Kisah Hidup Rinjani
a terlaksana. Kebahagiaan begit
ayang Devan yang memperlakukannya dengan lembut selalu menimbulkan desiran di hati
ini, besok saja kita mulai kerjan
kita bangkrut dong, " jawab Devan berus
" rengek Rinjani sambil mengg
erjaanku sudah banyak yang tertunda, k
menyerah dengan usah
e Surabaya, mungkin saya akan berada sem
tanya Rinjani merasa terkeju
menejemen telah menyusun jadwal kerjaku kesana, a
baru nikah sudah di tinggal? " rengek Ri
uga ngajak kamu, tapi Rinnai butik kan
a Rinjani mempersiapkan barang-barang yan
menjamahnya sebelum besok pagi-pagi berangkat ke Surabaya.Rinjanipun mengganti pakaian
mengejar pesawat pagi karena kecape'an" ucap Devan kepada Rinjani, tatk
sedikit terasa di hatinya. Yang banyak adalah rasa kecewa.Bayangan
bila berdekatan dengan Devan. Tapi mendapat p
i pun tertidur
, Devan memban
tika dia merasakan ada guncangan di
Mas takut kena macet di jalan. Mas istirahat
kan kah dari sini kebandara hanya memakan w
ujuh pagi?" tanya Rinjani berusaha mendapat
as harus ke kantor dulu, ada berkas yang harus Mas
bangunin Mang Kusno
k mengganggu Mang Kusno pagi-pagi begini. Kasihan
am mencerna p
mau berangkat sekarang? "
Rinjani pun menyambut tangan Devan dan mencium punggung tangan Devan. Setelah itu
tubuh Devan. Devan membalas pelukan Rinjani la
sambil mengurai pelukan mereka.Kem
jangan lupa kabari
ti, " jawab Devan sambi
njani. Tapi Rinjani tidak ingin memikirkan hal buruk. Toh Devan sudah menerangka
bangun dalam pelukan Devan, kini terasa ada yang kurang. Tangan Rinjan
dia berhasil memulihkan kesadarannya. Rinjani masih ingin bermanja
tempat tidur dan mulai melangkah masuk ke dalam kamar mandi. Rinjani in
nnai butik, Rinjani mengir
Namun hingga siang, pesan tersebut masih terliha
ani.Rinjanipun mencoba menelepon Devan. Namun yang menyam
Devan telah membalas pesannya.Namun tindakannya sia-sia saja. Hatinya malah bertambah gelisah se
njani tersebut masih dalam posi
ni menghembuskan
idak kepikiran kepadaku yang sibuk
coba menelepon
tidak bisa dihubungi" pesan suara ope
akhirnya Rinjani meninggalkan Rinnai but
baru di beli oleh Devan. Kata Devan s
matanya, berbagai pertanyaan dan berbagai pemi
anmu Mas? " g
tanda tanya memenuhi kepala dan hatinya. Dada Rinjani pun terasa sesak di buatnya. Tanpa bisa di
terlelap. Hingga akhirnya, R
pesan Devan disana. Namun untuk ke sekian kalinya Rinjani masi
pipinya dan tidak bisa dia tahan.Kegelisahan dan kerinduan menyatu
ambar hendphone tersebut. Ada nama Devan disana. Dengan tidak s
Suara Devan terdeng
ikums
ni berusaha menekan perasaan dan tangi
at sibuk, Mas tidak sempat mem
sekedar memberi kabar kepada istri Mas
kembali karena tidak m
s, "jawa
an?tanya Devan dengan
anya aku merindukan Ma
ni, istri Mas yang paling c
rjaan Mas disana
, banyak pekerjaan Mas yang tertunda
ng bisa bantuin Ma
kan sendiri, biar semuanya ber
jangan terlalu capek. Aku tidak
s harap kamu bisa mengerti kalau Mas ti
ntaan Devan. Hati Rinjani kini selalu terisi oleh Devan. Rinjani mengingi
" kembali D
, saya bisa memakluminya, tapi Mas Devan tolong jaga
s tutup dulu ya? Mas mau sarapan, " ucap Devan
ni terhenti karena menyadari sambun
hir. Masih banyak hal yang ingin di katakan oleh Rinjani. Masih banyak hal j
at tidur.Tulang-tulangnya terasa lemas. Rasanya tu
alam selimut tersebut. Rinjani menutup seluruh tubuhnya, karena kawatir kalau Bibi di rumahnya akan mendengar sua
menit kemudian. Selimut yang menutupi tubuh Rinjani, membuatnya pe
ya. Rinjani ingin mengambil air minum di dapur. Menangis selama lima belas menit dengan suara yang lumayan ke
angat kasihan. Rambutnya acak acakan. Rinjani kerap kali menggeraya