Narasi luka
lebih dulu turun. Sudah dua tahun dirinya meninggalkan Indonesia dan menetap di Australia, ia sangat berharap semoga kepulanganya ini adalah keputusan yang tepat mengingat masa lalu yan
memesan sebuah taksi untuk menuju ke rumah yang selama dua tahun ini mereka tinggalkan. Setelah sampai di rumah,
beberapa kebutuhannya dan Anna. Ketika sampai di supermarket Reyhan segera masuk dan mengambil troli untuknya membawa barang-baran
r
ru saja bertabrakan dengannya, membuat beberapa bungkus mie
gan Reyhan juga terjatuh. Ia memungut minumannya yang terjatuh lalu menatap dingin ke arah Reyhan. "J
saja bertabrakan dengannya, memori ingatannya kembali berputar
at pukul lima sore. Pantas saja langit sudah mulai menggelap, di tambah awa
ngan rerumputan hijau di depannya. Tangannya mengusap nisan bertuliskan nama
nisan itu. "Maaf Reyhan baru bisa
dahannya ke Australia baru kali ini ia bisa mengunjungi makam
n dan membasahi tubuhnya. Di saat ia berlari cepat untuk menghindari hujan, matanya tanpa sengaja menatap seora
menatap gadis yang baru saja di tabrakan
/
ah untuk sarapan. Di meja makan sudah ada Farid dan Amara yang duduk
g memerhatikan wajah Alana, memang benar gad
iasa," dusta Alana walau ke
a Bianca yang baru s
akai apa?" tanya Amara dengan pe
emua itu menimbulkan rasa iri dan cemburu pada dirinya. Dirinya yang lebih dul
elip muncul begitu saja melihat Alana itu hendak
ma selai cokelat,
roti tawar saat Bianca mengatakan itu, padahal baru saja Alana hendak mengolesi
tanya Farid, yang merasa heran tak biasa
aca mau cokelat,
ak kita, anak itu bisa mengambil
a kan tidak suka de
selai, selainya buat Caca aja," jawab A
as, dia saja sada
menampilkan senyum palsunya. "Gue aka
r Bu
mberikan roti yang baru saja ia ol
gat benci dengan coklat, ia harus menahan rasa tidak
s itu hanya bisa pasr
pan telah usai. Kini waktunya Ala
negeri untuk mengurus pembangunan cabang hotel kita yang ada di sana. Papa
upa kalo pulang oleh
beli oleh-oleh bu
Yuk La," ucap Bianca sambil mencium pu
un saat ia handak mencium punggung tangan Amara sama seperti yang dilaku
ma seperti Bianca, selama enam belas tahun in
u keluar dari rumah dan masuk ke mobil dalam mobil. Perjalanan m
Bianca saat mobil mereka sud
nti, Non?" ta
run, gue gak sudi anak-anak sekolah tau gue semobil
at di sekolah mereka akan seperti orang yang tidak saling kenal satu sama lai
anya bisa pasrah, lalu turun
memberanikan dirinya untuk bertanya, karena ia merasa kasihan pada Alana jika sampai berjal
g sama Papa kalo aku turunin Lala di jalan,
n menurut, jika ia sampai dipecat mau
Non selalu dijahatin sama saudara
dengan sesekali menendang kerikil yang menghal
ulai, sedangkan kelas gadis itu berada di sebrang lapangan dan di lantai dua. kemudian ia pun mempercapat langkah kakinya menuju ke kelas karena mata pel
dah bersahabat sejak SMP. Namun, sayangnya mereka berbeda kelas, Alana dan
/
arena sejak bel masuk berbunyi belum ada
ya Erick, cowok berbadan gempal, p
guru yang ke sini," balas Elvaro. Obrolan mereka pun terhenti, karena Bu Devi s
sapa Bu Devi saa
sahut satu kelas
an diri kamu." Ucapan Bu Devi itu membuat sosok yang Sedari tadi b
p paras tampan Reyhan memikat kaum hawa. Bagaimana tidak, postur tubuhnya yang tinggi, berkulit putih
m hawa penghuni kelas itu, yang
definisi keganten
teng banget
hamil ngidam
hati gue
pujian yang bisa terdenga
di belakang Erick dan Elvaro," ucap Bu
nganggukkan kepalanya, Reyhan
Indo juga," seru Elvaro samb
arnya mereka sudah saling bersahabat sejak SMP, tapi setelah lulus SMP
n makin tercium nih," ucap
makanan," cibir Elvaro s
t, Ba
g nikmat," E
ck, sekarang lanjut materi, buka bab 3 tentang nuku besar d