orang. Karena temannya tak
*
t, mengetahui adiknya
a cepat. Mematikan handphonenya dan memasu
encari adiknya, dia mala
n menggerakkan giginya. Berjalan s
i, dia langsung masuk dan b
marah. Tak berpikir bahwa di tem
i di belakang pak polisi. Melihat wajah Kakaknya yang marah de
?" ucap Bela denga
t takut melihat sosok di depannya. Berjalan seper
tenang di kursinya, membalikkan wajahnya
ata membesar. Dia baru sadar bahwa yang duduk di samping adik
marah-marah Donald d
otes Tora marah. Tapi dia tak berani be
las Bela, mengangkat
hat Bela dengan mata tajam dan kedua tangan di
kecil pun dia embat!" gumam Bela dalam hati. Berpikir bahwa
p pak polisi, mengakhiri p
kursi yang diduduki Tora tadi ke pi
lu jauh?" tany
elang!" jawab Bela, membuat Hendrik tertawa d
a baikku ya?" protes Hend
kan nama baik!" balas Bela ikut be
anggil Kakak dari anak-anak yang dia bawa bisa memudahkan dirinya untuk menyelesaikan masalah
cepat duduk!" ucap sang polisi dengan nada menekankan. Dia yang tadi cukup bersabar t
polisi yang saat itu langsung membua
p sang polisi me
milih duduk di samping gad
duk di sini?" p
melihat Kakaknya yang meli
sang polisi. Mema
endrik ke gadis itu, men
apa lagi?" tanya Bela,
an kejadian yang terjadi. Cerita yang ia si
yang ada di depannya. Dia yang tadinya marah terlihat kasihan melihat wa
bela dirinya. Bela yang tak sabar, berjalan cepat mengha