Gadis Lamaranku yang Disandera
aik beberapa tingkatan. Meskipun telah mengalahkan cukup banyak kera ibl
besar pula asupan untukku na
u
rlihat..." ucapku setelah turun dari dahan
sejauh aku pergi, aku belum melihat satu tengkorakpun. Malah, kebanyakan yang kutemui at
teriakan terdengar begitu nyaring. Kuyakini, teriakan tersebut beras
engar jeritan itu, aku tahu itu adalah sebuah jeritan ketaku
t Mov
ang sedang kupakai ini. Awal penggunaan memang membuatku kesulitan untuk mengendalikannya, karena saking cep
dipojokkan oleh dua orang pria. Tentu saja gadis itu tadi berteria
dangan pada dua kepala sekaligus. Dengan sekali dorongan pada kaki ke arah kanan da
a sebelumnya melecehkannya. Saat sebuah tangan terasa menyentuh tanga
Itulah aku yang mendapat tendangan pa
n suara tertahan, memegangi area kemaluanku sambil sedikit membungkuk
alisnya, karena dia tak ingat pria yang baru saja mendapat tendangan
dis itu tanpa merasa bersalah setelah dia memperhatikan
la napas untuk menenangkan diri, karena merasa akan sia-sia saja menu
aku menunjuk mataku sendiri sebagai interpretasi dari
kekesalan dan bukan ketertarikan terhadapnya seperti kedua pria mesum sebelumnya. Lalu, dia
na benar-benar a
pamit..." ujarku yang hendak pergi begit
adis itu dengan nada canggung seraya menunjuk ke arah di mana tendanga
elum mengangguk. Lalu, aku yang siap untuk melompat kembali
u?" tanya gadis itu tiba-tiba
rena reaksiku jelas dapat terlihat bahwa tebakan gadis itu sungguh tepat. Aku menatap
a jelas bahwa namaku memang Kennomaru Hiro. Kini, dia merasa takut terhadap apa yang akan kula
seperti itu. Ditambah lagi, aku baru menyadari bahwa ternyata aku sedang berjalan mendeka
aran pasti akan mengenalimu..." jawab
m pernah sekalipun melihat sesuatu seperti layar atau semacamnya selain la
penyiaran muncul tak jauh di se
u kembali menatapnya. "Baiklah, akan kuperiksa nanti. Kalau begit
liki kemampuan yang mencukupi untuk melindungi diri. Atau, lebih tepatnya dialah yang merasa aman saat berada di dekatku. Hal itu
pria mesum itu tak kunjung
.
balok yang menjulang tinggi sekitar 2-3 meter dan entah seberapa dalam batu tersebut menembus ke dalam tanah. Pada layar
a hanya ada nama saja..." gumamku yang saat ini sedang berada di balik lebatnya deda
u mengenaliku, yang jelas aku harus berh
ng masalah yang tak berarti. Seperti, ada orang yang merasa iri dengan pencapaianku atau mungkin lebih bu
lain bukanlah hal yang mengenakkan. Lain ceritanya jika aku tahu apa yang telah
uka menjilat dan memanfaatkan prestasi orang lain untu
gar apa yang sedang mere
ebuah fitur yang tak berguna untuk menjadi penyebab terjadinya pertikaian, muncullah lay
di bawah sana atau mungkin mereka telah menunggu-nunggu
mpu membaca apa-apa yang tertulis pada layar tersebut. Entah aku harus menyesal atau
ata...' aku tersenyum kecil membayangkan bagaimana kehidupanku yang monot
naknya. Jadinya, aku mengambil langkah yang hati-ha
ersembunyianku hanya berharap orang-orang di bawah sana segera pergi. Tapi, nyatanya sebagia
aku menunggu hal yang sia-sia. Aku menghela napas sebelum beran
ndapatkan seekor burung yang sedang bertengger tak terlalu jauh setelah aku memulai perburuan. Ada beber
tangan, aku pergi menca