Terjerat Cinta Sang Mafia Obsesif Darah
gan apa yang terjadi kepada orang lain, bahkan ia m
a adalah roti dan makanan lain. Kebetulan Keiji lapar dan mengambil satu bungkus roti, lalu
r. Perlahan ia membuka matanya samar-sama
dengan suara melengking. Dengan sepontan m
uk
adan menghadap langit-langit kamar deng
berdiri dan menundukan kepalanya, seraya berkata. "Maaf aku tidak
u" ucap Keiji Yang artin
endongakkan kepalanya, terlihat Keiji dalam keadaan yang menggelikan. "Permisi,
u pikir ini salah siapa? Masih sanggup tertawa?" Keiji k
u sehingga aku tidak mengetahui mana manusi
lihat wajahnya sedetail mungkin, saat tahu wajahnya tidak ke
ti ini dari lahir!" sergah
alasan lain. "Wah...Tidak heran, wajahmu sungguh
berlumuran darah. Aku sangat suka!"
tap tenang. "Astaga, dia kumat lagi!" Minori perlahan mundur d
na!?" ceg
ganti pakaian!
atas sampai kebawah. "Tida
tidak habis pikir deng
jika kau tertarik dan meni
dengan wanita!" jawab Keiji d
iaberjalan ke arah meja kom
laki itu terasa menyimpa
ukurlah! dia tidak suka perempuan." ucapnya lega. "Eh tunggu, kenapa dia masih disini? Apa dia mau tinggal lama dirumahku?" Minori baru sadar. I
tar satu bulan, dan aku juga tidak perlu izi
omp
ap Minori mengepalkan
p ponselnya, namun tidak ada satupun pesan dari Gin. "Lihat saja nanti, aku tidak akan peduli dengan
nku!?" Minori mengambil pisau yang ada didapur, lalu kembali lagi ke tempat tidur Keiji. "Jika aku membunuhnya sekarang, pasti aku tidak akan bersalah. Aku
EK
dak menyukai perempuan. Terlihat jelas sekali bahwa dia sangat kesepian. Minori megambil napas pendek. Ia mengurungkan niat Jahatnyacil di atas kotak makanan yang
i kebiasaanya. "Pagi kalian semua, manusia pencari nafkah. Semoga hari kalian menyenang
kembali wajah mereka seketika. Karena mereka su
engah sinting. Hanya sirvi yang meladeni Minori
sanya gigimu sebelah kanan akan tampak semua, ini seperti tertutup sat
ngguh penghinaan yang besar kepada leluhurku." Minori berlari ke
yukurlah! sekarang ambil ini." Vivi m
rtas tersebut lalu
iang ada rapat dadakan. Kudengar direkt
ir dengan Gin. Karena lelaki itu selalu B
Vivi dan Ryuji s
tempat para gangster, padahal disitu akan membuat pabrik pembuatan produk k
benarnya ayah dari bo
h bos Gin terlibat aksi pembunu
ang tidak -tidak." Minori tersenyum miris
, ia tidak semangat memakan santapan yang telah dihidangkan dimeja. Hampir satu j
hanya staf bagian produksi biasa dan ha